Foto: Humas BPPSDMP
Kementan mengimplementasikan kebijakan PAT
SIMEULEU (AGRINA-ONLINE.COM) Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah cepat dengan meluncurkan kebijakan Perluasan Areal Tanam (PAT). Tindakan ini merupakan respon terhadap kendala yang muncul akibat perubahan iklim. Berbagai tantangan serius dalam produksi beras nasional.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, Kementan telah mengimplementasikan kebijakan PAT dengan program optimalisasi lahan (Oplah), pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo di seluruh wilayah yang memiliki potensi tinggi untuk ditanami. Salah satu lokasi yang memiliki potensi tersebut adalah Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, PAT merupakan aksi nyata untuk mengantisipasi darurat pangan. Dijelaskannya, komitmen akan kegiatan tersebut adalah pencapaian realisasi sesuai target dari masing-masing wilayah di tiap provinsi.
Meski demikian, Mentan menegaskan jika dibutuhkan peran penyuluh untuk mendukung hal tersebut. Ia menambahkan, penyuluh adalah garda terdepan dalam pembangunan pertanian, memiliki fungsi vital dalam mensuksekan program utama Kementan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti, mengatakan peran penyuluhan dalam pengawalan PAT juga sangat krusial untuk memastikan bahwa teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
"Para penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan bimbingan dan dukungan teknis yang diperlukan bagi petani di setiap kabupaten," tegas Santi.
Dalam kunjungan kerja yang dilakukan di Kabupaten Simeuleu, Jumat (20/09/2024), Kementan melalui BPPSDMP, melakukan peninjauan lokasi pertanian di Kabupaten Simeuleu untuk mengantisipasi krisis pangan. Di antaranya memonitoring program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan program pompanisasi. Selain itu dilakukan Pembinaan Penyuluh Pertanian di lapangan yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Simeulue dan Koordinator Penyuluh.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, memastikan bahwa program optimalisasi lahan ini bermanfaat bagi para petani di Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Simeulue.
”Selain oplah saya juga memastikan pompa yang telah dikirimkan oleh Kementan kepada Kabupaten Simeulue telah diberikan ke petani di lapangan sebelum akhir Bulan September untuk percepatan pertanaman”, Ujar beliau.
“Perawatan dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi perhatian khusus, sehingga di masa yang akan datang alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan khususnya Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) dapat berkontribusi di Kabupaten Simeulue”, tambah Munifah.
Ditambahkan oleh PJ. Bupati Kabupaten Simeulue, Teuku Reza Fahlevi yang menyatakan bahwa delapan puluh persen penduduk di Simeulue memperoleh pendapatan dari pertanian.
”Bantuan pompa yang telah diberikan sangat bermanfaat bagi petani, selain itu kami telah membentuk Brigade untuk mendukung persiapan penanaman terutama olah lahan dan pengairan”, kata Teuku Reza.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Simeulue, Samsuar juga menyampaikan bahwa mencanangkan program tanam serentak di Kabupaten Simeulue, dengan perluasan areal tanam sebesar 7.172 Ha. ”Bantuan yang telah diberikan sangat bermanfaat bagi petani”, ujar Samsuar.
Ada beberapa lokasi kunjungan yaitu Kecamatan Simeulue Tengah, Kecamatan Simeulue Cut, dan Kecamatan Salang yang merupakan lokasi Oplah. Sehingga diharapkan Kabupaten Simeulue tahun 2024 ini bisa mengulang tahun 2022 yang bisa surplus beras.
Sabrina Yuniawati