Foto: Humas Kementan
Hadapi Kekeringan, pemasangan pompa harus dimasifkan
JAKARTA (WWW.AGRINA-ONLINE.COM) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemasangan pompa harus dilakukan secara masif untuk mengantisipasi kekeringan akibat gelombang panas dunia. Mentan tidak ingin antisipasi yang terlambat malah membuat Indonesia mengalami konflik sosial karena tidak mampu menyediakan pangan rakyat secara cukup.
Menurut Mentan, pemerintah telah menargetkan capaian swasembada dan juga lumbung pangan dunia agar bisa dicapai dalam waktu cepat. Sehingga, fokus kerja yang sedang dilakukan adalah memasang pompanisasi, mencetak sawah hingga mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Indonesia pernah swasembada 2017, 2019, dan 2020. Sehingga perlu adanya kolaborasi karena bertekad Indonesia harus swasembada lagi.
"Saya selalu sampaikan bahwa sekarang kita perlu pompanisasi untuk memenuhi air dari sungai ke sawah. Mengapa? mustahil kita lolos dari krisis pangan kalau solusi cepat ini tidak kita lakukan. Ingat saat ini ada 50 negara yang mengalami kelaparan. Jangan sampai kita mengalami hal yang sama," ujarnya, Jakarta (27/6).
kata Mentan, petani tidak perlu khawatir karena pertanian terus menjadi perhatian Presiden Jokowi dan juga dilanjutkan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Di antaranya adalah penambahan alokasi pupuk hingga 100 persen serta keterlibatan TNI dalam memasang pompanisasi.
"Ada dua saja yang kita fokus kerjakan saat ini dan Insyaallah menggoncangkan dunia. Keduanya adalah padi dan jagung. kemudian kita juga bersyukur pada Presiden karena kita memiliki 61 waduk yang bisa mendukung cetak sawah. Ini kita harus ada kolaborasi bersama," katanya.
Mentan mengaku saat ini pemerintah tengah membangun pertanian modern yang bisa menarik anak muda mau bertani. Di antaranya adalah penggunaan teknologi seperti drone, remote control, combine harvester serta deretan mesin canggih lainnya.
"Kami bangun pertanian modern dengan tujuan menekan biaya produksi hingga 50 persen. Dengan begitu generasi kita masuk ke pertanian karena ada remote control dan teknologi canggih lainnya. Kita bangun 10 ribu hektare di Jabar, 10 ribu di Jateng dan seterusnya. Semua menggunakan teknologi dan mekanisasi," jelasnya.
Sabrina Yuniawati