Foto: ist
Ciputat (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengutarakan, urban farming saat ini menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat. Dengan lahan yang sempit, namun mampu memberikan sebuah penghasilan dan memiliki potensi yang cukup signifikan bagi dunia pertanian.
“Urban farming menjadi satu kesempatan buat masyarakat. Bagaimana lebih kreatif ya, agar kita bisa menghasilkan dengan lahan yang sempit, yang memiliki potensi yang cukup signifikan,” ujarnya di Balai Penyuluhan Pertanian, Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, (14/1).
Menurutnya, contoh urban farming di Tangerang Selatan yang besar adalah anggrek. Bahkan, tanaman yang lain pun bisa dibudidaya dengan cara urban farming. Ia mengulas, tanaman janda bolong yang spesifik ada di Indonesia itu harganya mencapai 10.000 Euro. Jika dihitung ke dalam kurs lokal, maka janda bolong menyentuh Rp160 juta.
Prihasto juga berpendapat, buah anggur dapat menjadi salah satu pilihan ekspor dengan potensi yang sangat tinggi. "Anggur adalah salah satu pilihannya. Saya kira kalau anggur yang seperti dibudidayakan petani di Tangerang Selatan seperti ini (tidak musiman) pasto bisa. Yang jelas kita harus memperbaiki teknologi budidayanya,” tandas dia.
Try Surya A