Foto: Peni Sari Palupi
Ayam dingin siap diolah juga banyak dicari konsumen
Selain mudah didapat, produk frozen food mesti terjaga higienis dan kesehatannya.
Kebiasaan beraktivitas telah bergeser diiringi dengan berubahnya perilaku konsumen. Bukan tanpa sebab, adanya pembatasan berinteraksi secara langsung serta tumbuhnya kesadaran akan sumber makanan yang sehat, membuat permintaan makanan beku (frozen food), khususnya protein hewani asal unggas ikut meningkat.
Atas dasar tersebut, AGRINA mengangkat seminar Suara Agrina bertema “Laris Manis Bisnis Frozen Food” secara daring, Rabu (29/7). Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen PKH Kementan mengamini pola konsumsi yang telah berubah. Masyarakat cenderung memilih makanan ready to cook dan ready to eat.
Dari sisi konsumsi protein, lanjut Fini, secara keseluruhan sebesar 64,64 gram/kapita/hari. Protein hewani yang didominasi telur dan daging ayam baru mengambil porsi 25,79% saja. “Konsumsi protein hewani harus terus didorong. Ayo tingkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi protein hewani,” ajak Fini.
Melonjak 236%
Pada kesempatan yang sama, Mochamad Zunaiydi, Head of Marketing Poultry Processing Division PT Ciomas Adisatwa mengungkapkan, permintaan produk perunggasan beku yang tersedia di gerai Best Meat rata-rata jumlahnya naik 25%. Hal ini dipicu dekatnya gerai penjualan dengan rumah warga.
“Terjadi megashift market kami di e-commerce. Puncak penjualan terjadi saat Maret. Melonjak 236% dari bulan sebelumnya,” beber Zunaiydi.
Hal serupa turut dirasakan Abbi AP Darmaputra, peternak mandiri Tri Group sekaligus pelaku usaha olahan ayam. Ia menimpali, penjualan ‘Ayam Kane’ sempat naik hingga 160%-200% Lebaran lalu. Ke depannya, ia berencana membuat usaha peternakan mini terintegrasi agar produk hilir terus berkelanjutan.
Jadi, ia menyiapkan mulai dari peternakan hingga ke tersaji di meja makan. “Konsepnya farmers to entrepreneur, entrepreneur to dropshipper, dropshipper to customer (F-E-D-C),” tandasnya.
Pemilihan dan Penanganan Produk
Terkait pemilihan dan penanganan produk beku, beberapa aspek mesti tetap diperhatikan. Denny W Lukman, Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemilogi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB menjelaskan, suhu dingin akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim daging. Perkembangan kuman bisa dihambat dengan suhu kulkas, di bawah 4oC.
Di samping jaminan produk yang sehat, konsumen bisa memilih produk beku dengan memperhatikan label yang jelas. Mulai dari produsen dan tanggal kedaluwarsa yang tertera, hingga adanya label halal dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Sesampainya di rumah, produk beku harus segera dimasukkan dalam freezer. Untuk ayam mentah utuh beku, sebaiknya thawing (dicairkan) kemudian potong sesuai kebutuhan masak.
Daging ayam beku dalam kemasan ditempatkan di kulkas minimum 12 jam, tergantung besarnya. Bila ingin menggoreng ayam beku sebaiknya menggunakan minyak panas yang banyak sampai ayam terendam (deep fry).
Kebiasaan beraktivitas telah bergeser diiringi dengan berubahnya perilaku konsumen. Bukan tanpa sebab, adanya pembatasan berinteraksi secara langsung serta tumbuhnya kesadaran akan sumber makanan yang sehat, membuat permintaan makanan beku (frozen food), khususnya protein hewani asal unggas ikut meningkat.
Atas dasar tersebut, AGRINA mengangkat seminar Suara Agrina bertema “Laris Manis Bisnis Frozen Food” secara daring, Rabu (29/7). Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen PKH Kementan mengamini pola konsumsi yang telah berubah. Masyarakat cenderung memilih makanan ready to cook dan ready to eat.
Dari sisi konsumsi protein, lanjut Fini, secara keseluruhan sebesar 64,64 gram/kapita/hari. Protein hewani yang didominasi telur dan daging ayam baru mengambil porsi 25,79% saja. “Konsumsi protein hewani harus terus didorong. Ayo tingkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi protein hewani,” ajak Fini.
Melonjak 236%
Pada kesempatan yang sama, Mochamad Zunaiydi, Head of Marketing Poultry Processing Division PT Ciomas Adisatwa mengungkapkan, permintaan produk perunggasan beku yang tersedia di gerai Best Meat rata-rata jumlahnya naik 25%. Hal ini dipicu dekatnya gerai penjualan dengan rumah warga.
“Terjadi megashift market kami di e-commerce. Puncak penjualan terjadi saat Maret. Melonjak 236% dari bulan sebelumnya,” beber Zunaiydi.
Hal serupa turut dirasakan Abbi AP Darmaputra, peternak mandiri Tri Group sekaligus pelaku usaha olahan ayam. Ia menimpali, penjualan ‘Ayam Kane’ sempat naik hingga 160%-200% Lebaran lalu. Ke depannya, ia berencana membuat usaha peternakan mini terintegrasi agar produk hilir terus berkelanjutan.
Jadi, ia menyiapkan mulai dari peternakan hingga ke tersaji di meja makan. “Konsepnya farmers to entrepreneur, entrepreneur to dropshipper, dropshipper to customer (F-E-D-C),” tandasnya.
Pemilihan dan Penanganan Produk
Terkait pemilihan dan penanganan produk beku, beberapa aspek mesti tetap diperhatikan. Denny W Lukman, Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemilogi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB menjelaskan, suhu dingin akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim daging. Perkembangan kuman bisa dihambat dengan suhu kulkas, di bawah 4oC.
Di samping jaminan produk yang sehat, konsumen bisa memilih produk beku dengan memperhatikan label yang jelas. Mulai dari produsen dan tanggal kedaluwarsa yang tertera, hingga adanya label halal dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Sesampainya di rumah, produk beku harus segera dimasukkan dalam freezer. Untuk ayam mentah utuh beku, sebaiknya thawing (dicairkan) kemudian potong sesuai kebutuhan masak.
Daging ayam beku dalam kemasan ditempatkan di kulkas minimum 12 jam, tergantung besarnya. Bila ingin menggoreng ayam beku sebaiknya menggunakan minyak panas yang banyak sampai ayam terendam (deep fry).
Denny mengingatkan, masa simpan produk daging ayam dalam freezer terbatas. Untuk daging ayam 4-6 bulan, nugget 6-8 bulan, karage 10-12 bulan, katsu 3-7 bulan, dan sosis 3-4 bulan.
Selanjutnya ia merinci, terdapat lima kunci keamanan pangan, yakni bersih, baik secara penanganan dan penyimpanan. Pisahkan, agar tidak terkontaminasi bahan lain.
Selanjutnya ia merinci, terdapat lima kunci keamanan pangan, yakni bersih, baik secara penanganan dan penyimpanan. Pisahkan, agar tidak terkontaminasi bahan lain.
Panaskan, agar makanan matang sempurna sebelum dikonsumsi. Kemudian, dinginkan pangan asal hewan dan ikan di bawah suhu 4oC dan jangan simpan makanan pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
Terakhir, gunakan air yang memenuhi syarat air minum dan pangan segar yang bermutu.
Try Surya Anditya
Try Surya Anditya