Foto: Dok. Pribadi
“Dengan berbuat baik, kebaikan itu akan kembali baik di dunia maupun di akhirat.”
Awalnya menentang dunia sales tapi malah kepincut. Ada kisah apa dibaliknya?
Zaman semakin canggih, kompetisi pun semakin ketat. Berbagai strategi kreatif harus dilakukan untuk memperoleh peluang pasar, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Amke Wijaya, Business Manager PT Hipra Indonesia, punya jurus jitu menghadapi kondisi serba sulit tersebab pandemi global. Penasaran?
Customer Mind
Empat tahun sudah PT Hipra Indonesia eksis, tepatnya sejak pertengahan 2017. Merasa penetrasi pasar yang masih cukup kecil, perusahaan vaksin global ini menargetkan penyerapan market secara masif.
Zaman semakin canggih, kompetisi pun semakin ketat. Berbagai strategi kreatif harus dilakukan untuk memperoleh peluang pasar, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Amke Wijaya, Business Manager PT Hipra Indonesia, punya jurus jitu menghadapi kondisi serba sulit tersebab pandemi global. Penasaran?
Customer Mind
Empat tahun sudah PT Hipra Indonesia eksis, tepatnya sejak pertengahan 2017. Merasa penetrasi pasar yang masih cukup kecil, perusahaan vaksin global ini menargetkan penyerapan market secara masif.
Meski memiliki varian vaksin peternakan dan perikanan yang cukup lengkap, Amke menuturkan, Hipra fokus pada vaksin unggas untuk pasar Indonesia.
“Paling tidak, breeding farm (perusahaan pembibitan) yang ada di Indonesia pernah mencoba minimum 1 produk Hipra dan bagaimana mereka berinteraksi dengan tim kami. Mudah-mudahan dari situ nanti tahu bahwa Hipra tidak hanya menjual produk tapi produk plus (pelayanan),” ujarnya.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 2 Januari 1962 itu melanjutkan, bukan sekadar market share alias pangsa pasar yang harus direbut tetapi juga pikiran pelanggan.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 2 Januari 1962 itu melanjutkan, bukan sekadar market share alias pangsa pasar yang harus direbut tetapi juga pikiran pelanggan.
“Share yang harus direbut bukan marketnya tapi pikiran atau memori yang ada di customer. Jadi saya menyebutnya share of customer mind (mindshare),” jelasnya. Yaitu, ketika pelanggan butuh apapun atau punya masalah, yang pertama kali diingat adalah Hipra.
Untuk merebut mindshare, tidak cukup hanya mengirimkan brosur atau pesan produk melalui aplikasi. Harus ada cara lain yang memberi manfaat berbeda buat pelanggan, seperti fasilitasi kebutuhan lewat penyediaan laboratorim HIPRA Diagnos.
Untuk merebut mindshare, tidak cukup hanya mengirimkan brosur atau pesan produk melalui aplikasi. Harus ada cara lain yang memberi manfaat berbeda buat pelanggan, seperti fasilitasi kebutuhan lewat penyediaan laboratorim HIPRA Diagnos.
Fasilitas ini memberikan layanan uji lab yang komprehensif, cepat, dan andal sehingga peternak dapat melakukan penegakkan diagnosis penyakit atau melakukan evaluasi program vaksin yang digunakan. bisa mencegah kehadiran penyakit menular.
“Kami berusaha memberikan produk-produk unik, produk yang tidak banyak kompetitornya walaupun tidak mudah karena membutuhkan upaya untuk create awarnes (membangun keadaran) terlebih dahulu,” terangnya kepada AGRINA.
Menjadi Referensi
Pria yang sudah 30-an tahun aktif di industri kesehatan hewan ini menjelaskan, Hipra memiliki visi menjadi “the References in Prevention of Animal Health” (referensi dalam pencegahan penyakit). Kerugian bahkan kehilangan hasil produksi ternak bisa dihindari salah satunya dengan mencegah kehadiran penyakit.
Menjadi Referensi
Pria yang sudah 30-an tahun aktif di industri kesehatan hewan ini menjelaskan, Hipra memiliki visi menjadi “the References in Prevention of Animal Health” (referensi dalam pencegahan penyakit). Kerugian bahkan kehilangan hasil produksi ternak bisa dihindari salah satunya dengan mencegah kehadiran penyakit.
Hipra hadir menawarkan vaksin untuk memperkuat imun ternak. “Hipra meyakini masa depan dunia kesehatan hewan itu ada di-prevention (pencegahan). Makanya itulah mengapa mengarahnya selalu ke vaksin,” imbuh Amke.
