Pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi melemah tahun ini menjadi lebih lemah lagi akibat mewabahnya penyakit Covid-19 ke berbagai penjuru dunia.
Pada 11 Maret 2020, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan Covid-19 resmi sebagai pandemi global.
Alasannya, penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov2 itu sejak 31 Desember 2019 telah menjangkiti hampir 125 ribu orang dari 118 negara dan menewaskan 4.500-an orang.
Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus di luar China bertambah 13 kali lipat dan jumlah negara yang tertular hampir tiga kali lipat.
Amukan virus yang dideteksi pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut masih berlanjut. Indonesia akhirnya juga terjangkit yang secara resmi diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020. Hingga naskah ini diturunkan, jumlah kasus positif di negara kita 34 orang, dua orang sembuh, dan satu meninggal.
Pandemi ini sangat mempengaruhi ekonomi global. Apalagi China yang menjadi tempat muasal penyakit Covid-19 adalah ekonomi kedua terbesar dunia.
China memberlakukan isolasi di sejumlah kotanya, antara lain Wuhan, salah satu pusat industri. Sejumlah negara menghentikan penerbangan ke negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa lebih ini.
Indonesia pun menjadikan negeri Tirai Bambu tersebut sebagai tujuan ekspor kedua terbesar untuk produk minyak sawit setelah India. Dengan menurunnya kegiatan ekonomi di China, permintaan minyak sawit dalam jangka pendek melemah sehingga harga melorot.
Menurut Tungkot Sipayung, pengamat ekonomi dan Direktur Eksekutif Palm Oil Strategic Policy Institute, impor CPO China dari Malaysia pada Januari 2020 turun 44% dibandingkan Januari 2019. Demikian juga, nilai impor sawit China dari Indonesia turun sekitar 52% pada periode yang sama. Tak pelak, harga CPO pun turun drastis.
Situs Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia memperlihatkan, di pasar Rotterdam, harga CPO per 2 Januari 2020 sebesar US$880/ton terus melemah hingga tinggal US$625/ton pada 10 Maret 2020.
Di bidang perikanan, China juga menjadi pasar kedua terbesar produk perikanan Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengungkap, sejak Imlek 2020 ekspor ke China untuk produk perikanan tinggal 30%. Khusus udang, Indonesia mengekspor 10 ribu ton atau mendapat pangsa 5% dari sekitar 700 ribu ton.
Yang lebih terpengaruh adalah Ekuador dan India. Upaya dua negara ini mencari alternatif pasar di dunia. Mau tidak mau bertabrakan dengan Indonesia yang juga berupaya mencari pasar lain. Akhirnya harga terkoreksi 20%.
Para pengusaha tentu harus berupaya sekreatif mungkin untuk tetap meraup cuan. Mereka tengah menjajaki destinasi ekspor baru ke Eropa Timur dan Amerika Latin Rusia.
Bersamaan dengan itu, ketika pasar ekspor yang biasa sedang “sakit”, pasar domestik juga tak kalah besar. Budhi mengaku amat serius mendorong anggotanya agar menggarap pasar lokal. Peluangnya berupa produk siap masak (ready to cook) seperti marinated fish (ikan berbumbu) beku.
Memang para pelaku usaha perlu mengedukasi konsumen tentang keunggulan produk perikanan beku. Selain itu, jalur distribusi yang khusus untuk produk beku juga perlu disiapkan.
Terkait kemajuan teknologi digital, Budhi bersama anggota akan menggarap pasar daring (online) dengan menggaet perusahaan rintisan (start-up), gojek, dan grab.
Di tengah wabah Covid-19, memang ada komoditas agribisnis tertentu yang bermanfaat untuk mendongkrak imunitas tubuh, meraih keuntungan. Sebut saja empon-empon yang mengandung kurkumin semacam jahe, kunyit, juga temulawak laris manis diserbu pembeli. Harganya berkali lipat melambung.
Kita tentu berharap badai virus corona ini segera berlalu. Untunglah, China dengan segala daya upayanya berhasil mengerem angka penularan dan menaikkan jumlah pasien yang pulih.
Catatan resmi WHO 9 Maret lalu, dari 80 ribuan orang yang terserang di China, sekitar 70% sudah pulih kembali dan kembali ke rumah mereka. Kita di Indonesia perlu mengambil pelajaran dari negara-negara lain dan memaksimalkan potensi sendiri agar mampu mengatasi penyakit ini secepatnya. Semoga berhasil.
Peni Sari Palupi