“Sistem agribisnis sawit harus diselamatkan karena komoditas ini sangat strategis bagi Indonesia. Mana ada komoditas pertanian yang sebesar ini nilai keekonomiannya?,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.
Apa penyebab anjloknya harga tandan buah segar sawit petani?
Kita prihatin dengan jatuhnya harga tandan buah segar sawit petani. Pasalnya, petani menanggung beban kerugian terbesar dari amburadulnya mekanisme pasar sawit di dalam negeri.
Hal ini disebabkan kebijakan yang berubah-ubah sangat cepat sehingga menimbulkan kekacauan pasar. Level keekonomian sawit sudah tingkat global,tapi kementerian terkait mengabaikan posisi sawit Indonesia ini.
Hingga pertengahan 2022, sistem agribisnis sawit semakin amburadul akibat kacaunya kebijakan tataniaga sawit. Kekacauan terjadi semenjak gonta-ganti kebijakan yang cepat,mulai dari Domestic Market Obligation (DMO), Domestic Price Obligation (DPO), Harga Eceran Tertinggi (HET) sampai larangan ekspor. Presiden memang telah mencabutlarangan ekspor tetapi tidak serta merta ekspor CPO kembali berjalan mulus karena dibutuhkan penyesuaian baru.
Indonesia sebagai produsen sawit terbesar mengalami kerugian di tengah manisnya harga sawit di pasar global karena Indonesia tidak mengekspor CPO-nya. Selain masalah larangan ekspor, aturan-aturan sebelumnya juga belum secara sempurna dibereskan sehingga tetap menjadi persoalan. Alhasil, baik petani maupun pengusaha menghadapi masalah sama, yaitu kekacauan mekanisme pasar sawit di dalam negeri.
Ekonomi sawit yang nilainya sangat besar benar-benar sakit. Jika tidak cepat diobati, Indonesia bakalan rugi besar dari segi devisa, pajak, pembangunan wilayah, dan pendapatan nasional.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan nasib sawit seperti komoditas lain yang pernah berjaya, yakni karet dan cengkeh. Kedua komoditas tersebut terlalu banyak diatur dan diberi beban tapi tidak banyak kebijakan yang membantunya sehingga posisi penting Indonesia diambil alih Malaysia dan Thailand.
Bagaimana sebaiknya mengelola sistem agribisnis sawit ke depan?
Sawit jangan diberi beban terlalu besar. Jika bebannya terlalu banyak, sawit menjadi tidak kompetitif dan dalam jangka panjang peranannya akan mengalami penurunan di pasar minyak nabati dunia. Lebih jauh lagi, sistem agribisnis sawit akan mati suri dan ditinggalkan petani maupun pengusaha.
Bicara keberlanjutan sawit di republik ini untuk 5-10 tahun mendatang,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, dibutuhkan kebijakan nasional, bukan kebijakan-kebijakan sektoral, perkelapasawitan yang bersifat jangka panjang, menyeluruh, dan terintegrasi mulai dari industri hulu, usaha tani/perkebunan, industri hilir, dan jasa penunjangnya yang kita sebut sistem agribisnis berbasis sawit.
Seluruh sektor secara terintegrasi harus mengikuti kebijakan yang telah dibuat,baik jangka pendek, jangka menengah,maupun jangka panjang. Jangan ada lagi kebijakan yang berubah setiap dua minggu seperti beberapa waktu lalu.
Kedua, menghargai mekanisme pasar industri sawit. Harga pasar minyak goreng jangan ditekan karena akan merugikan petani dan pengusaha. Mereka sudah dikenakan beban pungutan ekspor dan pajak. Selanjutnya, ekspor harus diperlancar dan jangan dihambat, apalagi dilarang.
Ketiga, membangun manajemen stok untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah dan usaha kecil. Dengan kekuatan stok, harga minyak goreng dapat ditentukan atau diintervensi pemerintah melalui pelepasan stoksaat harganya tinggi. Agar stok tersedia, pemerintah butuh biaya yang sumbernya dapat dari APBN dan atau BPDPKS.
Dan keempat, orkestra sistem agribisnis sawit secara harmonis. Sulit mengorkestra sistem agribisnis sawit tanpa kebijakan komprehensif dan terkoordinasi hanya oleh satu kementerian dengan kewenangan terbatas.
Yang dapat mengorkestra sistem agribisnis sawit adalah Kemenko Perekonomian yang memiliki kewenangan untuk mengoordinir Kementerian Keuangan, BPDPKS, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, serta kementerian/lembaga perekonomian lainnya.
Untung Jaya