Foto: Dok. Pustaka
Layanan PUSTAKA bisa diakses dalam bentuk cetak dan digital
Media sosial menjadi wadah untuk menarik minat generasi milenial mengakses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.
Mudahnya mengakses informasi melalui Google, mesin pencari berbasis internet, membuat orang lebih banyak memanfaatkannya ketimbang harus membuka deretan buku di perpustakaan. Hanya bermodal smartphone, membaca buku atau berita dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Perkembangan teknologi informasi yang setiap detik melaju pesat ini memaksa kita secepatnya menyesuaikan diri. Begitu pula halnya dengan dunia perpustakaan.
Perpustakaan harus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Di era serba instan, masyarakat menginginkan informasi yang serba cepat dan mudah diakses sehingga perpustakaan tidak bisa dikelola secara konvensional lagi.
Berbasis IT
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian atau PUSTAKA Kementan menyikapi kemajuan teknologi informasi (Information Technology, IT) secara bijak dan terbuka. Di usianya yang menuju 180 tahun, PUSTAKA Kementan terus berbenah diri menghadapi gempuran informasi multimedia yang melanda masyarakat.
Penerapan teknologi informasi menjadi pelengkap layanan perpustakaan di samping layanan dasar koleksi buku fisik. “90% layanan PUSTAKA sudah berbasis IT. Di samping mampu menyelamatkan koleksi, setidaknya tetap membuat PUSTAKA eksis di tengah perkembangan teknologi,” ujar Ifan Muttaqien, Kordinator Kelompok Penyebaran Teknologi Pertanian PUSTAKA Kementan kepada AGRINA.
Fakta sejarah menerangkan, PUSTAKA berdiri pada Mei 1842. Berawal ketika Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor (KRB) tahun 1817. PUSTAKA merupakan bagian KRB yang memiliki fungsi menyediakan literatur bidang botani untuk para peneliti tamu yang melakukan penyelidikan botani daerah tropis. “Tahun 2022 PUSTAKA memasuki usia 180 tahun, melayani literasi teknologi pertanian dan menjadi perpustakaan biologi tertua di Indonesia,” ungkap Ifan.
Sempat berubah-ubah namanya namun tahun 2000 menjadi PUSTAKA Kementan dengan 2 kegiatan utama yaitu pengelolaan perpustakaan atau pembina perpustakaan di seluruh lingkup Kementan serta penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. “Untuk penyebaran teknologi pertanian sendiri, PUSTAKA tidak membatasi teknologinya. Bisa diambil teknologi pertanian yang ada di luar Kementan,” sambungnya.
Penyebaran Informasi
Meski merupakan perpustakaan khusus bidang teknologi pertanian, Ifan menjelaskan, PUSTAKA juga melayani masyarakat umum disamping mahasiswa, penyuluh, dan petani. PUSTAKA merupakan perpustakaan berbasis intuisi sosial melalui taman baca yang melayani masyarakat langsung.
Untuk memfasilitasi kebutuhan informasi pengetahuan dan teknologi pertanian, Eni Kustanti, Subkordinator Subkelompok Publikasi dan Promosi Iptek Pertanian mengatakan, PUSTAKA memiliki 4 gedung yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat yaitu Perpustakaan Pertanian, Taman Baca Pustaka, Perpustakaan dan Pengetahuan Pertanian Digital (P3D), serta Museum Tanah.
PUSTAKA sangat kaya informasi. Jumlah koleksi perpustakaannya mencapai 51.346 judul. Memanfaatkan teknologi informasi, ungkap Eni, PUSTAKA terus mengembangkan koleksi baik berupa buku dan majalah, CD Room, pangkalan data elektronik, maupun melanggankan ebook dan ejournal.
Buku koleksi yang terbit tahun 2020 misalnya, Teknologi Pengendalian Lalat Buah, Ayo Mengenal Tanaman Obat, Teknologi Budidaya Tanaman Kopi, Sumber Daya Genetik Ayam Lokal Indonesia dan Pengembangannya, serta Aktualisasi dan Teknologi Inovatif Pemanfaatan Lahan Pekarangan.
Penerbitan buku pertanian koleksi PUSTAKA didorong untuk dipraktikkan oleh para pembaca. “Walaupun belum banyak, kami ingin ilmu-ilmu yang ada dalam buku kita turunkan dari teks menjadi konteks, bahkan pelatihan dan sebagainya kita fasilitasi,” tandas Ifan.
Selain itu, PUSTAKA juga menerbitkan komik, buklet dan folder pertanian. Penerbitan komik dimulai sejak 2009 ketika ada kegiatan MOPIN (Mobil Pintar) kerja sama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Jumlah komik yang sudah diterbitkan dari tahun 2009-2020 sebanyak 33 judul.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 327 terbit September 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.