Foto: - Dok. Ditjen Perkebunan
Pemberdayaan petani kopi meningkatkan daya saing
Bandung (AGRINA-ONLINE.COM). Kementerian Pertanian melalui Direktorat jenderal Perkebunan memberdayakan program korporasi petani di Kab. Bandung Jawa Barat Senin (7/11/22), Java Preanger Lestari Mandiri (JPLM). Keberadaankorporasi initelahmemberikan fasilitasi kepada petaniuntuk semakin maju dan berkembang.
Fasilitas yang diterima berupa peremajaan tanaman kopi, pelatihan milenial, pelatihan ekspor, alat pascapanen atau sarana prasarana lainnya. Sebanyak 5 kelompok tani/koperasi bergabung membentuk korporasi JPLM khususnya di tahun 2020.
Dirjen Perkebunan, Kementan, Andi Nur Alam Syah menyampaikan, “Tanaman kopi merupakan komoditas tanaman perkebunan yang banyak diminati pasar global karena peluang bisnis yang cukup tinggi dan menguntungkan serta termasuk tren gaya hidupsaat ini. Dengan begitu, menanam kopi bisa meningkatkan perekonomian keluarga, menghidupi atau memenuhi kebutuhansehari-hari. Terlebih, kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang tentunya memberikan dampak.”
Selain itu, adanya korporasi JPLM membantu kelompoktani untuk ekspor keluar negeri serta mendapat fasilitasi KURagar pemodalannya dalam produksi menjadi lebih cepat perkembangannya.“Dengan adanya korporasi JPLM petani akan menjadi lebih leluasa untuk menjual produk dengan harga lebih baikdanmasyarakat daerah memiliki kesempatan bekerja di JPLM,” sambung Dirjen.
Pembangunan pertanian kini dihadapkan pada terbatasnya ketersediaan lahan, terutama lahan yang memiliki kondisi ideal untuk lahan pertanian. Oleh karena itu, pengembangan dan perluasan lahan untuk pengembangan komoditi pertanian secara spesifik merupakan tujuan utama pemerintah dalam mendukung program swasembada pangannasional.
Andi menegaskan, ”Perlunya komitmen yang kuat semua anggota kelompok tani dan pihak terkait lainnya, agar ke depannya semakin baik, maju berkembang. Melalui korporasi ini diharapkan ke depannya kopi semakin maju semakin mendunia, meningkatkan ekonomi keluarga, kesejahteraan keluarga petani juga, karena tanaman kopi ini dapat dikatakan membantu menjaga dan mempertahankan ekosistem lingkungan.”
Petani milenial juga menjadi bagian korporasi sehingga memudahkan penjualan, pengolahan, dan pemasaran. Kelompok tani yang bergabung dalam korporasi JPLM sangat bersyukur dengan program Kementan ini sehingga bisa menjadi lebih maju.
Bantuan berupa benih, pupuk, mesin pulper huler serta pengeringan membuat produksi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Luas kebun keseluruhan yang dikelola korporasi 21.00 hektar dan produksi yang diolah tahun lalu sebanyak 1.015 ton green bean.
“Saat ini petani tidak akan bimbang karena kepastian akses pasar untuk hasil pertanian mereka aman dan jelas baik untuk harga ceri, gabah, maupun green bean. Sekarang harga pasar terbangun dan terkendali sesuai standar atau diatas harga pasar aman. Selain itu juga produk semakin banyak dan berkembang serta membuka lapangan kerja atau memberdayakan masyarakat setempat,” tambah Andi
Pembinaan petani mulai dari budidaya hingga panen. Petani diberi benih tanaman dan lainnya. Untuk jenis kopi, mereka diberi kopi arabika yang telah berhasil dikirim ke beberapa negara seperti Dubai, Inggris, Eropa, Timur Tengah, dan lainnya. “Kalau untuk ciri khas tertentu dibandingkan dari koperasi lain, sementara ini proses kopinya specialty, ke depan bisa juga proses kopi reguler karena didukung alat sarana prasarana percepatan produksi yang menunjang dari koperasi tersebut. Kenapa pilih kopidengan tanaman kopi ini justru erosi tanah atau banjir bisa dikendalikan,” pungkasnya.
Windi Listianingsih