Foto: Istimewa
Tingkat pertumbuhan produksi harus lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan permintaan akibat peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
“Diperlukan pendekatan bio-enterpreneur baru yang dapat menjadi dorongan baru dalam revolusi kebangkitan pertanian organik dan hayati di Indonesia. Ini merupakan tantangan dan strategi lain yang perlu menjadi perhatian para pemangku kepentingan agro bio-input,” Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.
Bagaimana peran pertanian organik dan hayati di Indonesia?
Indonesia yang kini berpenduduk sekitar 267 juta jiwa akan menjadi 319 juta jiwa pada 2045. Guna memenuhi kebutuhan pangan penduduk, negara kita harus mampu meningkatkan produksi bahan pangan.
Tingkat pertumbuhan produksi harus lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan permintaan akibat peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Secara bersamaan kita juga harus mengatasi tekanan perubahan iklim, keterbatasan tenaga kerja, inovasi dan teknologi, serta penurunan ketersediaan dan kualitas sumberdaya alam lahan, air dan udara.
Tantangan dan konteks tersebut menegaskan kembali esensi dan urgensi dari konsep dan paradigma keberlanjutan dalam pembangunan pertanian, pembangunan agribisnis dan pembangunan ekonomi secara lebih luas.
Salah satu esensi dari konsep keberlanjutan adalah adanya pertumbuhan yang terus-menerus secara konsisten dalam rentang antarwaktu, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Esensi lainnya adalah kebersahabatan dengan alam dan lingkungan.
Bagaimana penerapan dan tantangannya?
Belakangan ini konsep dan definisi keberlanjutan sudah semakin advance dan komprehensif dengan dipertimbangkannya aspek keuntungan (profit).
Masyarakat akhirnya menyadari tanpa keuntungan, keberlanjutan tidak akan bertahan lama. Konsep dan definisi yang mulai banyak dan masif dipakai masyarakat global adalah paradigma manusia-planet-profit (People-Planet-Profit).
Setiap aktivitas manusia dikatakan berkelanjutan apabila secara konsisten berkembang dalam jangka panjang memberi kesejahteraan dan keadilan bagi pelakunya, bersahabat dan menjaga kualitas bumi, bersamaan dengan itu memberi keuntungan bagi seluruh pelakunya.
Termasuk dalam konsep dan paradigma pembangunan pertanian dan agribisnis berkelanjutan adalah pengembangan teknologi dan produk agro bio-input oleh pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas masyarakat madani lainnya.
Tantangan dan tren sekaligus peluang terkait aspek keberlanjutan ini perlu mendapat perhatian utama dan pertimbangan serius bagi pengembangan produk dan jasa agro bio-input ke depan.
Dalam konteks pertanian berkelanjutan, tidak cukup pemupukan saja, tetapi juga harus dibarengi sistem pengendalian hama penyakit tanaman melalui penggunaan bio-input organik dan hayati.
Pengembangan pupuk organik dan pengendali hama penyakit tanaman berbasis organik dan hayati sangat strategis dan mendesak, baik dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
Pertama, memperbaiki kondisi lahan pertanian yang sudah levelling off, keras, dan rusak. Kedua, meningkatkan efisiensi pemupukan di lahan-lahan pertanian dengan kandungan C-organik rendah.
Ketiga, menghasilkan produk organik yang berkembang pesat saat ini. Dan keempat, dalam jangka menengah dan panjang meningkatkan kualitas fisik dan kimia lahan serta lingkungan pertanian.
Arah penggunaan agro bio-input pada pokoknya adalah upaya mencapai keberlanjutan dalam peningkatan produktivitas dan peningkatan produksi komoditas pertanian.
Sekaligus secara nyata memberi peningkatan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani dan keluarganya. Bukan membuat pertanian organik tanpa pupuk dan pestisida anorganik karena pemenuhan pangan nasional kita sangat riskan dan kurang bijak bila digantungkan sepenuhnya pada sistem pertanian seperti ini.
Beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penyerapan agro bio-input antara lain persepsi petani yang masih misleading, persoalan kualitas, kandungan nutrisi, harga dan logistik.
Perkiraan faktor penyebab ini perlu digali, diidentifikasi, dibahas dan didalami lebih lanjut secara bersama-sama seluruh pemangku kepentingan agro bio-input.
Dan ke depan usaha promosi, sosialisasi dan peningkatan pengetahuan petani akan pentingnya penggunaan agro bio-input, baik pupuk maupun pestisida yang efektif dan berimbang perlu semakin diperkuat.
Untung Jaya