Jumat, 26 Oktober 2007

TAJUK : Kebangunan Berpangkal dari Daerah-Daerah

AGRINA kali ini menempatkan Kabupaten Sukabumi dalam sorotan. Pada nomor-nomor sebelumnya AGRINA juga menyoroti kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin (Sumatera Selatan) dan Landak (Kalimantan Barat). Dan untuk komoditas spesifik dan unggulan (jagung dan padi), kami pernah pula mengusung Provinsi Gorontalo. Mengedepankan keberhasilan daerah menggali potensi besarnya dan mengangkat kemajuan bagi rakyatnya adalah untuk melukiskan keserasian “town and country”, di mana  kota dan daerah-daerah belakangnya saling bersimbiosis mutualisme.

Daerah dengan desa-desanya menjadi hinterland, sumber yang menjamin way of life orang kota dengan segala kebutuhannya. Komoditas tradisional yang menjadi sumber devisa (dari ekspor) semuanya berada di desa di daerah-daerah. Keserasian ini ditunjukkan dengan jelas ketika Belanda membangun Jalan Pos Besar dan kemudian jalan kereta api yang menghubungkan kota-kota dan daerah produksi. Sukabumi menjadi salah satu titik dari “urat nadi kemakmuran” yang bahkan masih berlaku sampai sekarang ini.

Sukabumi dihubungkan dengan jalan kereta api dan jalan raya Daendels itu. Bahkan hanya dengan tiga kecamatan, pemukiman para tuan kebun dan administraturnya di sana mendapatkan privilege menjadi gemente. Sejak zaman Belanda, kota Sukabumi sudah berstatus kotamadya.

Kabupaten Sukabumi sendiri adalah kabupaten terbesar di Jawa Barat. Kecamatannya berjumlah 45, kelurahannya sebanyak 345. Sukabumi adalah “Gurilap”, gunung-rimba- laut-pantai. Di semua tempat itu terdapat tanaman produktif yang sesuai dengan tanah dan klimatnya. Ada bahan tambang, ada tanaman pangan, hortikulutra, teh, karet. Ada peternakan unggas dan peternakan besar. Ada laut dan pantai sepanjang 117 km yang memberi ruang buat perikanan budidaya dan tangkap. Kabupaten itu diayomi dua gunung berapi, Gede dan Pangrango, yang selalu memberi lapisan tanah yang subur. Jaraknya cuma 120 km dari Jakarta.

Kalau dilihat dari prasarana yang ada, potensi SDA, mutu tanah dan iklim yang mendukung, serta SDM-nya, semuanya mendukung. Ada beragam komoditas yang dihasilkan di sana, dan semua sudah punya captive market. Standar hidup orang Sukabumi juga cukup baik. Sampai 20 tahun lalu, misalnya, mayoritas bus antar-kota yang dimiliki pemodal Sukabumi memakai mesin Mercedes Benz. Di sana ada sekolah negeri dan swasta yang baik. Perguruan tinggi bergengsi berada di kota-kota besar Bogor dan Bandung yang bak “selemparan batu” jauhnya. Maka, apa yang kurang dari Sukabumi, baik kabupaten mau pun kotanya? Tidak ada!

Buat orang-orang yang sempat menikmati Sukabumi di awal republik sampai awal 1980-an, kabupaten Sukabumi dan kotamadya Sukabumi adalah tempat yang ngangeni, karena sesuai namanya, tempat itu memang menjadi kesukaan orang-orang pendatang. Kota  dan daerah onderneming lainnya di Indonesia yang membangkitkan nostalgia (dengan kekecualian Bandung dan Medan yang “sudah sangat berubah bentuk”) adalah Garut,  Salatiga, Malang, Pasuruan, Bukittinggi, Pematang Siantar. Tapi dari semuanya itu, Sukabumi masih lebih kuat menampakkan sisa-sisa wajah kemakmurannya. Yang ingin dikemukakan di sini adalah, bangkitkanlah kebanggaan orang-orang Sukabumi akan sejarah kebesarannya. Tidak ada yang kurang dengan Sukabumi, yang kurang adalah self-esteem, rasa percaya diri, kurang mengusung martabatnya sebagai orang yang punya sumber-sumber kemakmuran dan tradisi besar.

Apabila semua kabupaten dengan potensi besar SDA dan SDM, dan dengan segala kewenangan otonominya dan kekuatan kepemimpinan daerahnya, digerakkan dengan optimal, maka kebangkitan daerah-daerah tersebut niscaya mendorong kebangunan merata se-Indonesia,  ekonominya, kebangsaannya, dan kenegaraannya. Kebesaraan Indonesia bisa dimulai dari daerah-daerah. Jadikanlah daerah dan desa sebagai pangkalan pembangunan nasional semesta kita. Kebesaran yang berakar dari kekuatan kekuatan daerah dan desa, menjadikan seantero RI yang maju dan bermartabat, yang tidak bakal warganya dipermalukan di negara tetangganya.    

   

Daud Sinjal

 

 

 

 

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain