“Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah pembangunan ekonomi yang kompleks. Masalah pembangunan ekonomi tersebut memerlukan pemecahan sesegera mungkin karena menjadi landasan pembangunan berikutnya,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000—2004, saat diwawancarai AGRINA.
Masalah pembangunan ekonomi apa yang dimaksud ?
Sejumlah masalah yang dimaksud mencakup pendapatan rakyat rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih relatif tinggi, ketimpangan ekonomi, pembangunan ekonomi berjalan lambat, utang luar negeri relatif tinggi, kelangkaan energi, ketahanan pangan keropos, dan kemerosotan mutu lingkungan hidup. Dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang juga menghadapi kesulitan pembiayaan pembangunan, untuk memecahkan masalah tersebut kita perlu melakukan penajaman strategi pembangunan ke depan.
Strategi pembangunan atau industrialisasi yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan utama berikut. Pertama, memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang luas, relatif cepat, dan efektif sehingga mampu menyelesaikan masalah tersebut secara simultan. Kedua, tidak mengandalkan pinjaman luar negeri dan boros devisa. Sebaiknya perlu diupayakan tidak hanya menghemat devisi melainkan juga menghasilkan devisa.
Ketiga, akomodatif terhadap sumberdaya yang kita miliki, terutama terhadap kualitas sumberdaya manusia (SDM) saat ini. Dan keempat, secara keseluruhan dapat memperkuat fundamental ekonomi dan membangun kemampuan bersaing Indonesia dalam globalisasi yang sedang berlangsung.
Dengan persyaratan strategi yang demikian ideal memang tidak banyak pilihan bagi kita saat ini. Pilihan yang paling realistis dan rasional saat ini adalah proses industrialisasi dimulai dengan memodernisasi sistem dan usaha agribisnis. Sistem dan usaha agribisnis yang dimaksud merupakan suatu kluster industri yang mencakup sektor pertanian, industri hulu dan hilir pertanian (agroindustri), sektor perdagangan input dan hasil pertanian, serta sektor-sektor jasa yang terkait langsung.
Mengapa sistem dan usaha agribisnis yang menjadi pilihan?
Karena peranannya sangat besar dan kontribusi sistem agribisnis sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Contohnya dalam penyerapan tenaga kerja. Sistem agribisnis menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Mulai dari pekerja di sektor pertanian, sektor perdagangan hasil-hasil pertanian dan industri hilir pertanian, serta sektor jasa yang melayani pertanian, agroindustri, dan perdagangan hasil pertanian.
Selain itu, sistem agribisnis juga berada pada sebagian besar dunia usaha di Indonesia. Mulai dari usaha mikro, rumah tangga, kecil—menengah, koperasi, dan usaha korporasi baik formal maupun informal. Usaha-usaha tersebut bergerak pada industri hulu pertanian, usaha pertanian, industri hilir pertanian, kegiatan perdagangan dan kegiatan jasa-jasa terkait pertanian di seluruh daerah.
Pada taraf perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, sistem agribisnis masih merupakan sektor ekonomi yang akomodatif terhadap keragaman kemampuan tenaga kerja dan entrepreneurship yang dimiliki rakyat Indonesia.
Kini sistem agribisnis di Indonesia bukan hanya terbesar dalam menyerap tenaga kerja dan dunia usaha, tetapi juga penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, sistem agribisnis pun penyumpang ekspor nasional yang cukup besar. Sekitar 50% dari ekspor total Indonesia adalah produk-produk agribisnis.
Apakah sistem agribisnis dapat dikaitkan dengan upaya kita mempercepat pembangunan ekonomi daerah?
Sebagian besar dari provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di Indonesia saat ini, kemajuan perekonomiannya sangat tergantung pada kemajuan sistem agribisnis. Bila sistem agribisnis berkembang, maka perekonomian daerah-daerah tersebut juga akan lebih mudah berkembang. Fakta demikian memberi petunjuk kepada kita bahwa proses industrialisasi di Indonesia harus kita mulai dari sistem agribisnis. Sistem agribisnis harus lebih dulu kita kembangkan atau modernisasi, baru kemudian melangkah atau diperluas ke industri-industri lain.
Keberhasilan memodernisasi sistem agribisnis akan memudahkan kita dalam memodernisasi sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan. Angka pengganda tenaga kerja agroindustri yang merupakan bagian dari sistem agribisnis yang cukup besar. Angka pengganda nilai tambah yang cukup besar. Serta koefisien keterkaitan ke depan (forward linkages effect ratio) dan keterkaitan ke belakang (backward linkages effect ratio) yang relatif tinggi. Semua itu memberi keyakinan bahwa strategi industrialisasi yang dimulai dari sistem agribisnis akan efektif dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan, percepatan pembangunan ekonomi daerah, dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Untung Jaya