Ia menambahkan, industri vaksin akan berkembang seiring perkembangan industri peternakan. “Kita fokus pengembangan indutri peternakannya itu sendiri. Kalau industri peternakan berkembang, pasti industri ikutannya juga akan mengikuti dari hulu-hilir, termasuk konsumsinya,” kata pria yang berkediaman di Bogor, Jabar ini. Karena itu, promosi peternakan sebagai sumber protein hewani yang baik dan terjangkau menjadi penting.
Indonesia memproduksi anak ayam umur sehari (day old chick, DOC) mencapai 3 miliar setahun menjadi daya tarik yang sangat memikat negara produsen obat hewan. Sementara, konsumsi ayam dan telur masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga. Masyarakat awam, bahkan dokter sekalipun masih banyak yang salah-kaprah menganggap ayam broiler diproduksi dengan hormon agar cepat tumbuh besar.
Akibatnya, mereka takut mengonsumsi ayam dan telur broiler. Pemahaman seperti ini perlu diluruskan. “Itu yang sebetulnya menjadi tantangan kita ke depan. Bagaimana orang mau membeli telur atau ayam broiler daripada beli rokok. Padahal harga sebatang rokok itu lebih mahal daripada 1 butir telur,” saran Suami Indyah Sulistyo Handiani ini.
Kisah Sales
Membahas bidang marketing, Amke mengungkap, awalnya mengkritik pekerjaan sebagai sales. “Ngapain susah-susah jadi sarjana terus jadi sales,” tegurnya kala itu. Setelah 5 tahun bergelut di peternakan sapi di NTT dan Sulsel selepas kuliah, ternyata Sarjana Peternakan lulusan IPB ini malah kepincut dunia sales dan marketing.
Ia menambahkan, industri vaksin akan berkembang seiring perkembangan industri peternakan. “Kita fokus pengembangan indutri peternakannya itu sendiri. Kalau industri peternakan berkembang, pasti industri ikutannya juga akan mengikuti dari hulu-hilir, termasuk konsumsinya,” kata pria yang berkediaman di Bogor, Jabar ini. Karena itu, promosi peternakan sebagai sumber protein hewani yang baik dan terjangkau menjadi penting.
Indonesia memproduksi anak ayam umur sehari (day old chick, DOC) mencapai 3 miliar setahun menjadi daya tarik yang sangat memikat negara produsen obat hewan. Sementara, konsumsi ayam dan telur masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga. Masyarakat awam, bahkan dokter sekalipun masih banyak yang salah-kaprah menganggap ayam broiler diproduksi dengan hormon agar cepat tumbuh besar.
Akibatnya, mereka takut mengonsumsi ayam dan telur broiler. Pemahaman seperti ini perlu diluruskan. “Itu yang sebetulnya menjadi tantangan kita ke depan. Bagaimana orang mau membeli telur atau ayam broiler daripada beli rokok. Padahal harga sebatang rokok itu lebih mahal daripada 1 butir telur,” saran Suami Indyah Sulistyo Handiani ini.
Kisah Sales
Membahas bidang marketing, Amke mengungkap, awalnya mengkritik pekerjaan sebagai sales. “Ngapain susah-susah jadi sarjana terus jadi sales,” tegurnya kala itu. Setelah 5 tahun bergelut di peternakan sapi di NTT dan Sulsel selepas kuliah, ternyata Sarjana Peternakan lulusan IPB ini malah kepincut dunia sales dan marketing.
“Ternyata yang menarik saat menerjuni dunia penjualan, kita bisa bertemu dengan berbagai macam orang, bisa belajar sifat-sifat orang. Di situlah hidup yang sebenarnya,” tuturnya.
Ada banyak cerita di balik sales. “Pekerjaan jadi sales yang tadinya saya tidak suka, ternyata sangat kaya sekali untuk bisa memperbaiki pengalaman dan memperkaya diri, terutama bagaimana kita berhubungan dengan berbagai macam orang dan karakter. Di situ betul-betul kita bisa menggali apa yang kita mau. Semuanya sangat menarik saat kita berhubungan dengan orang lain,” paparnya antusias.
Ia pun merasa beruntung bertemu supervisor yang mengarahkannya dan perusahaan yang memberi banyak bekal cara berinteraksi dengan baik selama berkarir di dunia sales. “Kita mungkin secara naluri sudah punya tapi urutannya agar lebih efektif, itu yg diberikan oleh perusahaan. Dari situ saya merasa mulai menyukai dunia sales,” kata pria yang bekerja di Elanco selama 27 tahun itu.
Terlebih ketika memiliki tim beda generasi, kepiawaian berinteraksi sangat diperlukan. “Selama kita mau saling mengerti, saling mendengar, alhamdulillah walaupun tetap ada gap (jarak) karena usia beda jauh, dari segi kecanggungan tidak tampak. Itulah tantangan yang harus dilalui kalau dalam satu organisasi dengan beda generasi yang jauh,” timpal Amke yang punya tim seusia anak sendiri.
