Sabtu, 7 Desember 2019

Tanam Metode Zig-zag Tingkatkan Produksi

Tanam Metode Zig-zag Tingkatkan Produksi

Foto: Windi Listianingsih
Panen jagung terus meningkat

Metode zig-zag menguntungkan petani jagung. 
 
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya dalam meningkatkan produksi jagung di berbagai daerah agar kebutuhan jagung dalam negeri terpenuhi dan mengurangi impor. 
 
Penanaman jagung tidak hanya di lahan subur melainkan juga dia tanah tidak subur atau tanah kering dan masam dengan teknologi bahan fosfat organik dan metode zig-zag. 
 
Kapala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Dr. Husnain, M.Sc. menyampaikan, percobaan teknologi tersebut sudah dilakukan di Kalimantan Selatan dengan tekstur tanah merah dan berbatu.
 
Panen pertama 16 ton tongkol/ha, kedua 18 ton tongkol/ha, hingga 20 ton tongkol/ha terus meningkat sampai 4 kali musim tanam. Demplot terus dilakukan di setiap daerah supaya petani dapat merasakan peningkatan produksi jagung. 
 
Demplot di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah (Balittanah) di Taman Bogo, Lampung juga menghasilkan rata-rata produktivitas jagung 16 ton/ha pipilan basah.
 
“Produksi di Lampung sangat bagus maka pabrik pakan akan terpenuhi. Kami berharap ke depan Lampung menjadi sentra jagung. Sosialisasi ini akan terus dilakukan di tanah masam, terutama untuk komoditas jagung agar petani mendapatkan hasil yang tinggi,” kata lulusan S3 Ilmu Tanah dan Ekologi di Shimane University, Jepang itu saat acara “Temu Lapang dan Bimtek Aplikasi Fosfat Alam pada Tanaman Jagung” di Lampung (25/10).     
 
 
Budidaya Metode Zig-zag
 
Peneliti Tanah di Balittanah, Ir. A. Kasno, M.Si. menyampaikan hal yang sama. Penggunaaan rock phosphate atau fosfat alam mengandung unsur hara P yang umumnya kurang tersedia di lahan masam.
 
Dengan fosfat yang mengandung unsur fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg) yang tinggi, dapat meningkatkan pH. Sedangkan penggunaan metode zig-zag membuat sinar matahari yang menyinari tajuk tidak terhambat daun jagung.
 
Ia melanjutkan, penggunaan fosfat alam karena kemasaman tinggi atau pH kurang dari 5. Aplikasi fosfat dengan dosis 1 ton/ha diberikan sekaligus satu kali pada awal musim tanam pertama.
 
Pupuk ini dapat dimanfaatkan untuk 4-5 musim tanam tanpa penambahan pupuk P. Setelah itu tambahkan dolomit 1 ton/ha dan bahan organik 2 ton untuk meningkatkan unsur hara tanah. 
 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain