Foto: - DOK ALISHTER
ALISTHER memperkenalkan inovasi baru CLSK untuk mengurangi dampak paparan produk perlindungan tanaman
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendukung upaya Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (ALISHTER) memperkenalkan inovasi alat aplikasi baru yang bernama Closed Loop Knapsack Sprayer (CLKS). Dengan alat ini, menurut SYL, petani tidak perlu lagi mencampur herbisida secara manual sehingga mencegah paparan herbisida saat menyiapkan larutan herbisida.
Demikian kata sambutannya yang dibacakan Prof. Dr. Muhammad Azrai, Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros pada acara Pelatihan dan Gelar Teknologi Penyiapan Lahan serta memperkenalkan CLKS. Acara ini diselenggarakan ALISHTER bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Gowa. Acara bertajuk Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung dan Closed Loop Knapsack Sprayer itu dihadiri sekitar 400 peserta bertempat di Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Mentan SYL menyatakan, dengan penggunaan CLKS, petani lebih aman karena di dalam tangki semprot hanya diisi air sehingga tidak ada kontaminasi persitida pada kulit jika terjadi kebocoran alat semprot.
‘’Ini sebagai terobosan baru untuk keamanan penggunaan herbisida. Karena dalam 30 tahun terakhir, belum ada perubahan teknologi yang signifikan dari sistem penyemprotan dengan alat semprot punggung (knapsack sprayer). Semoga dengan alat ini, kesehatan petani dan lingkungan semakin terlindungi dan terpelihara,’’ jelasnya.
Menurut SYL, pihaknya sangat mendukung terobosan dan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian. Karena, sudah saatnya pertanian Indonesia menuju pertanian 4.0 seperti yang telah dan sedang dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Petani harus semakin berdaya dan cerdas dalam mengelola lahan pertaniannya dengan menggunakan alat-alat pertanian modern, praktik pertanian yang baik, pemanfaatan teknologi digital, dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan petani serta lingkungan sekitar.
Gelar teknologi ini menghadirkan informasi lengkap tentang herbisida parakuat dan penggunaannya yang telah membantu petani jagung selama lebih dari 45 tahun untuk mempercepat tanam dan memperluas areal tanam. Teknologi parakuat telah berperan penting bagi petani Indonesia dalam penyiapan lahan.
Herbisida ini membantu mengendalikan gulma dengan cepat, efektif, tahan hujan, dan mampu menahan laju erosi sehingga cocok digunakan di lahan-lahan miring seperti yang banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Gowa.
Ketua Umum ALISHTER, Mulyadi Benteng menjelaskan, ALISHTER sebagai wadah para produsen/distributor/pemegang pendaftaran herbisida parakuat diklorida yang didirikan pada 2015. Tugas utamanya melakukan pelatihan kepada pengguna produk perlindungan tanaman herbisida parakuat diklorida dengan mengacu pada Permentan No. 43 Tahun 2019 dan pedoman pelatihan yang diterbitkan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.
Sejak tahun 2016 sampai saat ini, ALISHTER telah melakukan pelatihan di 229 kabupaten/kota dalam 28 provinsi.
Kegiatan Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung dan Closed Loop Knapsack Sprayer serta pelatihan petani, lanjut Mulyadi, bertujuan memperkenalkan salah satu teknologi untuk mengurangi dampak paparan produk perlindungan tanaman dan metode pelatihan kepada para petani.
Pemilihan Kabupaten Gowa sebagai penyelenggaraan acara ini karena merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sulawesi Selatan yang banyak menggunakan produk perlindungan tanam parakuat dalam mengendalikan gulma di pertanaman jagung untuk menggantikan tenaga kerja yang semakin berkurang.
Windi Listianingsih