Foto: AGRINA
Schneider Electric Indonesia dan GAPMMI kerjasamanya dalam pengembangan keahlian digital SDM industri mamin.
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM) Schneider Electric bersama Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengumumkan kerjasamanya dalam pengembangan keahlian digital bagi sumber daya manusia di industri makanan dan minuman (mamin) pada 16 Februari 2023 dalam kegiatan diskusi media dengan tema "Transformasi Industri Mamin yang Pintar & Sustainable dalam Memperkuat Ketahanan Pangan dari Krisis Global"
Martin Setiawan, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia menjelaskan akhir tahun 2022 GAPMMI dan Schneider telah menandatangi MOU kerjasama kemitraan strategis yang akan berlangsung selama tiga tahun (2023-2025) yang mencakup pengembangan pendidikan, kurikulum pelatihan, program pelatihan, sertifikasi kompetensi dan konsultansi industry 4.0 readiness assessment untuk para anggota GAPMMI. Selain pengembangan kurikulum dan pelatihan, para anggota GAPMMI juga dapat melihat secara langsung praktek digitalisasi di smart factory Schneider Electric di Batam dan Cikarang.
Martin menambahkan kerjasama pengembangan kompentensi digital bagi SDM mamin ini dilatarbelakangi oleh komitmen pelaku industri mamin nasional dalam upaya percepatan transformasi digital untuk menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan daya saing di pasar global. Selama tiga tahun kerjasama ini. Schneider Electric dan GAPMMI menargetkan dapat melatih tenaga profesional di bidang engineering COT, operations dan tenaga IT. “transformasi digital di industry mamin cukup kompleks dimana transformasi ini harus dapat mencakup tiga fokus area Agile Manufacturing, Efficient Facilities dan Resilient Supply Chain,” ujar Martin.
Industri mamin terbukti memiliki resistensi yang tinggi terhadap hantaman pandemi dan ketidakpastian global, prestasinya di pasar internasional pun semakin gemilang. Berdasarkan data Kemenperin, ekspor makanan dan minuman termasuk minyak sawit mencapai US$48,61 Miliar pada Januari-Desember 2022. Sementara, impornya sebesar US$16,52 Miliar pada periode yang sama. Secara keseluruhan, industri mamin tumbuh 4,90% (yoy) dan menjadi kontributor terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada tahun 2022, sebesar 38,35%.
Oleh karena itu produsen mamin membutuhkan teknologi yang dapat mengintegrasikan dan menyediakan visibilitas menyeluruh terhadap tiap siklus hidup sistem rantai pasok mulai dari suplai bahan baku, proses produksi, pengemasan, distribusi hingga sampai ke tangan konsumen. Teknologi ini membutuhkan tenaga ahli yang terampil dalam mengoperasikannya. “Pengembangan SDM inilah yang menjadi fokus GAPMMI saat ini dalammendukung para anggota kami," jelas Adhi Lukman selaku Ketua Umum GAPMMI.
Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian RI-Putu Juli Ardika menyambut baik dan mendukung kolaborasi ini. Pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong daya saing industri mamin di tanah air, termasuk memastikan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung roda produksi. Jaminan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian yang memastikan industri bisa memperoleh bahan baku melalui neraca komoditas. “Dalam hal percepatan transformasi digital, kami menyediakan fasilitas yang mencakup pelaksanaan self assessment INDI 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dengan target 800 perusahaan pada tahun 2022 dan 2023, dan dilanjutkan dengan bimbingan teknis transformasi industri 4.0 bagi manager dan engineer, serta penerapan industri 4.0 secara bertahap," kata Putu.
Brenda A.