Niat Baik
Pria yang senang berinteraksi ini memiliki prinsip bekerja dengan niat baik. “Kita mulai dengan niat baik. Dengan berbuat baik, kebaikan itu akan kembali baik di dunia maupun di akhirat. Itu yang saya yakini,” ujarnya mengupas filosofi hidup. Apalagi, menurut Amke, dunia bisnis sangat banyak ‘lubang jebakannya’, seperti pemberian intensif yang tidak fair sehingga menghasilkan keputusan berat sebelah atau tidak adil. “Kalau tidak hati-hati, kita dengan mudah terperosok,” sahutnya.
Berusaha mengawali dengan niat dan berbuat baik, Amke menuturkan kehidupan yang dijalani terasa nyaman, lancar, dan dimudahkan. “Harus bersyukur pada apapun yang kita dapatkan. Kalau sudah dapat yang bagus, nggak bersyukur, ya keterlaluan. Bersyukur, hidup dan bekerja, beraktivitas dengan niat yang baik. Karena dengan berbuat baik itu nanti kebaikan akan kembali ke kita,” pesannya lagi.
Selain itu, Amke juga menganggap setiap aktivitas yang dilakukan sebagai me-time sehingga menikmatinya. “Bekerja pun merasa me-time. Dengan keluarga juga merasa me-time. Buat saya semua aktivitas ini adalah me-time,” lanjut ayah Nadiar Ramadhan itu santai.
Ada banyak cerita di balik sales. “Pekerjaan jadi sales yang tadinya saya tidak suka, ternyata sangat kaya sekali untuk bisa memperbaiki pengalaman dan memperkaya diri, terutama bagaimana kita berhubungan dengan berbagai macam orang dan karakter. Di situ betul-betul kita bisa menggali apa yang kita mau. Semuanya sangat menarik saat kita berhubungan dengan orang lain,” paparnya antusias.
Ia pun merasa beruntung bertemu supervisor yang mengarahkannya dan perusahaan yang memberi banyak bekal cara berinteraksi dengan baik selama berkarir di dunia sales. “Kita mungkin secara naluri sudah punya tapi urutannya agar lebih efektif, itu yg diberikan oleh perusahaan. Dari situ saya merasa mulai menyukai dunia sales,” kata pria yang bekerja di Elanco selama 27 tahun itu.
Terlebih ketika memiliki tim beda generasi, kepiawaian berinteraksi sangat diperlukan. “Selama kita mau saling mengerti, saling mendengar, alhamdulillah walaupun tetap ada gap (jarak) karena usia beda jauh, dari segi kecanggungan tidak tampak. Itulah tantangan yang harus dilalui kalau dalam satu organisasi dengan beda generasi yang jauh,” timpal Amke yang punya tim seusia anak sendiri.
Niat Baik
Pria yang senang berinteraksi ini memiliki prinsip bekerja dengan niat baik. “Kita mulai dengan niat baik. Dengan berbuat baik, kebaikan itu akan kembali baik di dunia maupun di akhirat. Itu yang saya yakini,” ujarnya mengupas filosofi hidup. Apalagi, menurut Amke, dunia bisnis sangat banyak ‘lubang jebakannya’, seperti pemberian intensif yang tidak fair sehingga menghasilkan keputusan berat sebelah atau tidak adil. “Kalau tidak hati-hati, kita dengan mudah terperosok,” sahutnya.
Berusaha mengawali dengan niat dan berbuat baik, Amke menuturkan kehidupan yang dijalani terasa nyaman, lancar, dan dimudahkan. “Harus bersyukur pada apapun yang kita dapatkan. Kalau sudah dapat yang bagus, nggak bersyukur, ya keterlaluan. Bersyukur, hidup dan bekerja, beraktivitas dengan niat yang baik. Karena dengan berbuat baik itu nanti kebaikan akan kembali ke kita,” pesannya lagi.
Selain itu, Amke juga menganggap setiap aktivitas yang dilakukan sebagai me-time sehingga menikmatinya. “Bekerja pun merasa me-time. Dengan keluarga juga merasa me-time. Buat saya semua aktivitas ini adalah me-time,” lanjut ayah Nadiar Ramadhan itu santai.
Ia juga senang menghabiskan akhir pekan bersama keluarga yang sangat besar perannya mendukung karir. “Istri bekerja akhirnya di rumah dan fokus ke anak. Ternyata pekerjaan mengurus satu anak dan satu bapak itu pekerjaan yang tidak tidak selesai. Menurut saya Itulah bentuk dukungan yang keluarga berikan secara penuh,” pungkasnya semringah.
Windi Listianingsih
Windi Listianingsih