Foto: Sabrina Y
Samri (Petani Karet), menikmati harga karet kering di angka Rp14.500/kg-Rp17.000/kg
Kalimantan Barat (AGRINA-ONLINE.COM). Organisasi GIZ SASCI dan SASCI+ (Deutche Genellschaft fur Internationale Zusammenarbeit, Sustainable Agricultural Supply Chains), proyek yang diinisiasi oleh pemerintah Jerman dari program BMZ (Kementerian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembanguan) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam upaya untuk mensejahterakan petani karet.
Setibanya tim tersebut di Kalimantan Barat, disambut Kelapa Dinas Perkebunan Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero. Hore biasa ia disapa, memberikan dukungan program yang diinisiasi Kementan dan GIZ untuk mensejahterakan petani Kalbar. “Kami akan mempersilahkan program SASCI Kalbar bisa sukses. Dinas Perkebunan sangat mendukung program yang akan dilakukan SACSI dan SASCI+,” tuturnya.
Per Rasmunssen, Principal Advisor SASCI menjelaskan, GIZ merupakan organisasi nirlaba penyedia layanan di bidang kerjasama internasional untuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari program GIZ yaitu pertama, mendukung petani kecil untuk lebih sejahtera.
Kedua, mendapatkan harga lebih tinggi dari hasil budidaya. Ketiga, pengurangan gas rumah kaca dari produksi karet dan sawit. Keempat, berpartisipasi dalam rantai pasok keret dan minyak sawit berkelanjutan. “Ini merupakan rantai pasok pertanian bebas deforestasi untuk bahan baku terbarukan di pasar global,” paparnya.
Jonas, Leader SASCI+ mengutarakan, terbentuknya SASCI+ pada oktober 2019 dengan proyek kerjasama dengan tujuan yang sama seperti SASCI yang lebih awal dalam menjalankan proyek. SASCI telah menjalankan kegiatan dengan baik hingga sekarang. Terbentuknya SASCI+ merupakan adanya penambahan komoditas dari yang sudah ada.
“SASCI+ tidak hanya sawit, karet tetapi ada kakao dan kopi. Sasaran proyek ini di wilayah Kapuas Hulu, Kalbar dan Lore Lindu, Sulawesi tengah,” ungkapnya.
Samri, Petani karet Desa Tanjung Intan, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu mengungkapkan, sangat senang bergabung dengan GIZ karena ada jaminan harga dari hasil budidaya karet. Hasil produksi karet kering Samri kurang lebih 20kg/bulan, sedangkan harga karet kering saat ini berkisar Rp14.500/kg-Rp17.000/kg. Hasil karetnya ditampung oleh continental yang berkerja sama dengan GIZ.
Sebelum bergabung dengan GIZ harga karet kering hanya sekitar Rp 8.000/kg-Rp10.000/kg. “Petani yang ikut dalam proyek ini diberikan pelatihan dalam budidaya, perawatan, pemupukan, proses penyadapan dilakukan seminggu maksimal 3-4 kali. Pelatihan teknis budidaya baik dan benar, sehingga menghasilkan kualitas bagus dan harga bagus pula,” terang Bapak berusia 53 tahun tersebut.
Sabrina Yuniawati