Foto: DOK. KKP
Musim hujan berpeluang memicu kegagalan panen udang jika manajemen tambak yang baik tidak diberlakukan secara ketat
Di musim hujan pembudidaya harus menerapkan ‘lockdown’ dalam manajemen tambak.
Musim hujan merupakan rentang waktu yang membuat pengusaha tambak udang tidak nyenyak tidur. Pasalnya, berbagai persoalan kerap muncul di tambak yang muaranya serangan penyakit dan kegagalan budidaya.
Iklim Basah
Pusat Layanan Iklim Dunia memprediksi puncak La Nina akan terjadi di awal tahun 2022. Dwikorita Karnati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, La Nina akhir 2021 dan awal 2022 ini termasuk intensitas moderat, sama seperti pada 2020/2021. “Prediksi puncaknya Januari – Februari 2022,” kata Rita dalam Rakornas Antisipasi La Nina, Jumat (29/10). La Nina akan meningkatkan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia dari 20% menjadi 70% di atas normal.
Menurut Januar Pribadi, Aquaculture Technology Development PT Grobes Indomakmur, kondisi iklim sangat berpengaruh dalam budidaya udang. Pengaruhnya terjadi dinamika di tambak karena dampak langsung terhadap kondisi air secara fisik, kimia, dan biologi. Termasuk, pengaruh pada fisiologi udang hingga patogenitas dan prevalensi penyakit. “Dampak La Nina dan El Nino, lebih buruk La Nina karena air secara fisik bergerak, turbulensi, bergerak terus. El Nino nggak ada guncangan secara fisik, hanya intensitas matahari saja,” ujarnya.
Dampak La Nina atau kerap disebut kemarau basah, ungkap Januar, dari sisi penyakit semakin rumit karena tekanan lingkunganmakin tinggi. “Kalau tetap basah,itu banyak stres yang ditimbulkan karena fluktuasisuhu harian lumayan besar,” ucapnya kepada AGRINA (4/11). Semua pihak harus siap menyambut musim hujan plus La Nina, terutama di wilayah rawan banjir sebab turut menurunkan produktivitas udang nasional.
Berkaca pada kasus Covid-19 di Indonesia, urai Januar, di musim hujan ini seharusnya tambak udang dikarantina (lockdown). “Covid mengajarkan kita cara melihat prevalensi penyakit secara epidemiologi. Persentasi naik-turun, kenapa naikatau turun. Oh, karena ada dibuka, terlalu longgar.Begitu diketatin, bagus lagi. Populasi undang juga begitu. Jadi begitu ada musim-musimseperti ini, kita harus lockdownatau (PPKM) level 4 tentang biosekuriti dan manajemen tambak,” sarannya.
Dampak Musim Hujan
Januar mengungkap, musim hujan menyebabkan fluktuasi suhu sangat ekstrem di atas 4˚ C, suhu turun hingga di bawah 24˚ C, dan curah hujan tinggi. Dampaknya terhadap tambak ialah fluktuasi suhu ekstrem membuat nafsu makan udang turun. Curah hujan tinggi bikin kekeruhan air meningkat, Blue Green Algae naik, mineral berkurang, DO (oksigen terlarut) dan salinitas turun, serta fluktuasi pH yang berakibat plankton drop. Drop plankton meningkatkan kandungan bahan organik serta menyebabkan hipoksia dan keracunan senyawa toksin. DO rendah berakibat kekurangan oksigen dan dominasi bakteri vibrio patogen.
Olivier Decamp, Technical Director Grobest Group mengulas, suhu menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan udang. Krustasea memiliki hepatopankreas sebagai organ vital yang mempengaruhi eksresi, ganti kulit, serta bermacam aktivitas metabolisme dan penyimpanan energi. Di suhu yang terus turun, sel hepatopakreas yaitu sel B, berkurang signifikan. Hal ini mempengaruhi udang menyerap makanan.
Suhu yang rendah memperlambat metabolisme udang sehingga makannya berkurang 10% di setiap penurunan 1˚ C. “Karena hujan bisa menurunkan suhu 3- 5˚ C, pakan bisa turun hingga 30% dari pakan normal. Pada suhu 26˚ C, pakan akan berkurang 25%. Suhu 28-32˚ C, pakannya normal. Suhu di atas 34˚ C, pakan bisa turun 20% dari normal,” bebernya.
Peran hepatopankreas sangat kritis bagi kesehatan udang. Di dalam heatopankreas ada lipid droplet (tetesan lemak) yang menunjukkan tingkat kesehatan si bongkok. Lipid droplet menjadi tempat glukoneogenesis, yaitu proses metabolisme yang mengubah glukosa dari bahan-bahan nonkarbohidrat di dalam tubuh udang. Level sel B hepatopankreas meningkatkan kemampuan sintetis glukoneogenesis yang dibutuhkan udang dalam menghadapi stres karena cuaca yang lebih rendah. Saat hepatopankreas rusak, udang menjadi lebih susah menghadapi perubahan suhu.
Naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 329 terbit November 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.