Rabu, 2 Juni 2021

PETERNAKAN : Sudah Vaksinasi, Kok Penyakit Viral Tetap Terjadi?

PETERNAKAN : Sudah Vaksinasi, Kok Penyakit Viral Tetap Terjadi?

Foto: Try Surya Anditya
Kandang yang padat memerlukan ventilasi yang baik

Banyak hal yang mesti diperhatikan agar kejadian penyakit viral di perunggasan tidak berulang.


Meskipun sudah melakukan vaksinasi, kejadian penyakit viral (yang disebabkan oleh virus) masih kerap terjadi di peternakan unggas, baik broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur).
 
Tony Unandar, Poultry Private Consultant menjelaskan, virus tetap memiliki kesempatan bertahan di lapangan lantaran proses sanitasi dan biosekuriti tidak dijalankan dengan baik.

“Kalau tidak membersihkan kandang secara bagus, masih ada sisa residu dari ayam sebelumnya. Maka virus akan lebih tahan tanpa kerusakan. Ketika masuk ayam baru, dia mendapatkan induk semang yang baru,” ujar Tony di sela-sela CHICK DAY bertema “Recipe for Success: Indonesia’s Real Case and Value” yang digelar Ceva Animal Health Indonesia, baru-baru ini.

Selain satitasi dan biosekuriti, Tony menyebut, peternak perlu memahami konsep penting pada infeksi virus dan cara mengontrolnya. Sebab, keberadaan virus bergantung pada keberadaan sel induk semangnya, yang dalam hal ini sang ayam itu sendiri.


Total Inokulum dan Ventilasi

Salah satu penyakit viral yang acap kali muncul di peternakan unggas adalah Newcastle Disease (ND). Kendati populasi unggas di farm sudah divaksinasi, kasus masih terjadi. Tony mengatakan, setiap program vaksinasi membutuhkan respon ayam untuk membentuk kekebalan yang cukup.

Sebelum terbentuk kekebalan cukup, virus lapangan tidak bisa dicegah masuk ke dalam tubuh ayam dan menginfeksi melalui selaput lendir. Virus ND sangat tahan terhadap beberapa kondisi lingkungan, baik suhu maupun kelembapan serta bisa ditularkan melalui udara.

“Ketika di suatu farm terdapat berbagai usia (multiage) dari chick-in yang tidak seragam, sanitasi, dan program vaksinasi tidak seragam, maka kemungkinan virus tersebut selalu mempunyai induk semang dan bermigrasi antarkandang. Inilah mengapa kasus sering terjadi,” ulas lulusan Kedokteran Hewan IPB University ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebelum gejala klinis atau kerusakan jaringan muncul, virus sudah bisa keluar dari induk semang dan menginvasi induk semang lain. Total inokulum atau jumlah virus yang masuk ke tubuh ayam sangat menentukan keberhasilan kejadian penyakit.

Farm dengan sistem ventilasi yang kurang baik berpotensi menambah akumulasi virus di dalam kandang saat terjadi shedding. Akibatnya, ayam yang terinfeksi lebih banyak. Satu ayam yang batuk dengan kondisi kandang terlalu padat, akan menginfeksi ayam sekitar. Makin banyak jumlah ayam, makin buruk sirkulasi udara di kandang.

“Perhatikan pentingnya total inokulum. Ketika virus yang masuk sedikit, mekanisme awal pertahanan ayam cukup kuat untuk mengeliminasi. Kita tidak bisa semata-mata mengandalkan program vaksinasi., tapi juga harus diikuti implementasi program biosekuriti, termasuk ventilasi yang optimal dan mereduksi stres,” ucap Tony.


Gangguan Feed Intake

Ayam yang tertekan kekebalannya (imunosupresi) dan stres akan kesulitan menekan invasi virus. Untuk membentuk sebuah reaksi imun, ayam butuh energi. Karena itu, ulas Tony, saat terjadi gangguan konsumsi pakan (feed intake), tingkat keberhasilan virus menginfeksi induk semang jauh lebih besar.

Kala respon vaksin belum terjadi, paparan virus di lapangan sangat tinggi dan respon ayam tidak maksimal akibat stres atau asupan nutrisinya kurang. Hal inilah yang mendorong terjadinya infeksi awal.

Ayam membutuhkan energi untuk melawan virus. Saat keseragaman ayam pecah, rasio pakan (Feed Conversion Ratio – FCR) bengkak, bobot harian (Average Daily Gain – ADG) tertahan, peternak semestinya patut curiga. “Jangan selalu menyalahkan pakan. Bisa jadi virus sudah masuk tapi belum menunjukkan gejala klinis yang jelas,” tandasnya.



Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 324 terbit Juni 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain