Foto: VNU Asia Pacific
Kiri-kanan: Ratti Veerawong, Katharina Staske, Dr. Gijs Theunissen, Karsten Ziebell, Dr. Vanida Khumnirdpetch, Jeroen van Hooff (CEO Royal Jaarbeurs), Wilaiwan Tawichsri (Secretary-General of the Thai Coconut Oil Conservation and Development Association), Panadda Kongma, Igor Palka (Managing Director, VNU Exhibitions Asia Pacific), Chanida Clarke
Bangkok, Thailand (AGRINA-ONLINE) – Lebih dari 300 peserta pameran internasional dari 28 negara tampil dalam gelaran dua tahunan yang dihelat German Agricutural Society (DLG), VNU Asia Pacific, dan didukung Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand. Pameran yang dihelat pda 22-24 Mei 2024 ini menampilkan inovasi industri alat mesin pertanian (alsintan) dan hortikultura di Asia.
Bertempat di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC), Bang Na, Thailand, para pengunjung, yakni petani skala besar, koperasi, dan agen alsintan di Asia untuk mengeksplorasi alsintan dan solusi yang tepat dari sejumlah pabrikan alsintan. Antara lain, AGCO, Massey Ferguson, Case New Holland, Changfa, CLAAS, Fliegl, John Deere, Mahindra & Mahindra, dan Netafim.
Para produsen tersebut menawarkan solusi teknologi untuk mengatasi tantangan di kawasan Asia mulai dari peningkatan hasil hingga optimalisasi pemanfaatan air dan sumberdaya alam. Saat dunia pertanian menghadapi tantangan berat, seperti dampak perubahan iklim, kelangkaan pangan, dan keberlanjutan lingkungan, solusi teknis yang ditampilkan dalam pameran AGRITECHNICA ASIA & HORTI ASIA akan semakin penting.
Tahun ini penyelenggara tidak hanya menampilkan inovasi-inovasi untuk memperbaiki produktivitas kebun tetapi juga mempromosikan praktik-praktik budidaya berkelanjutan dan teknologi pertanian pintar yang meningkatkan konservasi lingkungan dan sistem pangan. Pameran paralel ini memfasilitasi para pemimpin industri dari seluruh dunia untuk bertukar pengetahuan dan pandangan yang akan mengembangkan kawasan ini lebih jauh lagi.
Katharina Staske, Managing Director of DLG Asia Pacific, menggarisbawahi skala dan keberagaman dalam edisi ini. “Kami akan menampilkan pabrikan terkemuka dari semua sektor sepanjang rantai nilai dalam produksi tanaman. Contoh, pakar pengolahan lahan, seperti Lemken dari Jerman, Shaktiman dari India, dan KW Metal Work asal Thailand,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pengunjung dari 62 negara sudah terdaftar sehingga membuat AGRITECHNICA ASIA edisi ke-4 ini menjadi pusat komunitas pertanian di Asia untuk menggali lebih jauh tentang keberlanjutan dan inovasi. Edisi ini mengusung tema “Kreasi Bersama dan Jejaring yang Berkelanjutan”.
Sementara dalam konferensi akan menekankan teman-tema yang mendalam tentang menghindari polusi udara akibat pembakaran limbah, upaya pencapaian netralitas karbon, dan adopsi pertanian pintar.
Diskusi akan dipimpin para profesional yang aktif dalam Thailand Society of Sugar Cane Technologists, International Rice Research Institute, the Thai Society of Agricultural Engineering, dan the Asian Association for Agricultural Engineering.
Panadda Kongma, Vice President of Business for VNU Asia Pacific, menyatakan kegembiraannya menyambut gelaran tahun ini. "Horti Asia ke-8 ini akan mentransformasi dunia hortikultura secara signifikan. Bersama para pemain alsintan dunia, ada Netafim and Klasmaan-Deilmann, yang bermitra dengan Dummen Orange and Agaris. Kami juga bangga berkolaborasi dengan Kedutaan Belanda dan Masyarakat Hortikultura Thailand yang akan meningkatkan pertukaran pengetahuan global," ulasnya.
Dr. Vanida Khumnirdpetch, Direktor Biro Luar Negeri Kementerian Pertanan dan Koperasi Pertanian Thailand menekankan respons strategis terhadap tantangan dalam pertanian global. "Kita menghadapi tantangan perubahan iklim, keberlanjutan, dan keamanan pangan. Ide-ide yang inovatif dan kolaboratif sangat penting untuk mengatasi masalah tersebut. Dan ini bisa didapatkan dari AGRITECHNICA ASIA & HORTI ASIA,” tuturnya.
Kerja Sama dalam Keamanan Pangan
"Mengatasi tantangan ketahanan pangan di tengah perubahan sangat penting bagi kita yang berada di dunia pertanian,” kata Dr. Gijs Theunissen, Konsul Pertanian Kedutaan Belanda di Thailand.
"Pada Horti Asia 2024, Kedubes Belanda bersama mitra Thailand, mengadakan diskusi tentang Hortikultura yang Inovatif dan Berkelanjutan. Tujuannya untuk saling bertukar pengetahuan mengenai praktik pertanian dan hortikultura untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan," imbuhnya.
Sementara Karsten Ziebell, Team Leader of the German-Thai Cooperation Project on Innovation Networks (GETHAC) menyatakan, “Kami sangat gembira untuk mengundang para penyedia teknologi berkelanjutan dalam sesi hari ketiga, 24 Mei 2024, guna menghadirkan solusi nyata. Kami ingin meningkatkan keberlanjutan produksi pertanian dan berkontribusi dalam transformasi pertanian Thailand.”
Selain pameran alsintan dan konferensi, penyelenggara juga memfasilitasi temu bisnis dan transfer pengetahuan para petani Thailand dengan para pakar pertanian global.
Peni Sari Palupi