Jumat, 20 Januari 2023

Tiga Framework Pandawa Agri untuk Mempercepat Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Tiga Framework Pandawa Agri untuk Mempercepat Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Foto: Dok. PAI
PAI mengakselerasi pertanian Indonesia menjadi lebih sehat, berkelanjutan, dan aman bagi lingkungan

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Untuk mempercepat pertanian berkelanjutan di Indonesia, Pandawa Agri Indonesia (PAI), perusahaan berbasis life scienced pertama di Indonesia dengan inovasi reduktan pestisida hari ini mengumumkan 3 kerangka kerja (framework) keberlanjutan. Kerangka kerja ini disebut 3 PRO, yaitu, protecting the environment (melindungi lingkungan), prospering the people (menyejahterakan rakyat), dan promoting responsible business practices(mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab). Kerangka kerja tersebut diungkap dalam Laporan Keberlanjutan pertama perusahaan.

 

Kukuh Roza, CEO PAI menjelaskan, prioritas utama perusahaan adalah mengubah praktik pertanian di Indonesia menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengembangkan terobosan teknologi yang fokus pada pembangunan ketahanan terhadap iklim pertanian, mengurangi tekanan lingkungan, dan memproduksi hasil panen lebih banyak dengan standar setinggi mungkin.

 

Laporan ini menggabungkan performa PAI dalam mengimplementasikan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance – ESG) dengan tujuan meningkatkan transisi pertanian Indonesia menjadi sektor yang lebih berkelanjutan. Dalam laporan tersebut PAI menyoroti kontribusinya dalam mengurangi lebih dari 1,5 juta liter penggunaan pestisida pada lebih dari 2 juta ha tanaman di Indonesia dan Malaysia. Gambaran ini menunjukkan, lebih dari 16.500 pekerja penyemprot dan petani terlindungi dari paparan bahan kimia berbahaya dari pestisida secara berlebihan.

 

Menurut Kukuh, pertanian merupakan salah satu sektor terbesar di Indonesia dan memainkan peran penting dalam krisis iklim, menghasilkan 19%-29% emisi gas rumah kaca global. “Tahun lalu kami berkontribusi mengurangi hampir 5.000 ton emisi CO2 sebagai hasil meminimalkan penggunaan pestisida. Ini sejalan dengan target peningkatan kontribusi nasional Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89% dengan usaha sendiri dan 43,2% dengan bantuan internasional di 2030,” ulasnya pada media gathering di Jakarta (18/1).

 

Untuk mengembangkan inovasi reduktan, PAI juga membangun ekosisten petani skala kecil lebih lanjut untuk menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan di tingkat akar rumput. Kukuh menerangkan, ”Kami menciptakan ekosistem petani kecil end to end: di hulu kami memfasilitasi petani dengan teknologi dan pendekatan climate-smart agriculture dalam mengelola budidaya, dan di hulu kami membantu petani dengan manajemen pascapanen terpadu. Saat ini kami membangun ekosistem petani padi di Nagekeo, petani kopi di pagar Alam, dan petani cabai di Banyuwangi.”

 

Laporan menyebut bahwa para petani skala kecil yang diberdayakan dengan inovasi PAI mengalami kenaikan produktivitas pertanian hingga 53% yang mengantarkan pada peningkatan pendapatan karena hasil panennya dibeli dengan harga kompetitif.

 

PAI juga bekerja sama dengan Rabo Fondation, kepanjangan tangan Rabobank Group untuk memperkuat inklusi keuangan melalui penyaluran pembiayaan petani yang inklusif. Lebih dari Rp5 miliar pembiayaan telah disalurkan untuk petani kecil melalui kredit produktif dan pengambilan hasil panen.

 

Diva Tanzil, Impact Finance Consultant of Rabo Foundationmenjelaskan, “Mandat kami adalah untuk meningkatkan akses keuangan di pertanian Indonesia yang menargetkan petani kecil. Nilai-nilai perusahaan, inisiatif, dan inovasi PAI sangat sejalan dengan ambisi kami untuk mengurangi kehilangan hasil panen, memperkuat rantai nilai, dan mendukung petani kecil untuk beralih ke praktik-praktik yang lebih tahan iklim untuk membuktikan pendapatan mereka di masa depan.”

 

Kolaborasi ini, Diva menambahkan, memungkinkan Rabo Fondation memperluas jangkauannya dan menghasilkan dampak positif pada petani kecil di daerah pedesaan dengan akses terbatas ke layanan keuangan. “Melalui kolaborasi yang kuat dengan PAI dan petani lokal, kami berharap untuk terus memperbaiki inklusi keuangan petani di daerah yang lebih sulit dijangkau di negara ini,” ucapnya.

 

Langkah strategis yang diambil PAI juga menuai dukungan dari Musdhalifah Machmud, Deputi Koordinator bidang Pangan dan Agribisnis, Kemenko Perekonomian. Musdhalifah mengatakan, isniatif PAI sangat mendukung rencana pemerintah untuk mengimplementasikan ekonomi hijau sebagai strategi utama transformasi ekonomi. “Ini juga mendukung percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 sekaligus mendorong penciptaan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

 

Dengan terus fokus memberikan dampak positif pada komunitas dan pekerja pertanian, tetap menjaga tata kelola perusahaan yang baik, PAI optimis dapat mempercepat terwujudnya pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia. “Dengan memperluas jangkauan reduktan pestisida dan memperluas pengembangan ekosistem petani kecil, PAI siap mengakselerasi pertanian Indonesia menjadi lebih sehat, berkelanjutan, dan aman bagi lingkungan,” pungkas Kukuh.

 

 

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain