Senin, 4 April 2022

Menyelisik Kinerja Bisnis Unggas dan Udang

Menyelisik Kinerja Bisnis Unggas dan Udang

Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Konsumsi telur dan daging ayam akan ditingkatkan salah satunya melalui BPNT

Penyederhanaan 21 perizinan menjadi 3 perizinan mendorong minat investasi dan peningkatan produksi udang nasional.
 
 
Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia pada 2022 sebesar 5,2%. Bagaimana geliat bisnis unggas dan udang tahun ini di tengah tantangan keberlanjutan pandemi Covid-19, ketegangan geopolitik, dan kenaikan inflasi global yang memicu sejumlah negara maju melakukan normalisasi kebijakan moneter?
 
 
Unggas
 
Menurut Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kemenko Bidang Perekonomian, ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh positif 3,69%.  Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh 0,84%dan PDB subsektor peternakan tumbuh 0,34%. Nilai Tukar Petani subsektor peternakan (NTPT) berfluktuasi sepanjang Januari 2021 hingga Februari 2022. NTPT sebesar 99,17% di Februari 2022 atau turun 1,02% dari bulan lalu.
 
“Penurunan NTPT karena penurunan indeks harga yang diterima peternak sebesar 0,94%. Sedangkan, nilai livebird (LB) mengalami kenaikan 0,09%. Penurunan indeks harga Februari 2022 disebabkan penurunan harga yang sangat dipengaruhi oleh komoditas ayam ras pedaging dan telur ayam ras,” ujarnya pada webinar Agrina Agribusiness Outlook 2022: Geliat Bisnis Udang dan Unggas di Tahun Macam Air”.
 
Ia menjelaskan, produksi daging ayam ras pada 2022 ditaksir mencapai4,07 juta tondan kebutuhannya sekitar 3,19 juta ton sehingga ada surplus produksi 883 ribu ton. Produksi telur ayam ras akan sebanyak 5,92 juta tondengan permintaan 5,31 juta ton dan menyisakan surplus 615 ribu ton. 
 
Kementan melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengeluarkan kebijakan pengaturan dan pengendalian produksi DOC final stock ayam ras pedaging melalui cutting HE fertile. “Ini terus dijalankan dan mudah-mudahan bisa mengatasi over stock ayam ras dan ayam petelur,” tambahDoktor Manajemen Bisnis dari IPB University itu.
 
Musdhalifah mengaku, harga LB dan telur ayam ras di peternak di Jawa lebih rendah daripada rerata nasional. Harga LB dan telur ayam menurun pada Januari 2022 dan perlahan naik di Maret ini. Pun harga daging ayam ras di konsumen naik di awal tahun lalu turun pada Februari dan naik lagi di Maret. Berbeda dengan harga telur ayam ras yang turun di awal 2021 dan sejak akhir Februari 2022 terus menanjak mencapai harga eceran tertinggi.
 
Rerata Harga ayam ras nasional di konsumen pada 8 Maret 2022 sebesar Rp36 ribu/kg dan telur ayam Rp24.860/kg. “Harapan kami secara perlahan bisa menjaga agar harga dan produk unggas terus tercipta di level harga yang sesuai dengan kekonomian,” tuturnya.
 
 
Pengembangan
 
Berbagai upaya pengembangan industri perunggasan nasional terus dilakukan yaitu peningkatan produktivitas dan daya saing industri perunggasan melalui modernisasi budidaya dan rantai pasok. Lalu, pengembangan industri pengolahan telur seperti tepung telur, liquid egg, frozen egg sebagai bahan baku industri pengolahan lanjut. “Ini terus kita komunikasikan dengan Kementerian Perindustrian dan investor-investor mengingat produksi telur sudah surplus,” imbuhnya.
 
Kemudian, implementasi pengaturan tata niaga daging dan telur ayam ras secara proporsional, stabilisasi harga daging dan telur ayam ras sesuai Permendag No. 7/2020 serta stabilisasi harga pakan ternak dan harga bahan baku pakan ternak unggas. Ada pula peningkatan konsumsi daging dan telur ayam ras serta pembentukan tim kajian penataan perunggasan nasional dan penyusunan roadmap perunggasan nasional.
 
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan industri unggas ialah harga sapronak yang terus tinggi. “Sebelumnya pemerintah sudah memfasilitasi pembelian jagung di level harga sesuai keekonomian dengan harga Rp4.500/kg yang dipandang dapat dijangkau oleh peternak rakyat,” jelasnya.
 
