Foto: - Dok. Ditjen Perkebunan
Percepatan tanaman dilakukan mengingat persediaan air masih melimpah
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM). Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para petani di Desa Leppangan, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan untuk mempercepat proses tanam seusai panen raya yang digelar hari Minggu, 16 April 2023.
Menurut SYL, percepatan tanam wajib dilakukan mengingat persediaan air di bulan ini masih dalam kondisi melimpah.
"Jadi bukan hanya panen saja yang kita lakukan, tetapi juga mencanangkan percepatan tanam karena air masih melimpah. Apalagi kita akan menghadapi musim kemarau yang cukup panjang," ujar SYL pada Minggu sore.
SYL mengatakan, Kabupaten Pinrang merupakan kabupaten subur yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan ketersedian pangan nasional. Di sana rata-rata produksi petani mencapai 8,2 hingga 8,8 ton per hektar. Karena itu, dia ingin momentum panen raya dapat dijaga bersama melalui percepatan tanam serentak di seluruh Indonesia.
"Dan saya senang karena petani di sini sangat semangat untuk bekerja dan kita wajib memberikan rasa apresiasi dan terima kasih bahwa produksi kita yang seperti ini adalah upaya dan kerja keras mereka," katanya.
Mentan ingin, percepatan ini dapat menghasilkan panen kembali pada tiga bulan berikutnya. Yang penting, kata dia, petani mau bekerja dengan teknologi mekanisasi serta menggunakan benih unggul yang tahan cuaca.
"Beras kita produksinya melimpah, kita punya over stok yang cukup. Saya kira enggak ada masalah dan sesudah ini kita panen lagi 3 bulan kemudian kita panen seperti itu," katanya.
Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid menyampaikan terima kasih atas dukungan dan arahan jajaran Kementerian Pertanian atas berbagai bantuan dan pendampingan petani di wilayahnya. Menurut dia, capaian yang ada saat ini masih berpotensi meningkat seiring adanya bantuan teknologi dan mekanisasi pertanian.
"Jadi kalau melihat hasil produksi yang ada saat ini sudah mampu melampaui target produksi di tingkat nasional. Makanya, kami sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada jajaran kementan yang terus mengikuti cocok tanam," katanya.
Meski demikian, Irwan mengaku para petani di wilayahnya masih memiliki kesulitan terutama pada akses pupuk yang kini semakin langka. Dia berharap, pemerintah menambah jumlah alokasi pupuk yang tersedia saat ini.
"Disisi lain kami juga mendorong agar petani bisa memproduksi pupuk organik dari kotoran hewan ternak," katanya.
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus memacu produksi untuk menghadapi berbagai tantangan global. Di antaranya melaksanakan early warning system (sistem antisipasi dini), adaptasi, dan mitigasi yang dimulai melalui mapping (pemetaan) wilayah langganan dampak perubahan iklim maupun hama penyakit tanaman.
"Kami terus bekerja keras dalam meningkatkan produktivitas. Terutama, melakukan antisipasi dalam menghadapi cuaca buruk. Tapi kami yakin produksi kita di masa tanam yang akan datang akan terus meningkat," jelasnya.
Windi Listianingsih