Foto: Windi Listianingsih
Buku Suara Agribisnis 1, 2, dan 3 berisi tentang paradigma sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi, dan berkelanjutan
Konsisten membawakan pemikiran agribisnis melalui bahasa sederhananamun memberikan pemahaman mendalam atas isu agribisnis yang kompleks.
Prof. Dr. Bungaran Saragih,MEc adalah sosok yang lekat dengan agribisnis dan pertanian. Di dunia akademisi ia dikenal sebagai guru besar kebanggan IPB University. Sementara di dunia politik, namanya pernah bertengger sebagai Menteri Pertanian pada kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid juga pada Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri.
Kepedulian Bungaran dalam kemajuan pertanian tercermin dari karya-karyanya. Melalui buku Suara Agribisnis 1,2,dan 3, ia menggelorakan pemikirandengan gagasan visioner dan kata-kata yang berani.
Dalam rangka menyambut hari jadiyang ke-76, Majalah AGRINA bersama Departemen Agribisnis FEM IPB dan Asosiasi Agribisnis Indonesia (AAI) menyelenggarakanwebinar Bedah Buku : Suara Agribisnis, Kumpulan Pemikiran Bungaran Saragihpada Senin (19/4) secara daring.
Acara dibuka dengan video yang menampilkan sosok wanita di balik kesuksesan Bungaran, yaitu sang istri, Mihoko Nakamura. “Istri saya memberikan sumbangan yang besar terhadap apa yang saya capai dalam hidup. Sebagai akademisi,sebagai birokrat,juga dalam bisnis, istri saya punya peran yang besar,” ujar Bungaran.
Bertabur Narasumber Ternama
Sederet narasumber dihadirkan untuk memberirefleksi buku Suara Agribisnis. Pada sesi pertama hadir Dr.Ir.Musdhalifah Machmud,MT, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kemenko Bidang Perekonomian; Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi,MS,Dosen FEM IPB; dan Dr. Ir. Tungkot Sipayung,MS,Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute(PASPI)dengan moderator Bhima Yudhistira, Ekonom INDEF.
Pembicara di sesi kedua yaitu Ir.Derom Bangun,Ketua Umum DMSI periode 2012-2020; Soemitro Samadikun,Ketua APTRI; Ninuk M.Pambudy, Wartawan Kompas; Untung Jaya,Wartawan AGRINA, serta moderator Rachmat Pambudy, Dosen FEMIPB.
Sebagai pembuka, Bhima mengungkap, buku Suara Agribisnis sangat konstekstual dan berisi sejarah pembangunan pertanian di Indonesia,khususnya pascareformasi. Lebih jauh, ia menjelaskan,beberapa masalah pertanian nasional merupakan sebuah pengulangan yang solusinya sudah diberikanProf. Bungaran jauh sebelum terjadi.
Menurut Musdhalifah, pemikiran tentang sistem dan usaha agribisnis masih sangat relevan dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional kini dan masa datang. “Pemikiran Prof.Bungaran terkait sistem dan usaha agribisnis didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi,dan berkelanjutan.Ini merupakan prinsip-prinsip dasar untuk mewujudkan pembangunan pertanian bagi peningkatan kesejahteraan petani serta memenuhi kebutuhan industri pangan Indonesia,” ia menambahkan.
Guru Agribisnis yang Konsisten
Bayu mengatakan,ketiga buku Suara Agribisnis merupakan sebuah catatan sejarah. Pemikiran Bungaran yang terangkai dalam berbagai tulisan mengenai sistem dan usaha agribisnis telah dituangkan sejak puluhan tahun silam.
“Prof.Bungaran sudah membicarakan food estatesejak 10 tahun lalu. Kemudian juga permasalahan lain yang berulang dan belum selesai seperti persoalan beras, sawit, gula, hingga ayam pedaging, di ketiga buku Pak Bungaran memberikan indikasi yang jelas alasannya,” ungkapnya.
Ketua Umum AAI itu mengungkapkan,pemikiran Prof.Bungaran dalam buku Suara Agribisnis patut kita refleksikan bersama. Ia menyebut refleksi tersebut sebagai “Suara Guru Agribisnis yang Konsisten”. Tulisan Bungaran secara konsisten membawakan pemikiran agribisnis melalui bahasa sederhananamun masih memberikan pemahaman yang mendalam atas isu agribisnis yang kompleks.
Tungkot mengatakan, banyak negara yang telah sukses menguasai pasar dunia karenamenerapkan sistem dan usaha agribisnis di beragam produk agribisnis.
“Jalur industrialisasi agribisnis mulai dari hulu, on farm, hilir hingga jasa, teknologi,dan pengendalian inovasi harus saling mendukung satu sama lain. Lokomotifnya bisa saling bergantian antara hulu, hilir,atau on farm.Ini sangat relevan dengan sistem dan usaha agribisnis,” ujarnya.
Kehadiran digitalisasi, smart farming, urban farming, dan disrupsi pedagang perantara,serta integrasi pedagang-konsumen menekankan kembali urgensi pendekatan sistem dan usaha agribisnis. Jika integrasi vertikal sistem agribisnis menguat, pengendalian inovasi agribisnis menjadi sumber pertumbuhan utama agribisnis ke depannya.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 325 terbit Juli 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.