Foto: Windi Listianingsih
IPS masih menyerap SSDN sebesar 190-200 ton/hari
Kondisi dan dampak yang dirasakan peternak sapi perah di Tanah Air berbeda.
Maraknya aksi pembuangan susu oleh peternak sapi perah di Inggis dan Amerika Serikat menjadi sorotan akhir-akhir ini. Mengutip Dailymail, tercatat puluhan ribu galon susu di Inggris terpaksa dibuang.
Sementara di Amerika Serikat, jumlahnya mencapai 3,7 juta galon. Hal itu terjadi lantaran menurunnya serapan industri makanan hingga 50% dan ritel sebanyak 25% di tengah masa pandemi.
Kejadian tersebut sedikit banyaknya membayangi peternak sapi perah di Tanah Air.
Namun demikian, Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementerian Pertanian mengungkapkan, susu segar dalam negeri (SSDN) dari peternak tetap terserap oleh industri pengolahan susu (IPS).
Ia merinci, volume pemanfaatan SSDN oleh IPS berkisar 190-200 ton/hari.
“Harga SSDN masih bagus, Rp6.500-Rp7.500/liter tergantung kualitas,” ucap Fini dalam diskusi virtual yang diikuti AGRINA, Kamis (23/4).
Beda Skala, Beda Dampak
Mengamini pernyataan Fini, Dedi Setiadi, Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Barat berujar, sampai saat ini belum ada susu yang dibuang oleh peternak. IPS masih menerima semuanya, kecuali yang memang tidak memenuhi kualitas.
Akan tetapi, Dedi berharap, susu yang diserap bisa lebih dari 20% atau diterima seluruhnya. “Pada masa Covid-19, distribusi susu harus dijamin. Semoga tidak ada susu yang terbuang dan IPS tetap lancar memasarkan susunya. Sehingga, susu dari peternak bisa tetap terserap,” imbuh Dedi.
Hal berbeda diceritakan Deddy Fachrudin, peternak sekaligus pemilik Kampung Sapi Adventure di Kota Batu, Jawa Timur. Ia mengungkap, petenak skala menengah atau mandiri yang biasa menjual susunya secara langsung ke konsumen telah terkena dampak.
“Yang terpengaruh ini yang modelnya B2B (business to business), karena mengandalkan penjualan ke publik langsung, ke hotel, dan delivery (pengiriman),” rincinya.
Deddy mengulas, sejak 2016 banyak peternakan sapi perah yang mengarahkan bisnisnya ke lingkup life style (gaya hidup) dan edukasi. Dengan adanya situasi seperti sekarang, otomatis gerbang masuk untuk pengunjung terpaksa ditutup.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 311 terbit Mei 2020 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di magzter, gramedia, dan myedisi.