Selasa, 17 Nopember 2020

KKP Buka Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik dan Pembesaran Udang

KKP Buka Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik dan Pembesaran Udang

Foto: Istimewa
Sampah plastik diubah menjadi hal yang lebih bernilai ekonomis

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesisir dan Sungai serta  Pelatihan Pembesaran Udang Vaname bagi masyarakat Jawa Timur selama lima hari, 16-20 November 2020 di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jawa Timur.
 
Pelatihan diikuti oleh 68 peserta dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Peserta merupakan masyarakat pesisir dan sempadan sungai, serta pembudidaya udang. Beberapa diantaranya yaitu Kab. Banyuwangi, Kab. Jombang, Kab. Sidoarjo, Kota Surabaya, Kab. Malang, Kab. Kediri, Kab. Situbondo, dan Kab. Gresik. 
 
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengatakan, pelatihan  pengelolaan sampah bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan sempadan sungai sangat penting. sebab, mereka dapat berkontribusi secara langsung membantu mencegah mengalirnya sampah yang berada di sekitar lingkungannya ke sungai dan laut. 
 
Dalam pelatihan pengelolaan sampah, para peseta diberikan sejumlah materi seperti cara memilah sampah, mengenal ekosistem dan konservasi, mengolah sampah plastik menjadi bijih plastik, dan memanfaatkan sampah organik untuk budidaya magot. 
 
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam pelatihan ini akan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya akan menular ke masyarakat di wilayah-wilayah lainnya, untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia,” ujar Sjarief. 
 
Pengelolaan sampah dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Sampah yang umumnya dinilai tak bermanfaat, sebenarnya dapat diolah menjadi barang bernilai tambah. 
 
Hal positif dirasakan oleh masyarakat di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo yang memanfaatkan sampah di sekitar Sungai Brantas. Setiap harinya mereka mengumpulkan sampah yang berasal  dari lingkungan sekitar ke bank sampah yang tersedia. 
 
Pokmaswas setempat akan mengolah sampah plastik yang terkumpul menjadi bijih plastik dan kemudian dijual ke pabrik-pabrik sekitar. Sementara limbah organik rumah tangga dimanfaatkan untuk membudidayakan magot sebagai pakan ikan dan ternak. 
 
Sebagai kompensasi, setiap bulan pun kumpulan sampah yang dikumpulkan dan tercatat dalam “Buku Tabungan Bank Sampah” milik masing-masing warga dijumlahkan untuk diberikan kompensasi yang sesuai.
 
Sementara terkait pelatihan pembesaran udang vaname, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengutarakan, komoditas ini merupakan pencanangan target Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor hingga 250% pada 2024 mendatang. 
 
Di dalam pelatihan, para peserta diberikan materi meliputi cara menyiapkan wadah dan media pemeliharaan, cara mengelola kesehatan udang,  cara menebar benih, cara memonitoring pertumbuhan udang, serta proses panen dan pasca panen. 
 
Lilly mengungkapkan bahwa vaname memiliki banyak keunggulan ketimbang jenis udang lainnya untuk dibudidayakan di Indonesia. Pasalnya, vaname memiliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit dan toleran terhadap perubahan suhu air dan oksigen terlarut. 
 
“Vaname juga memiliki kebutuhan protein yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis udang lainnya. Pertumbuhannya pun cukup cepat,” tambahnya. 
 
Selama masa pandemi, KKP melalui Puslatluh KP terus berupaya memberikan layanan kepada masyarakat lewat penyelenggaraan berbagai pelatihan gratis. Sepanjang pekan lalu (10-14/11), total 1.716 peserta dari 34 provinsi di Indonesia mengikuti beragam pelatihan yang diselenggarakan secara daring. Beberapa diantaranya yaitu pembenihan ikan mas gurami putih, pembenihan ikan koi, pengolahan mie ikan, dan budidaya magot. 
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain