Anda boleh jadi sudah akrab dengan Gubuk Makan Mang Engking. Tapi tahukah Anda Engking Sodikin, sang pemilik, setidaknya meraup keuntungan Rp100 juta per bulan?
Setelah membuka enam rumah makan bermenu utama udang galah di Yogyakarta, Semarang, Depok, Surabaya, dan Pandaan, lelaki kelahiran Tasikmalaya ini berencana menambah cabang di Taman Wisata Mekarsari-Bogor dan Bali. Maksud Engking hendak segera menambah jumlah resto, apa daya bahan baku tak sampai. Dengan pasokan hanya 6 ton udang galah per bulan, gubuk makannya harus tutup lebih awal.
Mengajak Bermitra
Sumber pasokan utama udangnya dari Yogyakarta, Tasikmalaya, dan Ciamis. Sumber yang lain juga diperoleh dari Batang, Pekalongan, Klaten, Solo, Karanganyar (Jateng) dan Cianjur, Bogor (Jabar). Untuk mengamankan pasokan bahan baku, Engking menawarkan kemitraan kepada para petani sekaligus mengajak para investor untuk bergabung.
Kepada petani, Engking meminjamkan benih dan pakan, sekaligus memberi bimbingan teknis budidayanya. Harga benih umur dua bulan dihargai Rp200 per ekor dan pakan Rp5.500 per kg. Benih dan pakan bisa dibayar tunai atau utang tanpa bunga. “Saya hanya dapat untung dari penjualan benih dan pakan itu. Keuntungan penjualan udang semua milik petani,” urainya.
Syarat kerjasama kemitraan ini hanya keseriusan dan kemampuan usaha serta komitmen untuk menjual hasil panen kepada Engking. Hasil panen diambil sendiri oleh Engking. Pasalnya, udang harus sampai ke gubuk makan dalam keadaan hidup sehingga butuh sarana pengangkutan cukup mahal, di antaranya blower dan genset yang umumnya tidak dimiliki petani.
Rp2,8—Rp5,8 Juta per Siklus
Menurut Engking, salah satu daya tarik udang galah adalah “si bongkok” ini termasuk komoditas berkelas. “Karena konsumennya berkelas, maka petaninya pun menjadi berkelas,” tandasnya. Konsumen udang galah yang datang ke gubuk makannya sangat berpeluang untuk menjadi investor sehingga usahanya lebih cepat berkembang.
Konsumennya tidak mengenal krisis ekonomi. Jadi wajar bila harga udang kalis dari gonjang-ganjing. “Harga terus naik meskipun sedikit-sedikit, tetapi tidak pernah turun,” terang ayah dua putra ini.
Udang galah juga tidak mengenal musim tebar. Berbeda dengan gurami atau lele yang sensitif terhadap suhu sehingga harga benih meningkat pada saat musim kemarau.
Si bongkok menjanjikan keuntungan hingga 300 persen dengan teknik budidaya sederhana. Untuk luasan 1.000 m2, ongkos produksinya sekitar Rp3,2 juta per siklus selama tiga bulan. Rinciannya, pembelian 6.000 ekor benih Rp1,2 juta, pakan 300 kg senilai Rp1,65 juta, pupuk 50 kg seharga Rp50.000, dan biaya tenaga kerja Rp300 ribu.
Dengan tingkat kematian 5 persen, petani akan memperoleh sekitar 150 – 200 kg udang galah ukuran 25 ekor per kg (40 gram). Jika harga jual udang Rp40.000—Rp45.000, pendapatan pembudidaya akan berkisar Rp6 juta—Rp9 juta per panen.
Tips Budidaya
Tips budidaya ala Engking yang pertama adalah mengidentifikasi sumber air di kolam budidaya. Jika menggunakan air mengalir dan shelter sebanyak 50% dari luasan kolam, padat tebarnya 12 ekor benih umur dua bulan per m3. Namun kalau airnya tidak mengalir, padat tebarnya hanya tiga ekor per m3.
Disarankan menggunakan kolam tanah dalam membesarkan udang galah. Alasannya, udang dapat merangkak naik melalui tepi kolam untuk mendapatkan oksigen jika suplai oksigen di dasar kolam menipis. Namun pada kolam semen, udang tidak mampu merayap naik. Selain itu, kolam semen dapat menumbuhkan lumut yang membuat gerakan udang terbatas dan juga mengakibatkan perebutan oksigen. Lumut pun berbau busuk dan mencemari air kolam. Lumut yang mati mengapung di kolam menghalangi jatuhnya pakan.
Tips kedua adalah disiplin dalam memberi makan karena udang galah sangat setia terhadap jadwal pemberian pakan. Kalau lewat waktu ransum belum diberikan, sifat kanibalnya muncul sehingga kematian meningkat. Pakan sebaiknya diberikan pada pukul 07.00, 18.00, dan 21.00. Pemberian pakan optimal diberikan pada malam hari karena udang ini termasuk hewan yang aktif malam hari.
Selain pellet, berikan pula pakan tambahan berupa keong mas, bekicot, dan ikan rucah segar. Jumlah keong mas sebanyak 5 kg per hari setiap pukul enam sore.
Dalam setahun, pembesaran dapat dilakukan tiga kali karena umur panen mencapai tiga bulan.
Faiz Faza (Yogyakarta)