Rabu, 1 Maret 2023

Kementan Keluarkan Tiga Amunisi Penting Membangun Agribisnis

Kementan Keluarkan Tiga Amunisi Penting Membangun Agribisnis

Foto: Humas BPPSDMP
Tiga Amunisi Penting Dalam Membangun Agribisnis

YOGYAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) Pemanfaatan teknologi pertanian, akses permodalan yang memadai dan regenerasi petani merupakan kunci dalam pembangunan pertanian di masa depan,  itulah tiga amunisi penting dalam membangun agribisnis. Smart Farming, KUR dan Milenial merupakan andalan Kementerian Pertanian dalam membangun pertanian Indonesia masa depan.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong petani milenial untuk tetap kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global yang mengancam ketahanan pangan nasional. Syahrul berharap, anak muda mampu menggagas ide besar dalam meciptakan peluang baru di masa yang akan datang.

 

"Petani milenial itu harus kreatif dan aktif, jangan mau kalah sama petani kolonial. Yang namanya petani milenial itu punya pergaulan dan bergaulan dengan orang-orang baik. Yang saya senang dari petani milenial itu tidak mau kalah. Inilah saatnya kita Gas Pol," ujarnya.

 

Pada kesempatan Kuliah Umum tersebut, hadir sebagai pembicara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi dengan mengusung tema “Smartfarming Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian”. Hal ini memotivasi mahasiswa untuk menjadi enterpreneur di bidang pertanian yang tidak hanya berorientasi pada produksi namun juga pada bisnis. Dedi memaparkan, pentingnya regenerasi pertanian sebagai jaminan kesinambungan pertanian Indonesia. 

 

 

“Data statiska Indonesia menunjukkan bahwa jumlah petani saat ini mencapai 34 juta , namun sayangnya didominasi oleh usia lebih dari 45 tahun yang tingkat pendidikannya cenderung rendah. Bagaimana mungkin cita-cita pembangunan pertanian dibebankan pada petani generasi kolotnial, mau tidak mau, suka tidak suka regenerasi petani harus dilakukan sekarang juga,” ujarnya dalam sesi Kuliah Umum didepan Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Selasa (28/02).

.

 

Namun, di waktu yang sama petani milenial harus siap menerima estafet tersebut, harus siap secara mental dan skill. “Sekali lagi, pembangunan pertanian kita ke depan ada digenggaman kalian. Milenial harus berkemampuan dan berjiwa eterpreneurship yang tinggi, maka pertanian ada di genggaman tangan kita. 

 

“Peran kalian itu sangat penting, yang menjamin kesinambungan pertanian kita, yang menjamin kesinambungan pangan kita, yang menjamin kesinambungan Indonesia adalah kalian para Petani Milenial,” jelas Dedi.

 

Dedi memotivasi peserta kuliah umum yang hadir bahwa pertanian itu ditujukkan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, pertanian jangan sekedar kewajiban apalagi keterpaksaaan, 

 

“Pertanian itu tugas dan Jalan Hidup kita untuk memdapatkan duit sebanyak-banyaknya. Pertanian itu harus melalui bisnis, itu jalan dan peluang besar untuk mendapat duit sebanyak-banyaknya.”

 

Untuk menjadi enterpreneur pertanian yang mampu membangun sistem agribisnis, Dedi mengatakan setidaknya ada 3 amunisi penting yaitu, Smartfarming, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Kolaborasi. Menurutnya 3 aspek tersebut akan menjadi bahan bakar membangun agribisnis Indonesia.

 

“Smartfarming dengan pemanfaatan bioscience, teknologi, dan Internet of things. Ini ranah dari ilmuwan dan pakar, ranah para milenial.

 

Sementara KUR, diibaratkan Dedi sebagai bahan bakar, “Motor tanpa BBM tidak akan jalan, sama halnya dengan usaha, modal adalah BBM nya. Tanpa modal, usaha akan sulit berkembang. Pemerintah sudah memfasilitasi para pengusaha untuk dapat mengkases KUR sebagai suntikan dana usahanya,” jelas Dedi.

 

Amunisi ketiga, lanjut Dedi, yaitu Kolaborasi dan membangun jejaring.

“Sekarang saatnya Berkolaborasi bukan kompetisi, bersanding bukan bertanding, merangkul bukan saling pukul, karena membangun ekosistem agribisnis itu butuh kerjasama. Rugi jika kita hanya memikirkan diri sendiri,” pesannya.

 

Pada akhir sesi, Dedi berpesan kepada seluruh hadirin bahwa sejatinya membangun agribisnis harus melihat dan mengawinkan beberapa aspek. 

 

“Yang kalian harus pikirkan itu adalah berbagai aspek. Lihat pasarnya, mau dibuang kemana, mau dijual kemana hasil produksi pertanian yang kalian usahakan agar tidak merugi,” jelasnya.

 

Sementara itu, Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto yang bertindak sebagai moderator juga berpesan kepada mahasiswa agar senantiasa semangat berkecimpung dalam dunia pertanian. “Pertanian itu keren, tanpa pertanian berarti tidak ada pangan, dan tanpa pangan maka tidak ada kehidupan. Maka anak-anakku semua, saudara-saudaraku Petani Milenial, kalian harus bangga menggeluti dunia pertanian,” pungkasnya.

 

Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain