Senin, 2 Agustus 2021

Tips Terbaik Budidaya Hidroponik

Tips Terbaik Budidaya Hidroponik

Foto: Sabrina Yuniawati
Pilih sistem hidroponik sesuai kebutuhan dan luas lahan yang tersedia

Kunci terpenting budidaya hidroponik adalah pengecekan ppm secara berkala menggunakan alat agar pasokan nutrisi terjaga secara presisi.
 
Budidaya hidroponik bisa dimulai dari tanaman sayuran berumur pendek, seperti kangkung dan bayam, dapat panen sebulan dua kali.
 
Setelah itu, dapat mencoba sayuran umur panennya 45 hari, seperti kale, selada, atau sayuran buah, yakni tomat ceri atau paprika.
 
Ketika sudah cukup berpengalaman, barulah petani hidroponik bisa leluasa memilih komoditas sesuai permintaan pasar yang digarapnya.
 
 
Tips Penting
 
Sebelum mulai budidaya, langkah pertama tentu memilih benih. Iqbal Kusnandarsyah, Junior Urban Farming Specialist PT East West Seed Indonesia, menyarankan pembudidaya membeli benih unggul bersertifikat, ada izin edar, dan di kemasannya tercantum tanggal kedaluwarsa.
 
“Jangan beli benih abal-abal. Panah Merah memiliki garansi, saat kecambah tidak tumbuh maksimal dapat diklaim, perusahaan akan ganti benih baru. Pemula harus ikuti tahap budidaya yang benar agar meminimalisir kegagalan,” ujarnya.
 
Langkah berikutnya, sambung Agam Fadhlur Rahman, Bagian Pemasaran PT Karya Masyarakat Mandiri, Unit Bisnis Dompet Dhuafa, adalah memilih wadah tanam, seperti kotak styrofoam (gabus) dan pipa atau gully sebagai penampung nutrisi.
 
Pilih sistem hidroponik sesuai kebutuhan dan luas lahan yang tersedia. Media tanamnya rockwool (serat bebatuan) untuk menyemai benih dan nutrisi AB Mix.
 
Nutrisi AB mix siap pakai itu dilarutkan dalam 600 ml air diwadah terpisah A dan B. Setelah itu campurkan kedua larutan A dan B, larutan ini disebut larutan stok atau pekat.
 
“Penggunaan larutan stok untuk tanaman cukup 5 ml, lalu tambahkan satuliter air hingga mendapatkan larutan nutrisi berkonsentrasi 500-800 ppm. Angka part per million (ppm) tergantung kebutuhan sayuran. Ppm merupakan satuan kadar total mineral terlarut dalam air,” terang pria yang berkebun di Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat, itu (23/7).
 
Jumlah pemberian nutrisi bertahap tergantung jenis sayuran yang ditanam. Misalnya, kangkung membutuhkan nutrisi 1.050-1.400 ppm dan pH normal 5,5-5,6. Seminggu sebelum panen, jumlah nutrisi dikurangi, cukup 600-800 ppm.
 
“Sebelum panen, pemberian nutrisi dikurangi untuk menghambat pertumbuhan agar sayuran bagus, enak, dan renyah. Pengalaman saya, nutrisi berlebih seminggu sebelum panen malah bikin sayuran terasa pahit. Skala industri saja memiliki ketentuan dalam spesifikasi tanaman.
 
Contohnya, panjang kangkung tidak lebih 25-30 cm. Kunci terpenting untuk pemula pengecekan ppm dengan alat ukur TDS (Total Dissolved Solids) meter agar nutrisi tetap terjaga dengan baik,” katanya mengingatkan.
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 326 terbit Agustus 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain