Foto: Windi Listianingsih
Sumarsih, AGBT sangat dikenal anak-anak
Banyak kemudahan dan keuntungan yang didapat dengan bermitra.
Wahyoo, perusahaan startup menawarkan penghasilan tambahan untuk warung-warung makan di Indonesia melalui pembukaan gerai Ayam Goreng Bikin Tajir (AGBT) dengan penghasilan hingga Rp15 juta/bulan. Seperti apa bentuknya?
Bisnis Menjanjikan
Bisnis ayam potong di Indonesia sangat menjanjikan. Menurut Dicky Saelan, Managing Director Foods PT Sierad Produce Tbk., ayam sumber protein yang paling murah, mudah diakses, dan tidak ada batasan pemasaran.
“Potensi bisnis ayam masih luar biasa. Ayam protein paling demokratis. Tidak ada restriksi agama, dan lain-lain. Market ayam di indonesia luar biasa. Prospek bisnisnya masih sangat besar,” jelasnya.
Karena itu, Sierad bekerja sama dengan Wahyoo mengembangkan bisnis ayam potong melalui AGBT untuk warung makan. “Kami mengisi tempat-tempat yang belum diisi pemain-pemain lain. Kami melihat ini kesempatan saling mengisi di tempat yang belum ada ayam,” ulasnya pada peluncuran 100 gerai AGBT di Jakarta beberapa waktu lalu.
Peter Shearer, CEO Wahyoo mengatakan, AGBT dibentuk pada Juni-Juli 2019. Menu ayam goreng dipilih karena potensi bisnisnya yang besar. Dalam seminggu, orang bisa makan ayam berkali-kali.
"Wahyoo ingin agar warung makan traditional Indonesia lebih baik. Kerja Sama dengan Sierad karena persamaan visi ingin memberi produk-produk berkualitas pada masyarakat. Spirit membantu orang banyak," ucapnya.
Dengan memiliki gerai AGBT, warung makan tradisional bisa memperoleh penghasilan tambahan. “Produk harus complementary (melengkapi) dengan produk-produk di warung makan. Mereka bisa menjual sesuatu yang baru. Pola kerja sama ini ingin membesarkan market ayam goreng,” ulas Peter.
Saling Menguntungkan
Dicky menerangkan, AGBT merupakan bisnis kemitraan yang saling menguntungkan. “Tidak ada konsep franchise (waralaba) dalam ekosistem bisnis ini. Usaha ini menguntungkan perusahaan, mitra, dan konsumen.
Tujuannya memberikan akses sebesar-besarnya bagi konsumen untuk mendapatkan protein berkualitas dan mudah dijangkau. Dan kami melihat Wahyoo sebagai perusahaan startup agresif yang berkomitmen serius mengembangkan usaha mikro menengah dengan memanfaatkan teknologi,” urainya.
Ikatan saling menguntungkan ini setidaknya tergambar dalam pemasaran produk.
“Kemitraan menguntungkan Sierad karena bisa menjual ayam ukuran besar dengan diserap mitra AGBT. Orang Indonesia nggak terlalu suka makan dada (ayam), secara umum lebih suka paha. Tapi mitra AGBT suka dada. Ini juga membantu karena selama ini konsumen lebih suka paha. Ini bisnis yang menguntungkan,” imbuhnya.
Sementara itu konsumen restoran umumnya menghendaki ayam berukuran kecil, karkas 1,5-1,7 kg/ekor. Produk yang saat ini dijual memang ayam goreng dan nasi. Namun, Dicky menyebut, ke depan AGBT akan memperluas varian produk dalam bentuk nugget, sosis, hingga satai ayam.
Andre Manuhutu, Business Head AGBT menjelaskan, AGBT merupakan bisnis modal kecil yang menghasilkan keuntungan besar. Ada 100 mitra AGBT di DKI Jakarta dengan mitra terbanyak di Jakarta Barat.
