Foto: Syafnijal Datuk Sinaro
Prof Irwan Sukri Banuwa saat memberi masukan pada seminar perkebunan
Lampung (AGRINA-ONLINE.COM). Produktivitas tanaman lada hitam dan kopi robusta di Provinsi Lampung yang saat ini menurun bisa ditingkatkan dengan sejumlah solusi. Di antaranya, ketersediaan pupuk, bibit unggul, pengendalian hama dan penyakit dan peningkatan SDM petani.
Demikian Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila), Prof. Irwan Sukri Banuwa pada seminar perkebunan yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, di Aula PT Pekebunan Nusantara 7, Bandarlampung, Senin (18/11).
Seminar sendiri menghadirkan empat narasumber, yakni Ketua Tim Program Kartu Petani Berjaya Prof. Yusuf S. Barusman; Kadis Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Ir. Edi Yanto; Ketua Komisi II DPRD Lampung Wahrul Fauzi Silalahi; dan Direktur Komersial PTPN VII Achmad Sudarto. Acara yang dibuka Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian dimoderatori oleh Juniardi.
Dalam sesi tanya-jawab, Prof. Irwan Sukri Banuwa memberi beberapa masukan, dalam rangka mendorong terwujudnya program Petani Berjaya, gagasan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
“Kami di Unila terus berusaha meningkatkan produksi perkebunan kopi dan lada. Apalagi saat ini produktivitas kopi dan lada di Lampung sedang menurun,” ujar Irwan.
Namun, lanjutnya, berdasarkan hasil riset Fakultas Pertanian Unila, terdapat sejumlah komponen yang bisa dijadikan rujukan, guna mencapai tingkat produktivitas pertanian yang tinggi.
“Dari data kami, produktivitas kopi dan lada masih bisa ditingkatkan, dengan beberapa program yang dapat mengatasi permasalahan perkebunan,” jelasnya.
Masalah tersebut mulai dari penyakit atau hama yang menyerang tanaman, ketersediaan bibit unggul, hingga peningkatan pengetahuan petani. “Solusi utama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan adalah ketersediaan pupuk,” lanjutnya.
Menurut dia, pupuk yang baik bisa merangsang produktivitas hasil perkebunan. Selain itu, pupuk juga menjadi obat bagi tanaman yang terserang hama dan penyakit. “Penyakit yang dominan adalah jamur phytophthora. Terkadang tanaman sehat mendadak busuk karena penyakit ini,” ungkapnya.
Dia berharap, program Kartu Petani Berjaya yang digulirkan Gubernur Arinal menjadi solusi bagi petani, khususnya untuk ketersediaan pupuk. “Kartu Petani Berjaya ini akan sakti jika dapat memberikan akses harga pupuk terjangkau bagi para petani,” ungkapnya.
Jika pemberian pupuk terhadap tanaman, khususnya kopi dan lada di Lampung sudah baik, Irwan meyakini produktivitasnya pun akan membaik. “Sekarang rata-rata produksi kita 0,74 ton per hektare. Memang agak berat. Tapi kalau kita hitung, dengan kondisi optimal target Pak Gubernur 4 ton per hektare bisa saja terwujud,” harapannya.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung menggelar seminar perkebunan bertajuk "Membangkitkan Kejayaan Komoditas Perkebunan Lampung". Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian, yang membuka seminar mengatakan, seminar tersebut merupakan rangkaian acara PWI yang digelar selama sepekan, atau disebut Pekan Tjindarboemi.
"Seminar ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan PWI yang begitu panjang. Sebab besok akan ada seminar lagi, pendidikan UMKM di Kabupaten Tulangbawang (20/11)," kata Supriyadi.
Selain seminar, sambung dia, akan dilaksanakan juga program pemberian penghargaan kepada tokoh inovator dan pengembangan pembangunan di Provinsi Lampung. “Selain itu, ada juga kegiatan safari jurnalistik tingkat nasional, dilanjutkan dengan Uji Kompetensi Wartawan (UKW)," jelasnya.
Lebih lanjut Supriyadi menjelaskan, saat ini Gubernur Lampung Arinal Djunaidi punya program untuk kembali membangkitkan kejayaan perkebunan Lampung, khususnya kopi, coklat dan sebagainya.
"Kami pun dari PWI berupaya mendorong program Pemerintah Provinsi, untuk kembali membangkitkan perkebunan di Lampung. Minimal kami mensosialisasikan program-program Pak Gubernur," ungkapnya.
Syafnijal Datuk Sinaro
Editor: Windi L.