Foto: Kementerian Pertanian
Pelatihan yang diselenggarakan BBPTP Medan diapresiasi dan direspon positif para peserta
SUMUT (AGRINA-ONLINE.COM) - Kopi organik Indonesia semakin dilirik pasar global. Rasa kopi organik memiliki cita rasa yang lebih murni dan alami. Tak hanya itu, produk kopi organik pun lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan berbagai senyawa kimia berbahaya.
“OPT yang menyerang tanaman kopi merupakan faktor pembatas produksi yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang serius melalui penerapan taktik dan strategi yang tepat".
"Demi menjaga kualitas kopi organik, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan khususnya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas kopi organik, salah satunya dengan melakukan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan kepada pekebun dalam menerapkan teknologi perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT", ujar Parlin Robert Sitanggang, selaku Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan.
Ia menjelaskan, sebagai salah satu upaya pengembangan kawasan organik kopi khususnya di Prov. Sumatera Utara telah dilakukan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan pembuatan indukan MOL dari perakaran tanaman bambu.
Pelatihan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Kegiatan Pengembangan Kawasan Desa Organik BBPPTP Medan, mendapatkan apresiasi dan respon yang positif dari 12 orang petani kopi yang merupakan anggota Kelompok Tani Setia Tani dan 8 orang petugas Dinas Pertanian Kab. Tapanuli Selatan di Desa Pahae Aek Sagala Kec. Sipirok Kab. Tapanuli Selatan.
Peserta pelatihan terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan dan berharap hasil pelatihan dapat mereka manfaatkan untuk mengembangkan kopi organik di desa mereka.
Lebih lanjut Parlin mengatakan, upaya lain seperti pendampingan Good Agricultural Practices (GAP) Kopi di lapangan maupun pendampingan administratif tetap dilaksanakan oleh BBPPTP Medan sebagai instansi yang didaulat membina petani organik di wilayah binaannya.
“Semoga semakin banyak lagi petani dan desa yang mengusahakan kebun kopi mereka menjadi kopi organik sehingga pertanian organik kopi di Prov. Sumatera Utara dapat meningkat dari segi jumlah petani, produksi maupun kualitas produksi,” harap Parlin.
Galuh Ilmia Cahyaningtyas