Keuntungan menjadi mitra AGBT, yaitu mendapatkan pinjaman rombong berikut peralatan masak dan pengantaran bahan baku secara gratis, memperoleh sertifikat halal resmi MUI, dukungan aktivasi Go Food yang dibantu tim Wahyoo, suplai produk ayam berkualitas dari Sierad, produsen ayam terkemuka berskala nasional, serta mengikuti pelatihan gratis dari tim Sierad.
Dicky menambahkan, kelebihan ABGT berupa ayam yang dijual berkualitas, dipotong secara halal yang sangat ketat.
“Satu ekor ayam dipotong dengan syariat Islam. Ayam yang dipotong adalah ayam yang sehat, ada dokter hewan di rumah potong. Proses pemotongan sampai dikirim ke Wahyoo dan ke mitra AGBT dengan standar kualitas internasional,” paparnya.
Selain itu, mitra hanya perlu memberikan deposit sebagai jaminan kesungguhan berusaha.
“Deposit Rp500 ribu akan dikembalikan dalam 1 tahun jika tetap beroperasi. 100% keuntungan usaha milik mitra. Keuntungan Wahyoo dari pembelian supply chain (rantai pasok). Bumbu sudah dibuat khusus jadi tinggal masak,” tambahnya.
Mitra juga tinggal memesan bahan baku lewat aplikasi Wahyoo dan langsung dikirim tanpa biaya antar. “Setiap kali berbelanja, akan masuk poin dan ikut program-program Wahyoo,” lanjut Andre.
Syarat AGBT
Andre menjabarkan, ada 3 syarat utama menjadi mitra AGBT, yaitu tempat usaha, lokasi, dan aturan. Tempat usaha terdiri atas menjadi mitra Wahyoo, ada orang yang menjaga gerai AGBT, punya freezer (lemari pendingin) untuk menyimpan ayam, dan usahanya menetap.
Lokasi berupa jarak tempuh minimal 1 km dari gerai AGBT terdekat. “Tujuannya, menjaga agar kepadatan tidak menjadi persaingan,” katanya.
Lokasi tidak melanggar aturan, seperti di atas trotoar dan bahu jalan, aman, dan bebas dari gangguan. Ada tempat untuk menaruh gerobak dan ruang gerak operator, minimal berukuran 1 x 1,5 x 2 m.
Aturan yang harus diikuti adalah membeli bahan baku AGBT dari Wahyoo, menjual dengan harga yang sudah diterapkan senilai Rp9 ribu-Rp11 ribu/potong, sungguh-sungguh menjalankan usaha sesuai panduan yang ditetapkan, menjaga kebersihan, kesehatan bahan baku, peralatan, cara memasak, dan produk jadi sejak penerimaan, pengolahan, memasak, hingga penyajian.
AGBT memotivasi mitra dengan target penjualan 5 ekor ayam per hari. Jika dalam 3 bulan penjualannya belum memuaskan, akan dibina kembali.
Sementara, mitra yang menghasilkan penjualan harian di atas rata-rata, 8 ekor/hari, berkesempatan membuka cabang baru AGBT.
Sumarsih, pemilik Warung Makan Ragil telah memiliki 2 gerai AGBT, yaitu di Salemba dan Senayan. Warung Makan Ragil menjadi mitra Wahyoo sejak Agustus 2017 dan sebagai mitra AGBT sejak Juni 2019.
“Sejak gabung Wahyoo, belanja mudah sekali. Jualnya sangat mudah. Ayam Tajir sangat dikenal anak-anak. Kata mereka, yang makan jadi tajir. Per hari rata-rata 5 ekor tapi bisa 15 ekor. Alhamdulillah belum lama buka ayam goreng ini tapi sudah banyak yang beli. Sehari bisa jual lebih dari 100 porsi, kurang-lebih pendapatan Rp1,5 juta/hari,” ungkap Sumarsih tersenyum cerah.
Windi Listianingsih