Rabu, 7 Agustus 2019

PETERNAKAN : Peternak Rakyat Juga Bisa Ekspor

PETERNAKAN : Peternak Rakyat Juga Bisa Ekspor

Foto: Syafnijal Datuk Sinaro
Ir. Jenny Soelistiani, MM, sertifikasi NKV sebagai kebutuhan

Sertifikasi NKV merupakan kebutuhan untuk mencapai level satu.
 
Ir. Jenny Soelistiani, MM bukan orang baru di dunia peternakan di Lampung. Ia sudah malang-melintang melakoni usaha perunggasan selama hampir 30 tahun.
 
Selain mengembangkan usaha, sarjana peternakan jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga berkiprah dalam paguyuban pengusaha unggas, mulai dari Pintar, Forte hingga PPN.
 
Jenny menjabat sebagai Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung periode 2018-2023. Ia juga dipercaya menjadi salah satu ketua mendampingi ketua Presidium PPN Pusat, Yudianto Yosgiarso untuk periode kepengurusan 2019-2024.
 
 
Berjuang Bersama
 
Dilihat dari silsilah keluarga, Jenny memang turunan peternak. Bapaknya, Purnomo Subagio merupakan peternak unggas pionir di Malang, Jawa Timur tahun 1980.
 
Bahkan, Jenny merasa terpanggil masuk Fakultas Peternakan UGM karena merupakan anak sulung dari tujuh bersaudara yang semuanya perempuan, sebagai penerima estafet usaha peternakan rintisan orang tua. 
 
“Saat itu niatnya untuk melanjutkan usaha yang sudah dirintis orang tua,” ujar Jenny kepada AGRINA. Setelah menyelesaikan kuliah, Jenny urung mengurus peternakan orang tua karena keburu diboyong suami ke Kota Metro, Lampung.
 
Saat itu ayah mertua yang membuka usaha toko sarana unggas (poultry shop) di Metro, menderita sakit. Di kota ini Jenny bersama suami mulai merintis usaha peternakan layer.
 
Sebagai peternak yang juga menjual kebutuhan ternak, Jenny mulai membangun relasi dengan siapa saja yang memiliki kesempatan berintegrasi untuk saling melengkapi kebutuhan sesama peternak. “Ada perasaan senasib sepenanggungan, terutama pada saat-saat mengalami berbagai tantangan di dunia perunggasan,” lanjut ibunda dr. Irvan Purnomo Tejo ini.
 
Jenny mengaku merasa bahagia jika bisa membantu sesama peternak, baik bantuan pikiran maupun solusi praktis. “Saya senang jika menyaksikan teman sesama peternak sama-sama berkembang usahanya,” tuturnya.
 
Sebaliknya, Jenny sedih jika ada peternak yang terpaksa gulung tikar karena kalah bersaing dengan peternakan skala besar alias perusahaan. Sebab, ia yakin mereka yang terjun ke usaha peternakan bertujuan memperkuat ekonomi keluarga, bukan sekadar coca-coba.
 
Dengan pemikiran begitu, Jenny berusaha sekuat tenaga membantu sesama peternak. Bahkan, ia rela menghabiskan waktu, dana, dan tenaga untuk menghimpun dan membesarkan wadah berhimpun para peternak.
 
Ia ingin berjuang bersama peternak untuk menciptakan iklim dan lingkungan yang sehat bagi tumbuh dan berkembangnya usaha peternakan di Sai Bumi Ruwa Jurai. 
 
Ia tidak ingin usaha peternakan saling mencakar dan mematikan dalam berkompetisi. Untuk itu, Jenny meminta dukungan penuh para pemangku kepentingan peternakan di Lampung agar cita-cita dan impiannya terwujud.
 
Ia melibatkan semua pemangku kepentingan dalam setiap kegiatan PP Wilayah Lampung. “Tujuannya jelas agar semua pihak bisa menyelaraskan visi dan misi bersama dan saling bersinergi,” ia memberi alasan.
 
Jenny mengharapkan para peternak unggas di Lampung bersatu, usahanya kuat, serta tangguh menghadapi berbagai tantangan usaha sehingga bisa dilanjutkan generasi penerus. “Saya ingin generasi penerima estafet nantinya tetap bangga menjadi peternak,” harap perempuan yang melebarkan sayap bisnis ke sektor pendidikan ini.
 

 

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 302 yang terbit Agustus 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain