Foto: DOK. HUMAS BPPSDMP
Komunikasi dan kolaborasi sangat diperlukan untuk mendukung implementasi capaian program
BATU (AGRINA-ONLINE.COM). Pemerintah serius menyiapkan SDM pertanian berkualitas untuk mendukung pengembangan sektor pertanian. Keseriusan itu dirumuskan dalam workshop Implementasi Model Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Pendidikan Tinggi, Menengah dan Pelatihan Vokasi (P3TMP) di Batu, Jawa Timur, 24-27 Februari 2022.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Siti Munifah mengatakan, komunikasi dan kolaborasi sangat diperlukan untuk mendukung implementasi capaian program.
"Internalisasi penting namun yang tidak kalah penting dari workshop yang dilaksanakan ini adalah implementasinya. Karena, capaian sebuah program diukur dari hasil Implementasinya," katanya.
Siti Munifah menjelaskan, tujuan akhir pelaksanaan program adalah Exercise Modelling P3TMP oleh seluruh UPT Pendidikan dan Pelatihan lingkup BPPSDMP.
Workshop dibuka Sekretaris BPPSDMP mewakili Kepala BPPSDMP dan dihadiri oleh Kepala UPT BPPSDMP di Jawa Timur, seluruh perwakilan UPT Pendidikan dan Pelatihan Badan PPSDMP, baik yang hadir secara offline maupun secara virtual (online).
Menurut Siti Munifah, rumusan Workshop Implementasi Model P3TMP Tahun 2022 di antaranya pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian diharapkan dapat menjadi Centre of Agripreneur Development (CAD) berbasis inovasi teknologi untuk menumbuhkan wirausaha muda pertanian. Centre of Professional Development (CPD) sesuai kualifikasi jabatan/pekerjaan untuk menghasilkan sertifikasi profesi atau retooling.
“Rumusan kedua adalah produktivitas, adalah sikap mental dan etos kerja yang selalu berusaha melakukan perbaikan mutu kehidupan melalui peningkatan efisiensi, efektivitas, dan kualitas untuk menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan”, paparnya.
Ia menambahkan, modelling P3TMP bertujuan mencari dan menetapkan model P3TMP yang aplikatif agar dapat disebarluaskan, dipahami, diyakini, dan diterapkan di berbagai lembaga pendidikan tinggi, menengah, dan lembaga pelatihan vokasi dengan tujuan naiknya tingkat kelulusan, kebersertifikatan, kebekerjaan dan produktivitas lulusan, serta pendayagunaan kapasitas terpasang pendidikan dan pelatihan vokasi.
“Badan PPSDMP telah membentuk Kelompok Kerja P3TMP melalui Keputusan Kepala Badan PPSDMP Nomor 180/Kpts/SM.230/I/08/2021 tanggal 16 Agustus 2021 tentang Tim Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Pendidikan Tinggi, Menengah dan Pelatihan Vokasi Lingkup Badan PPSDMP dan menetapkan Polbangtan Bogor, BBPP Batu dan SMKPPN Sembawa sebagai Model P3TMP Badan PPSDMP Kementerian Pertanian,” ungkapnya.
Saat ini telah dilakukan finalisasi penyusunan kriteria dan parameter penilaian performa pada BBPP Batu, Pobangtan Bogor, dan SMKPP Sembaw, meliputi kepemimpinan lembaga, perencanaan strategis, standar pendidikan/pelatihan, dukungan data dan informasi, serta produk akhir dan efisiensi.
“Hasil Modelling P3TMP yang telah disusun harus diimplementasikan di tiga model Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Polbangtan Bogor, BBPP Batu dan SMKPPN Sembawa) dengan penajaman output dan outcome yang diharapkan,” tambahnya.
Mengacu pada 3 model yang telah tersusun, diharapkan seluruh UPT Pendidikan dan Pelatihan Pertanian segera menyusun SK Tim P3TMP tingkat UPT, melakukan replikasi dan penyesuaian kriteria dan parameter penilaian P3TMP sesuai karakteristik UPT masing-masing, serta didampingi tim P3TMP Polbangtan Bogor, SMKPP Sembawa, dan BBPP Batu untuk disampaikan ke Sekretariat P3TMP BPPSDMP dengan tembusan Kepala Pusat Pendidikan/Pelatihan Pertanian paling lambat pada 31 Maret 2022.
Sementara, itu Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, workshop Implementasi Model P3TMP merupakan upaya peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja sektor pertanian.
“Untuk meningkatkan daya saing tersebut maka harus diperkuat melalui pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerja sama dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja. Dengan demikian, kebutuhan tenaga kerja terampil sesuai permintaan pasar tenaga kerja dapat terpenuhi,” ujarnya.
Menurut Dedi, gerakan peningkatan produktifitas dan daya saing nasional merupakan strategi untuk dapat keluar dari middle income trap.
“Hal ini tentunya membutuhkan kualitas SDM yang andal, berkualitas, dan memiliki keterampilan, serta daya saing yang tinggi dalam persaingan global,” tambahnya.
Windi Listianingsih