Selasa, 16 Nopember 2021

Lewati Krisis, PTPN VII Kembali Pulih

Lewati Krisis, PTPN VII Kembali Pulih

Foto: Syafnijal DS
Jajaran pimpinan PTPN VII berfoto bersama seusai memaparkan perkembangan perusaaan

Lampung (AGRINA-ONLINE.COM). Mulai tahun 2021 ini, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII mulai mencetak laba. Meski belum begitu besar, namun ini menjadi indikator yang mengantarkan BUMN Perkebunan ini keluar dari krisis menuju pemulihan. Demikian dikatakan Direktur PTPN VII, Ryanto Wisnuardhy kepada pers di Bandarlampung, (15/11).
 
“Sejak 2016, perusahaan kami mengalami masalah yang kompleks sehingga kinerja manajemen secara keseluruhan melambat. Sejak itu, kami berupaya optimal untuk bangkit. Tiga fase harus kami lewati, pertama fase rescue (penyelamatan perusahaan), fase recovery (pemulihan), dan fase sustinable (keberlanjutan usaha). Alhamdulillah, saat ini sudah masuk fase sustainable,” ujar Chief Ryan, sapaan akrabnya.
 
Menurutnya, keberhasilan melalui tahapan krisis tersebut karena tekad seluruh insan PTPN VII yang mengambil hikmah dengan menjalankan transformasi bisnis. Tiga faktor utama yang menjadi kunci dalam proses transformasi adalah restrukturisasi sumberdaya manusia (SDM), restrukturisasi keuangan, dan restrukturisasi organisasi (manajemen).
 
“Pripsip utama dalam kebijakan transformasi ini ada pada manajemen yang akuntabel dan taat kepada kaidah good corporate governance (GCG). Guna mewujudkannya perlu komitmen seluruh SDM yang terlibat dalam manajemen,” jelas Ryan yang berpengalaman sebagai mantan bankir hampir 30 tahun di Bank BNI ini.
 
Sebab, lanjut Ryanto, apapun masalah yang dihadapi perusahaan, titik terpenting itu ada pada human capital yaitu sumber daya manusia yang punya niat baik untuk kembali membangkitkan perusahaan.
 
Ryanto mengakui, utang PTPN Grup mencapai Rp45,3 triliun baik kepada perbankan dalam negeri maupun di bank asing sehingga PTPN Grup melakukan restrukturisasi kredit secara holistik. Dengan selesainya restrukturisasi utang tersebut, PTPN memiliki excess cash flow yang dapat digunakan guna memulihkan kinerja perusahaan.
 
Menurut Ryan, terdapat upaya yang dilakukan dalam memulihkan kinerja perusahaan, yakni efisiensi di berbagai lini; meningkatkan produktivitas; kerjasama aset; mekanisasi; digitalisasi; hingga operational excellence guna meningkatkan mutu produk.
 
“Dengan relaksasi ini, maka perusahaan memiliki keuangan yang sehat. Ini yang kita pakai guna operation excellence. Dengan operational excellence akan meningkatkan revenue. Revenue meningkat maka profit juga ikut meningkat. Saat ini kami terus mengupayakan bagaimana kondisi ini sustainable ke depannya,” tutur Ryanto.
 
Syafnijal Datuk Sinaro
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain