Selasa, 4 September 2007

Tambahan Rupiah dari Si Penyeling

Meski hanya ditanam sebagai selingan atau penggilir, usaha tani kacang panjang dapat memberikan hasil yang cukup lumayan

Pergiliran tanaman biasa dipraktikkan petani untuk mengendalikan hama secara alami. Namun di sisi lain, praktik tersebut menghasilkan tambahan pendapatan bagi si petani. Salah satu jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan sebagai selingan adalah yard long beans alias kacang panjang. H. Emang, warga Kampung Sawah, Kec. Ciampea, Kab. Bogor, salah satu contoh petani yang memilih sayuran bahan sayur asem ini sebagai tanaman selingan

 

Rp375 Ribu per Panen

Ketika ditemui di rumahnya, H. Emang menuturkan, sehabis tanam padi, “Terus dilanjutkan dengan tanaman hortikultura seperti kacang panjang atau ketimun.” Petani berusia 67 tahun tersebut mempertimbangkan kacang panjang sebagai penyeling karena umurnya pendek. Mulai tanam sampai siap dipetik, hanya membutuhkan waktu 45 hari sehingga tidak mengganggu siklus tanaman utama.

 H. Emang mengaku memanen kacang panjang tiap hari yang hasilnya mencapai 150 kg per panen. Tiap tanaman menghasilkan rata-rata empat polong kacang panjang yang siap panen. Menurut pengalamannya, tanaman kacang panjang dapat dipanen kurang lebih 12 kali per musim tanam. Setelah itu, tanaman tetap berbuah tetapi produktivitasnya sudah menurun. "Paling hanya bisa dapet  50 kilo aja," tambahnya.

Dengan harga jual yang cukup bagus saat pertengahan Agustus lalu, sekitar Rp2.500 per kg untuk kategori super, bapak sembilan anak ini mendapat pemasukan sebesar Rp375ribu per tiga hari dari kebun seluas 2.000 m². Sedangkan untuk polong yang kategori BS, ia bawa pulang untuk dikonsumsi sendiri karena jumlahnya sedikit.

Tipe kacang panjang yang ditanam H. Emang adalah tipe merambat. Polong kacang panjang yang masuk kategori super miliknya adalah yang kulit polongnya kencang dan warnanya hijau segar. Selain itu bijinya tidak keluar dari polong dan jika digigit bijinya terasa manis.

 

Gampang Dirawat

Saat ditanya mengenai cara bertanam kacang panjang, H. Emang menerangkan, budidaya kacang panjang diawali dengan pembuatan lajur (garit) agar baris tanaman lurus dan rapi. Setelah itu dibuat lubang dengan jarak 20 cm x 50 cm. Diameter lubang tersebut kira-kira sebesar 15 cm. Pada setiap lubang tanam dimasukkan sekilo pupuk kandang dan satu sendok makan campuran pupuk NPK. Pupuk kemudian dibiarkan selama seminggu.

Dengan menggunakan tugal, lubang tanam baru dibuat di samping lubang yang telah diisi pupuk. Di setiap lubang tanam itu dimasukkan benih sebanyak dua biji. Selang seminggu setelah tanam, tinggi tanaman kacang panjang sudah mencapai 15 cm. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah tertiup angin dan rantingnya tidak menggumpal, dipasang ajir sebagai penopang.

Empat minggu setelah tanam, H. Emang menambahkan pupuk urea sebanyak 75 kg per 1.000 tanaman dengan cara ditabur. Tentang perawatan tanaman, ia hanya melakukan penyulaman dan penyiangan. Penyulaman dilakukan pada lima hari setelah tanam (HST) untuk mengganti benih yang tidak tumbuh. "Dari 10 benih yang ditanam, paling cuma satu dua yang nggak tumbuh," terangnya. Penyiangan dimaksudkan untuk menghilangkan rumput pengganggu yang tumbuh di sekitar garitan.

Tiga puluh lima hari setelah tanam, kacang panjang sudah mulai berbunga. Supaya tidak terserang hama, misalnya kutu daun, lalat buah, dan ulat grayak, kakek 20 cucu ini rutin  menyemprot tanamannya seminggu sekali dengan insektisida. "Saya biasanya pakai Decis yang dilarutin pake air,” sambungnya

Walaupun masa dan jumlah panennya singkat serta hanya dimanfaatkan sebagai tanaman selingan, tetapi dari sisi ekonomi kacang panjang sangat menguntungkan bagi petani.

 

Selamet Riyanto

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain