Foto: Windi Listianingsih
Ulat grayak ini menyerang pertanaman jagung di Sumatera seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Lampung kemudian menyebar ke Jawa, seperti Banten (Serang), Jateng (Kendal), DIY (GunungkKidul), dan Jatim (Tuban)
Data produksi jagung nasional masih dalam pembenahan.
Produksi jagung di kuartal ketiga merupakan kondisi krusial yang menentukan stok jagung awal tahun depan. Tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan produksi jagung sebesar 33 juta ton.
Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan, Kementan mengklaim, meski kekeringan panjang melanda dan musim hujan terhambat, produksi jagung aman hingga akhir tahun. "Sekitar 300 ribu-400 ribu ha lahan (panen) saja per bulan sudah cukup itu untuk penuhi kebutuhan nasional. Jagung tuh aman terus," ujar Suwandi seperti dikutip Republika.co.id.
Ia menambahkan, sebagian besar produksi jagung itu untuk kebutuhan pakan ternak yang mencapai 8 juta-9 juta ton per tahun. Atau, kebutuhan jagung pakan per bulan berkisar 700 ribu-800 ribu ton.
Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan menguatkan, stok jagung stabil dan aman. Hanya saja ia belum bisa menyebut prediksi produksi jagung jelang akhir 2019 dan masa panen 2020 karena data produksi “emas pipilan” belum diharmonisasikan secara kumulatif dengan lembaga-lembaga terkait.
Bahkan, Agung menjelaskan, produksi jagung 2020 turun menjadi 29 juta ton dari target sebelumnya 33,957 juta ton. Meski begitu, kebutuhan jagung nasional yang mencapai 17 juta ton akan tetap terpenuhi.
Menanggapi ketersediaan dan target produksi jagung, Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian yang baru tidak bersedia menyebut secara gamblang. Syahrul mengaku masih menghitung dan membenahi data jagung.
Sementara itu sejak Maret 2019 Indonesia kedatangan hama baru, ulat grayak Spodoptera frugiperda (J.E. Smith) yang cukup meresehkan petani jagung.
Ulat grayak ini menyerang pertanaman jagung di Sumatera seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Lampung kemudian menyebar ke Jawa, seperti Banten (Serang), Jateng (Kendal), DIY (GunungkKidul), dan Jatim (Tuban). Gagal panen akibat serangan hama baru yang akrab disebut fall army worm (FAW) ini berkisar 20%-50%.
Sebaran FAW
Winarto, Petugas Pengawas Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kab. Nganjuk, Jatim menuturkan, ulat grayak jagung ditemukan di Kecamatan Jatikalen sekitar Agustus 2019. “Serangan ulat grayak langsung dari BPTP (dicek) ke laboratorium, Langsung dinyatakan itu ulat grayak,” ucapnya.
Serangan FAW di Jatikalen hanya seluas 2 ha dengan intensitas serangan ringan, sekitar 3,6%. Tetapi Winarto menilai hama ini harus diwaspadai karena lebih rakus. “Ulat grayak yang lama hanya makan daun. Kalau hama baru ini lebih rakus. Daun, tongkol, bahkan batangnya juga dimakan,” sambungnya.
Ciri serangan FAW berupa daun bermata bulan dengan kerusakan sampai 25% dan ditemukan populasi ulat instar 3 pada pertanaman jagung umur 70 hari setelah tanam (HST).
FAW juga ditemukan di Kecamatan Pace, masih di Nganjuk, akhir Oktober ini. “Jelas-jelas itu masih sporadis, belum menyeluruh, hanya tempat tertentu saja. Kebetulan ada tanaman yang sebelahnya itu sundulan musim tanamn yang keempat. Karena musim kemarau agak panjang, kemudian jagung belum dipanen, bawahnya disundul jagung lagi. Rata-rata yang kena itu,” terangnya.
Intensitas serangan FAW masih ringan, sekitar 3,5% dengan luas lahan 1,5 ha dan kondisi tanaman di umur 30-40 HST. Populasi ulat juga ditemukan dengan pada fase instar 3. “Dalam 10 rumpun ada sekitar 8 ekor,” imbuhnya.
Menurut Murtadji, Kepala Dinas Pertanian Kab. Tuban, Jatim, serangan FAW di wilayahnya muncul sekitar Agustus dan September berupa spot-spot kecil, seperti di Kecamatan Palang.
“Serangannya 15% total 12 ha. Nggak sampai puso dan bisa ditanggulangi dengan penggunaan pestisida dan ulat diambil satu-satu. Baru umur 30 hari serangannya. Dipupuk ulang, pertumbuhan bagus lagi,” katanya. Berdasarkan pantauan AGRINA, FAW menyebar di Jawa Timur meliputi Magetan, Jember, dan Probolinggo.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/