Foto: Dok. Pribadi
Petani harus lebih pintar meminimalkan risiko bertani
Dalam era revolusi informasi sekarang, petani harus lebih pintar meminimalkan risiko bertaninya. Petani padi, jagung, juga kedelai dapat menggali info di situs kalender tanam terpadu (katam) besutan Badan Litbang Pertanian dan menjadikannya sebagai sistem peringatan dini.
Dari katam versi 3.3 untuk musim tanam penghujan Oktober - Maret 2021/2022, mereka bisa memitigasi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir dan potensi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama yang diprakirakan melanda wilayah pertanamannya.
“Ada peta dan data. Kita lihat Jawa Barat, peta rawannya banyak yang berwarna merah, artinya sangat rawan serangan. Contoh, tikus, penggerek batang, WBC (wereng batang cokelat,” ulas Aris Pramudia dalam suatu webinar Kementan.
Dengan pengetahuan peta dan data tersebut, lanjut doktor agroklimatologi lulusan IPB University 2008 itu, petani dapat mengambil langkah-langkah pengendalian yang tepat. Misalnya, pemilihan varietas relatif tahan OPT dan aplikasi pestisida yang sesuai sehingga menekan kehilangan hasil.
Menurut Aris, katam juga bermanfaat bagi para Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan penyuluh. Mereka yang banyak bekerja di lapangan ini disarankannya mengunduh aplikasi katam di ponsel pintarnya.
Peni Sari Palupi