Kamis, 2 Juli 2020

Peternakan di Era New Normal

“New normal dalam sistem pertanian dan pangan kita termasuk subsektor peternakan adalah memasukkan unsur kesehatan sebagai persyaratan yang sangat penting. Tidak hanya dalam produknya, tetapi juga dalam proses dan pelakunya,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA. 
 
 
Seberapa penting peternakan dalam pemenuhan gizi masyarakat kita?
 
Jika bangsa kita mau maju, maka gizinya harus lebih baik. Salah satunya dipenuhi dari produk peternakan.
 
Tanpa gizinya yang baik, kualitas SDM juga tidak akan baik sehingga tidak mungkin terjadi perubahan fundamental dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan pemerintahan.
 
Selama ini pemenuhan gizi kita didominasi oleh kalori, dan kini sudah mulai masuk pada protein, lemak, mineral, dan lainnya tapi masih sangat pincang. 
 
Hal ini tercermin dari kasus stunting yang masih sangat serius. Kita adalah negara dengan kondisi stunting nomor 2 terburuk di ASEAN dan nomor 5 terburuk dari 148 negara di dunia.
 
Salah satu penyebabnya karena tidak tersedia atau tidak terjangkaunya produk peternakan buat konsumen.
 
Ada kalanya tersedia tetapi tidak terjangkau atau sudah terjangkau tetapi tidak dimengerti oleh para konsumen.
 
Kita tidak bisa menjadi bangsa yang besar dan kuat dengan SDM seperti itu. 
 
Para ahli demografi mengatakan kita akan mendapatkan bonus demografi, tetapi dengan kualitas SDM yang kurang baik.
 
Karena itu, jika mau memperbaiki gizi SDM kita secara nasional, maka peternakan harus mendapat perhatian. Hanya subsektor peternakan yang bisa menyediakan daging, susu, dan telur yang memadai di samping perikanan.
 
 
Lantas bagaimana peternakan dalam era new normal? 
 
Selama pandemi covid 19, perekonomian kita masih bertumbuh sekitar 2,3% pada kuartal pertama tahun ini.
 
Namun presentasi dari Kantor Menko Perekonomian menunjukkan, subsektor peternakan tumbuh 0% di dua kuartal 2020 yang biasanya tumbuh 4%–5%. Keadaan ini jauh lebih buruk daripada komoditas pangan dan pertanian yang lain. 
 
Rupanya pandemi covid 19 ini benar-benar mempengaruhi suplai, demand, dan food chain subsektor peternakan sehingga pertumbuhannya sangat menyedihkan. Ini sangat mencemaskan kalau tidak kita perbaiki.
 
Perlu diingat, pandemi ini juga mempengaruhi perdagangan internasional sehingga kita akan sulit untuk mengimpor. Karena itu kita harus usahakan dari dalam negeri sendiri. 
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 313 terbit Juli 2020 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain