Foto: DOK. PRIBADI
“Jadi, kamu kerja bukan untuk kaya. Jangan cari dunianya. Cari berkah Allah dan bagaimana bisa meningkatkan derajat karyawan.”
Melakukan semua bidang kerja dari bawah menghadirkan tantangan dan pengalaman berbeda nyata.
Memulai hal baru tidaklah mudah. Namun, Siti Sarah Chairunnisa Odang mengungkap, banyak manfaat yang diperoleh saat mencoba bidang di luar keahlian. Marketing Manager PT Lunar Chemplast itu menguak beragam pengalaman unik saat menjalani hal baru kepada AGRINA. Apakah itu?
Manusia hingga Sapi
Terbiasa berinteraksi dengan manusia, perempuan yang akrab disapa Anisa Odang ini harus mengkaribkan diri bercengkrama dengan peralatan kandang dan mesin perah hingga hewan ternak, seperti sapi. Anisa awalnya konsultan divisi sumber daya manusia di Ernst & Young Indonesia. Pada 2009 sang ayah, pemilik PT Lunar, memintanya bergabung di perusahaan keluarga yang bergerak di bidang perdagangan perlengkapan peternakan ruminansia.
Sesuai kehendak ayah, Anisa memulai karir dari bawah. “Saya ikut merasakan semua, dari mengurus perizinan, keliling ke customer (pelanggan) untuk nawarin barang, bantu mengawasi instalasi alat. Dari instalasi mesin perah, mesin processing, ngurus perizinannya, ikut ke dalam keuangannya, mengelolake prinsipal, gimana visit prinsipal. Jadi, memang saya dirotasi ke mana-mana biar tahu bisnisnya secara keseluruhan,” urainya.
Sarjana Psikologi UI ini mengatakan, ia mesti belajar dari bawah sehingga mengetahui tanggung jawab di semua divisi dengan tantangan yang sangat berbeda. “Semuanya menantang. Ini benar-benar bidang berbeda dari yang saya pelajari di kuliah dan sangat bertolak belakang. Dulu saya berhubungan dengan orang, gimana proses rekrutmen, bikin training. Nah, sekarang mindset saya harus diubah,” ulasnya antusias.
Anisa mengubah pola pikir mengarah ke bisnis. Misalnya, mengenali sejak awal produk yang dipasarkan, membina hubungan dengan pelanggan,sertamemastikan barang diterima dan terinstalasi dengan baik. “Karena diajari gimana bisnis secara keseluruhan, terus terang saya merasa bersyukur banget bisa mengalami itu semua jadi tahu proses awal-akhir perusahaan,” katanya.
Perempuan kelahiran 24 September 1983 itu mengaku senang menjalani semua proses sebab bisa belajar banyak hal dari orang-orang yang ditemui. “Saya beruntung banget karena customer sapi perah sangat luas dari peternak skala kecil sampai peternak sangat besar, perusahaan raksasa. Itu saya sangat bersyukur sekali karena bisa belajar dari segala macam sisi,” ucapnya yang mendukung kemanuan industri susu.
Dengan begitu, penikmat kapucino ini dapat melihat pandangan perusahaan sapi perah raksasa terhadap dunia peternakan sekaligus mengamati tantangan yang dihadapi peternak kecil dan menengah. “Tantangan saya, bagaimana bisa membantu mensinergikan juga memberikan solusi. Saya bersyukur jadi kita bisa belajar dari semua hal,” imbuhnya yang semangat untuk terus belajar.
Belajar Mencintai
Kesempatan mempelajari banyak hal baru, lanjut sulung tiga bersaudara ini, membuatnya menjadi lebih bersyukur. “Kalau ada isu ini, saya bisa melihat masalah dari sudut pandang baru setelah ketemu customer ini. Saya bersyukur banget bisa belajar banyak, melihat dunia nggak cuma dari dunia yang saya hidup selama ini, saya melihat dari berbagai sisi,” timpalnya.
Anisa mengungkap, awalnya tidak berhasrat tinggi dalam pekerjaan yang digeluti. “Alhamdulillah ini menjadi passion (hasrat) saya pelan-pelan dengan ketemu banyak orang, belajar. Jadi, saya belajar mencintai apa yang saya jalani,” tukas penyuka cokelat itu.
Apalagi, ia menemukan segudang pengalaman menarik dalam bekerja. “Banyak banget yang berkesan karena ada aja yang dipelajari. Misalnya, pertama kali terima sapi, bisa nggak tidur seharian,” katanya terpingkal. Sebab setelah menunggu kedatangan sapi di bandara yang butuh waktu cukup lama, ia masih harus mengantarkan ke lokasi penerima. “Saya ingat ngantar ke BET Cipelang itu dingin banget. Sampai sana subuh. Tapi, itu seru, something new (sesuatu yang baru). Sudah gitu udaranya enak, sudah nikmati aja,” cetusnya semringah.
Ia juga senang membawa para prinsipal PT Lunar menjelah Indonesia untuk melihat dan mencoba hal baru. “Sebelum pandemi saya travelling ke Jawa Timur ramai-ramai sama prinsipal, ada 4-5 orang naik minibus. Itu enjoy banget. Kita bawa mereka ke budidaya (farm) kita. Saya apresiasi mereka berusaha sekali gimana berbicara ke pelanggan dengan budaya berbeda, cara menyampaikan solusi,” kisahnya yang rindu bersua pelanggan dan prinsipal.
Tidak semua berlangsung menggembirakan. Anisa kadang menjumpai hal mengecewakan, seperti pelanggan dan prinsipal yang kurang puas. Karena berlatar psikologi dan umumnya perempuan suka terbawa perasaan, istri Gerry Rasyid ini berusaha bersikap objektif. “Mindset saya don’t take it personally (jangan tersinggung), gimana cari solusi, jangan terlalu emosional,” ungkapnya.
Naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 329 terbit November 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.