Foto: Dok. Pribadi
EdenFarm didirikan untuk memotong rantai pasok
CEO EdenFarm, perusahaan rintisan (start-up) pertanian ini memulai bisnisnya dari bertanam selada secara hidroponik di lahan seluas 1.000 m2 bersama dua kawannya, Ramavito Mountaino dan Febrianto Gamal. Hasil panennya mereka jual ke konsumen langsung dari pintu ke pintu dan kafe. Pengalaman selama setahun memberi pencerahan bahwa kebutuhan kafe dan konsumen cukup konsisten, tapi rantai pasoknya begitu panjang.
Karena itulah mereka mendirikan EdenFarm untuk memotong rantai pasok dengan mengajak petani, pedagang, pemilik restoran, dan investor membangun sistem terstruktur. “EdenFarm mencoba memecahkan masalah karena menemukan inefisiensi (pemborosan) rantai pasok pangan. EdenFarm terus mengembangkan bisnis dan menciptakan rantai pasok pangan lebih efisien,” jelasnya kepada AGRINA.
David mengungkap, ada dua motivasi menggerakkan EdenFarm. “Sebagai orang Indonesia, EdenFarm memberikan peluang petani dan menarik generasi muda untuk bertani. Bayangkan kalau Indonesia kehabisan petani, maka akan kehilangan sebagian kedaulatan pangan. Selain itu, meningkatkan pendapatan petani setidaknya 200%. Dari sisi pengusaha, memecahkan inefisiensi rantai pasok makanan merupakan peluang besar dan kebutuhan makanan ini tidak pernah berhenti,” cetusnya.
Sabrina Yuniawati