Foto: Sab
Forum Rembuk Pangan Amankan HBKN
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM)– Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, pertemuan bersama stakeholder pangan nasional dari Kementerian/lembaga, asosiasi, dan pelaku usaha melalui Forum Rembuk Pangan AmankanHari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Pertemuan tersebut, membangun diskusi dan menjaring aspirasi serta masukan untuk menjaga kesiapan stok dan stabilitas harga komoditas pangan pokok pada puasa dan Idulfitri, serta untuk memperkuat sinergitas mendorong penguatan ekosistem pangan nasional ke depan.
Arief menambahkan, Forum Rembug Pangan ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, Satgas Pangan Polri, serta Asosiasi dan Pelaku Usaha Pangan dari setiap komoditas, sehingga dapat memberikan gambaran utuh dari berbagai persfektif tentang kondisi ketersediaan, harga, serta tantangan pangan saat ini baik di hulu hingga hilir. “Pertemuan ini bagian dari upaya kita memastikan kesiapan pangan pada HBKN puasa dan Idulfitri. Sesuai arahan Bapak Presiden kita harus pastikan stok pangan pada HBKN ini tersedia dengan harga yang baik dan seimbang di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen,” ujarnya di Kantor NFA, Senin (27/3).
Arief memaparkan, “Banyak masukan yang didapat sehingga kita bisa menyiapkan strategi dan mitigasinya sejak awal. Tidak hanya untuk persiapan selama puasa dan Idulfitri, tetapi juga setelah itu untuk penguatan ekosistem pangan nasional kedepannya,” tuturnya.
Terkait persiapan HBKN puasa dan Idulfitri, ia menjelaskan, berdasarkan pendataan dan pemantauan NFA di lapangan serta paparan dari Kementerian/Lembaga dan perwakilan Asosiasi dan Pelaku Usaha setiap komoditas, dipastikan semua stok pangan pokok untuk HBKN cukup. “Masyarakat tidak perlu khawatir, pemerintah memastikan stok pangan untuk lebaran semuanya cukup. Hal tersebut dilakukan melalui optimalisasi stok dalam negeri, penugasan pengadaan oleh BUMN Pangan, serta fasilitasi pendistribusian dan optimalisasi fasilitas penyimpanan atau rantai dingin,” jelasnya.
Untuk langkah kedepannya agar dapat menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan, kepada seluruh stakeholder pangan yang hadir, Arief menekankan pentingnya ketersediaan fasilitas rantai dingin untuk memperpanjang umur simpan pangan. “Berdasarkan diskusi yang berkembang tadi, salah satu tantangan yang dihadapi adalah management stock, untuk itu ke depan salah satu yang harus dibangun adalah rantai dingin supaya indeks ketahanan pangan kita lebih baik lagi,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan Satgas Pangan Polri Kombes Hermawan mengatakan, monitoring dan deteksi dini ketersediaan dan kenaikan harga pangan sangat penting selama HBKN puasa dan lebaran. Menurutnya, Satgas Pangan serta Satgas Pangan Daerah secara konsisten melakukan pengawasan khususnya terhadap bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan harga secara terus menerus. Ia juga memastikan, Satgas Pangan siap terlibat aktif dalam berbagai program stabilisasi harga, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) serta menjalin kordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk mobilisasi komoditas pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, ketersediaan bawang merah untuk memenuhi permintaan puasa dan Idulfitri dipastikan aman. Adapun mengenai penguatan ekosistem pangan, ia menekankan pentingnya peningkatan sarana rantai dingin cold storage di sentra produksi, sehingga mendukung peningkatan ketersediaan dan stabilitas harga produk bawang merah. “Keberadaan cold storage sangat penting untuk menyimpan bawang merah dan dikeluarkan di bulan-bulan defisit. Dengan adanya cold storage bisa mengurangi penyusutan sebanyak 5 persen,” ujarnya.
Sedangkan, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, ketersediaan cabai aman dengan harga normal pada HBKN puasa dan lebaran ini, khususnya untuk jenis cabai rawit merah. Untuk ketersediaan komoditas daging, Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengatakan, kunci ketersediaan komoditas daging adalah dengan mengamankan stok di 3 (tiga) wilayah yang menjadi barometer harga, yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Agar harga daging di tingkat konsumen terjaga, ia mengatakan, dukungan pemerintah melalui operasi pasar sangat penting.
Terkait telur dan daging ayam, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Muchlis Wahyudi mengatakan, produksi telur saat ini cukup baik sehingga ketersediaan telur ayam pada HBKN aman dan mencukupi. Ia menyampaikan, bahwa setelah lebaran harga telur diprediksi akan berangsur turun. Lebih lanjut, pihaknya mendukung agar program bantuan pangan non tunai serta program bantuan pangan untuk pencegahan stunting segera direalisasikan Pemerintah, sehingga dapat membantu tingkat serapan telur dan daging ayam di peternak.
Di komoditas gula, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Dwi Purnomo Putranto mengatakan, ketersediaan gula nasional cukup. AGI mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi gula nasional agar konsumsi gula bisa dipasok dari industri gula dalam negeri.
Sabrina Yuniawati