Foto: Humas Perkebunan
Penandatangan MoU Ekspor Senilai Rp100 triliun
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Forum Bisnis Perkebunan dalam rangakaian Perkebunan Expo (Bunex) 2022. Forum bisnis yang pertama kali dihelat ini langsung menghasilkan penandatangan kesepakatan kerjasama (MoU) ekspor senilai Rp100 triliun untuk komoditas karet dan turunannya, CPO dan turunannya, produk olahan kelor, minyak atsiri, kopi dan rempah-rempah.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan mendorong peningkatan investasi dan ekspor komoditas perkebunan dengan menggelar Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan secara rutin, minimal tiga bulan sekali. Forum ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan investasi di sub sektor perkebunan dan perluasan akses pasar pelaku usaha perkebunan.
"Dalam Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan yang baru digelar pertama kali dalam rangkaian Bunex 2022 telah memberikan hasil nyata bagi pelaku usaha dan petani serta pertumbuhan investasi dan ekspor. Yakni penandatangan perjanjian kerja sama (MoU) ekspor komoditas perkebunan senilai Rp100 triliun," katanya dalam Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan di JCC, Kamis (22/12).
Andi menambahkan ke depan Kementan menargetkan realisasi MoU ekspor komoditas perkebunan ini mengalami kenaikan yakni mencapai Rp 237,66 triliun. Upaya yang dilakukan yakni terus mendorong, membina, dan mengawal secara kontinu usaha perkebunan serta banyak target-target yang harus direalisasikan dan diakselerasikan dalam bentuk strategi-strategi yang lebih operasional sebagaimana kebijakan Kementerian Pertanian dalam peningkatan ekspor 3 kali lipat (Gratieks). "Sesuai arahan Mentan SYL untuk meningkatkan investasi dan ekspor, Ditjen Perkebunan mengadakan Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan untuk membangun Business networking antara pelaku usaha dan off-taker atau buyer komoditas perkebunan," paparnya.
Lebih lanjut Andi menjelaskan akselerasi investasi dan ekspor perkebunan ini guna mendorong pertumbuhan ketahanan pangan nasional dan ekspor yang lebih besar. Komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, teh, rempah-rempah dan lainnya terus diarahkan untuk pencapaian target nilai ekspor hingga 1.400 triliun di tahun 2024. Adanya forum ini, terkait bisnis perkebunan dari hulu ke hilir terlayani dengan mudah dan cepat. Misalnya, perizinan, sertifikasi varietas, sertifikasi lahan dan penyediaan komoditas dan pasar ekspornya. "Kondisi saat ini nilai devisa ekspor perkebunan baru mencapai Rp 400 hingga 500 triliun per tahun, sehingga harus terus ditingkatkan melalui investasi," jelasnya.
Andi mengklaim, pada 2021 ini nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai Rp577,17 triliun, berkontribusi sebesar 92,34% dari total nilai ekspor komoditas Pertanian Rp625,04 triliun, meningkat hampir Rp200 triliun dibandingkan tahun 2020. Karena itu, Andi menekankan pihaknya tidak hanya menciptakan iklim investasi yang sehat tetapi sekaligus menghidupkan sendi-sendi perekonomian masyarakat dari berbagai bidang seperti pariwisata, pemanfaatan tenaga kerja terampil, agroindustri, hilirisasi komoditas dan lain sebagainya, dengan didukung regulasi yang tepat, aspek pembiayaan juga sangat diperlukan.
Kedepannya investasi yang dibutuhkan transfer pengetahuan atau investasi dalam keahlian dan bidang inovasi teknologi serta aspek kekinian lainnya di era industri 4.0. "Karena itu, tema kegiatan Forum ini adalah penguatan akses pasar dan pengembangan kemitraan perkebunan berkelanjutan. Kita harus fokus pada komoditas yang diunggulkan dan yang dibutuhkan pasar, tentunya didukung oleh strategi-strategi pemasaran yang tepat, harus selalu bertindak cepat, dan tepat dalam menghadapi segala dinamika dunia terutama pada aspek perdagangan dunia yang banyak sekali dipengaruhi oleh kondisi geopolitik dan dinamika iklim," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan tengah menderaskan peningkatan investasi dan ekspor pada sektor pertanian, khususnya di subsektor perkebunan sehingga peningkatan kualitas mutu hasil pertanian harus terus ditingkatkan. Investasi dan ekspor diperlukan karena merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, selain ekspor. "Investasi dan ekspor mampu memperbesar kapasitas produksi, nilai tambah, dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi kepada semua Kementerian dan Non Kementerian dan Lembaga untuk mendorong investasi agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional," katanya saat pembukaan Bunex 21 Desember.
Sabrina Yuniawati