Kamis, 23 September 2021

Menambah Literasi Sawit Indonesia Melalui Sawit Fest

Menambah Literasi Sawit Indonesia Melalui Sawit Fest

Foto: Istimewa
Sawit FEST sukses menarik 2.394 peserta lomba dengan total 3.196 karya.

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kelapa sawit merupakan komoditas yang sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun begitu, edukasi terkait sawit kepada masyarakat khususnya kalangan muda masih sangat dibutuhkan. Terutama terkait isu yang dinilai seringkali menyudutkan.
 
Dalam rangka memberikan keseimbangan informasi tentang kelapa sawit dan menambah literasi yang lebih positif kepada generasi muda, InfoSawit mengadakan Sawit FEST 2021. Rangkaian acara ini juga sebagai peringatan Hut RI yang ke-76 tahun.
 
Ajang ini menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Bumitama Gunajaya Agro Group, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asian Agri Group, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk., dan PT Cisadane Sawit Raya Tbk, kegiatan ini sukses diikuti sebanyak 2.394 peserta lomba dengan total 3.196 karya. Lomba meliputi desain poster, fotografi, penulisan esai dan video kreatif.
 
Iis Islahudin , Ketua Pelaksana SAWIT FEST 2021 mengatakan, lomba ini dilakukan untuk memberikan literasi tentang kelapa sawit. Namun, para peserta mencari informasi tentang sawit dengan caranya sendiri. Yang menarik, banyak kalangan peserta yang baru mengenal dan memahami sektor kelapa sawit secara baik.
 
Pemimpin Redaksi InfoSAWIT, Ignatius Ery Kurniawn menambahkan, tatangan kedepan ada di generasi muda, lantaran generasi ini akan menjadi penentu pengembangan sawit kedepannya, dan selayaknya bisa memberikan estafet kepada generasi muda untuk terus betumbuhnya industry kelapa sawit. “Kami juga memberikan apersasi kepada seluruh pihak yang sampai saat ini banyak pihak mendukung kelapa sawit dan mewujdukan pendidikan secara kretaif bagi generasi muda,” tandasnya.
 
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnegotarigan yang turut hadir menyampaikan, masa ini merupakan masa yang krusial untuk semua. Kendati masih dalam masa pandemi, tidak menghentikan kreativitas para generasi muda dalam berkreasi untuk menghasilkan karya.
 
Menurut Abetnego, generasi milenial dan gen Z sampai sampai saat ini telah menapai 50% dari populasi di Indonesia. Dengan kondisi ini, akan berdampak pada pengembagan bangsa kedepan. “Kelapa sawit maampu menyerap sekirar 16 juta pekerja, dimana sebanyak 4,2 juta pekerja lagsung dan sekitar 12 juta pekerja tidak langsung,” tutur Abetnego.
 
Edi Wibowo, Direktur Kemitraan BPDP-KS menimpali, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, Indonesia mampu meraih pendapatan devisa negara 2020 dari sektor minyak sawit dan turunannya sebesar US$21,04 miliar atau 13,58% terhadap neraca non migas.
 
Besarnya pendapatan devisa negara dari sektor sawit ini, merupakan keberhasilan bagi seluruh pemangku kepentingan sawit nasional. Pentingnya keberadaan minyak sawit bagi perekonomian nasional, telah berdampak positif terhadap bertumbuhnya ekonomi kerakyatan. Dari berbagai pelosok desa, kota/kabupaten, provinsi hingga pusat, geliat ekonomi sawit telah banyak memberikan manfaat luar biasa terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan bagi tujuan pembangunan nasional berkelanjutan (SDGs).
 
Melalui keberadaan minyak sawit berkelanjutan yang mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan manusia, dan menjaga harmonisasi sosial dan kelestarian lingkungan selaras dengan tujuan pembangunan nasional dalam menjaga harmonisasi People, Profit dan Planet (3P).
 
Sesuai pula dengan prinsip dan kriteria Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang secara mandatori telah dilaksanakan para pemangku kepentingan minyak sawit. Pembangunan kelapa sawit berkelanjutan berlandaskan ISPO, juga digadang-gadang akan menjadi senjata pamungkas dalam menangkal berbagai tudingan negatif terhadap minyak sawit.
 
“Sawit FEST diharapkan menjadi momentum bagi tumbuhnya generasi muda yang akan menjadi perisai minyak sawit berkelanjutan Indonesia. Melalui kepedulian milenial, maka minyak sawit akan mendapat kekuatan penuh guna menjawab berbagai tudingan negatif selama ini,” tutur Edi.
 
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonsia (GAPKI), Joko Supriyono mengutarakan, sepuluh tahun silam perspektif terhadap kelapa sawit masih sangat buruk. Terdapat pihak yang mengatakan erat kaitannya dengan deforestasi, tidak sehat dan kampanye negatif lainnya.
 
Padahal, imbuh Joko, produksi kelapa sawit di Indonesia telah sangat besar. Baik sebagai konsumsen maupun eksportir di dunia. “Kita sudah sebagai produsen sawit terbesar, oleh karena itu kita mengajak para generasi muda juga harus membuat lebih kuat. Kita juga harus menang bersang di pasar dunia karena saingannya banyak,” tandas Joko.
 
Try Surya A

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain