Foto: - WINDI LISTIANINGSIH
Budi Waseso (tengah), CBP 2,4 juta ton itu relatif sedikit
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). gonjang-ganjing stok dan harga beras nasional hampir selalu terjadi setiap tahun. Untuk menjaga kestabilan stok dan harga beras serta memenuhi ketahanan pangan nasional, pemerintah memberikan mandat Perum BULOG untuk menguasai 2,4 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di tahun ini.
“Kita dapat penugasan tahun 2023 harus punya stok (CBP) 2,4 juta ton. Itu sebenarnya kalau dibandingkan kemampuan gudangnya BULOG belum apa-apa karena kita kemampuan gudangnya 3,6 – 4 juta ton seluruh Indonesia. Kalau hanya 2,4 juta ton itu masih relatif sedikit,” Ucap Budi Waseso, Dirut Perum BULOG optimis di Jakarta, Kamis (02/02).
Dari penugasan 2,4 juta ton, pria yang akrab disapa Buwas itu menjabarkan, 1,2 juta – 1,4 juta ton untuk penyaluran beras operasi pasar atau kini disebut Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sedangkan, 1 juat ton sisanya untuk stok. “Stok harus ada di BULOG minimal 1 juta ton. Jadi, negara butuh sesuatu, negara ada cadangan 1 juta ton,” lanjutnya.
Untuk memenuhi CBP 2,4 juta ton tersebut, Buwas menegaskan, akan tetap mengutamakan produk dari dalam negeri. Sebanyak 70% rencana pengadaan gabah beras tahun 2023 ini diperoleh dari panen raya dan 30% sisanya dipenuhi dari panen gadu.
“Start panen raya itu Maret. Panen Maret itu pasti BULOG belum bisa mengambil secara masif atau besar karena pasti didahulukan untuk kepentingan-kepentingan seluruh wilayah, diserap penggilingan untuk keperluan rumah tangga yang selama ini kosong, diisi. April, Mei Juni, itulah puncak-puncak panen raya yang kita ambil 70%, harus bisa serap dari panen raya. Ada panen gadu nantinya, ktia serap 30% dari sisa yang ditugaskan pemerintah,” urainya.
Kemudian, BULOG juga akan memutar stok beras 1 juta ton sehingga kualitas beras yang dimiliki tetap terjaga. Menurut Buwas, ini menindaklanjuti Permentan No. 38 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Cadangan beras Pemerintah yang memperbolehkan melepas beras yang berumur simpan minimal 4 bulan. Beras tersebut boleh dipasarkan BULOG dengan harga di bawah harga pembelian.
”Jadi kalau kita beli harga Rp8.300/kg, nanti setelah 4 bulan lepas, kita bisa mengajukan dan diizinkan untuk melepas beras itu dengan harga di bawah Rp8.300/kg. Tentunya kalau 4 bulan beras masih bagus ya,” ulasnya.
Dengan perputaran beras seperti itu, ungkap Buwas, tidak akan ada lagi beras lama dengan kualitas jelek bahkan berkutu di gudang BULOG. Terlebih, pihaknya memiliki fasilitas mesin Rice to Rice dan Modern Rice Milling Plant (MRMP) di sentra produksi padi yang menghasilkan beras berkualitas baik.
”Yang penting kita tidak punya lagi beras lama. BULOG identik dengan berasnya lama, beras turun mutu, dan berkutu. Insyaallah tidak ada lagi karena sudah kita perbaiki manajemen, tata niaga dengan sistem yang lebih baik dan modern. Standar pengeluaran beras dari BULOG harus melalui mesin RTR. Mesin ini sudah ada, mesin ini menjamin tidak ada kutu, tidak ada debu,” pungkasnya.
Windi Listianingsih