Lalu, verifikasi dan validasi data perunggasan nasional secara terintegrasi serta tingkat konsumsi protein hewani yang masih rendah. “Kita berupaya meningkatkan konsumsi antara lain dengan mendorong Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) dengan memasukkan ayam dan telur untuk bisa diakses rakyat penerima manfaat,” tutupnya.
 
 
Udang
 
Tinggal Hermawan, Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, produksi udang pada 2019-2021 naik tak signifikan dengan nilai yang tidak besar. Produksi udang 2019 sekitar 863.119 ton dan nilainya Rp53.338 miliar, di 2020 sebesar 881.599 ton nilainya Rp54.949 miliar, dan di 2021 angka sangat sementara 884.939 ton dengan nilai Rp54.992 miliar. Ada 10 sentra produksi, yaitu NTB, Jabar, Jatim, Lampung, Sumsel, Aceh, Sulsel, Sultra, Sumut, Kaltim.
 
Untuk mencapai target 2024 meningkatkan nilai ekspor udang 250%, KKP melakukan beberapa langkah. Pertama, evaluasi pertambakan udang nasional. Hasilnya, program utama KKP ialah merevitalisasi tambak tradisional yang idle dan produktivitasnya sangat rendah menjadi 2 tipe: tradisional plus maupun semiintensif dan model tambak modern berproduktivitas tinggi dengan teknologi modern. Program berikutnya menarik investasi usaha tambak udang.
 
KKP mengizinkan pembukaan lahan baru dengan sangat selektif dan ketat. Pasalnya, dulu pertambakan dibuka serampangan dan masif tanpa dikelola dengan baik. Akibatnya, hampir 90% berupa tambak tradisional produktivitas rendah dan tidak memenuhi syarat sehingga tidak memberikan kesejahteraan. Karena itu, program utama menuju 2024 yaitu revitalisasi tambak.
 
Untuk percontohan pertama revitalisasi tambak udang modern, KKP menginisiasi budidya udang berbasis kawasan di Kebumen, Jateng seluas 100 ha. Ini adalah tambak tradisional produktivitas 1 ton/ha/tahun dibuat menjadi tambak modern berproduktivitas 80 ton/ha/tahun. “Tahun ini pemerintah akan membuat tambak yang modern, ramah lingkungan, dan secara ekologi sustain, bisa bekerja selama-lamanya, minimal eksis selama 20 tahun,” urainya. Ini akan menjadi standar perizinan pembukaan tambak baru.
 
Kemudian, membuat percontohan lebih besar menjadi kawasan tambak udang modern terintegrasi seperti shrimp estate. Tahun ini KKP mulai membuat model tambak tradisional yang direvitalisasi jadi tambak modern produktivitas 80 ton/ha/tahun. Lokasinya di Sumbawa, NTB 500 ha, Muna, Sultra 500 ha, Aceh Timur, Aceh 500 ha. Selain itu, revitalisasi tambak tradisional menjadi semiintensif produktivitas 15-30 ton/ha/tahun di Kotabaru, Kalsel 250 ha dan Konawe Selatan 250 ha. Konsep ini lebih murah, terjangkau, dan bisa lebih masif dilakukan daripada model tambak modern.
 
Kriteria revitalisasi dan modelling tambak modern yaitu lokasi sesuai rencana tata ruang dan kriteria teknis budidaya, status lahan clear & clear 5 ha dalam 1 hamparan (revitalisasi) serta lahan tersedia dan siap dikembangkan minimal 1.000 ha sehamparan (modelling), komitmen dan dukungan pemda/masyarakat, akses infrastruktur pendukung mudah dan tersedia (revitalisasi), serta kesiapan masyarakat sekitar lokasi (modelling).
 
Terakhir, penyederhanaan perizinan tambak udang dari 21 halte hanya menjadi 3 izin melalui 1 pintu di OSS (online single submission). Tiga izin itu adalah NIB + sertifikat standar, persetujuan lingkungan, dan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). “Ini dalam proses. Harapannya akan segera selesai dan diimplemtasikan sehingga minta investasi dan peningkatan produksi udang nasional menjadi lebih bergairah. Terus terang selama ini, ini menjadi penghambat utama pengembangan tambak udang di Indonesia,” tandasnya.
 
 
 
 
Windi Listianingsih dan Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain