Foto: Istimewa
Ketut berharap pemanfaatan bahan pakan lokal ke depan semakin ditingkatkan
Bali (AGRINA-ONLINE.COM). Peningkatan produksi, populasi, dan kualitas komoditas peternakan tidak terlepas dari dukungan ketersediaan pakan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan mendorong pengembangan dan Kemandirian Pakan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita pada Pertemuan Komisi Pakan (Kompak) I di Tahun 2019. (11/7).
Ketut menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus dapat menyiapkan ketersediaan pakan yang terjangkau dan berkualitas bagi peternak khususnya untuk mendukung keberlanjutan program unggulan Kementan yakni Program BEKERJA.
Program ini dilaksanakan melalui budidaya unggas (ayam lokal dan itik) dan UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting).
Kementan juga terus bersinergi dengan komisi pakan yang beranggotakan para pakar di bidang pakan untuk mencari langkah strategis yang berdampak pada kemajuan pengembangan pakan tersebut.
Pertemuan Kompak I yang membahas tentang berbagai isu penting terkait pakan ini dihadiri oleh Prof Dr. Ir Arnold Sinurat, M.Sc, Prof Yusuf Ahyar Sutaryono, PhD, Prof Dr. Ir. Wayan Suarna, MS, Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc, Dr. Ir. M. Ridla, M.Agr, dan Drh. Deddy Fachruddin Kurniawan, serta pejabat pengawas mutu pakan.
Osfar Sjofjan, salah satu anggota Kompak menyebutkan pertemuan ini membahas pengelolaan jagung berkelanjutan sebagai bahan pakan unggas, batasan maksimum penggunaan Distillers Dried Grain with Solubles (DDGS) sebagai subsitusi jagung, pengembangan pakan alternatif untuk unggas, serta kelayakan usaha pemanfaatan lahan perhutanan sosial untuk silvopastura peternakan. Termasuk pemberian pakan yang baik pada sapi perah.
Sementara itu Wayan Suarna menyampaikan bahwa Kompak berperan untuk memberikan masukan dan pertimbangan untuk penetapan strategi kebijakan pakan kepada Pemerintah.
Menurutnya untuk itu dalam menjawab permasalahan global terkait pakan perlu adanya sinergi pemerintah selaku pengambil kebijakan dengan para akademisi dan peneliti yang bergelut langsung mengikuti perkembangan IPTEK.
Pemanfaatannya di bidang pakan dapat dikembangkan hingga menghasilkan suatu sistem bidang pakan yang lebih efektif dan efisien.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana mengungkapkan pertemuan ini sangat penting untuk perkembangan pakan kedepan.
Wayan mengharapkan adanya data pelaporan dari pabrik pakan sehingga dapat diketahui secara jelas dan pasti berapa banyak dan jenis pasokan pakan yang masuk ke Bali.
Bahan Pakan Lokal
Ketut berharap pemanfaatan bahan pakan lokal ke depan semakin ditingkatkan untuk kemandirian pakan, dengan catatan pemanfaatan bahan pakan lokal ini tetap memperhatikan aspek mutu dan keamanan dengan harga ekonomis bersaing dan nutrisi ternak yang terpenuhi.
Kemandirian Pakan diharapkan akan memicu multiplier effect antara lain munculnya kelompok penyedia alat bahan baku dan juga kelompok pemasaran pakan ternak mandiri.
“Saya optimis ketersediaan pakan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan dapat dipenuhi jika program pengembangan sapi – sawit mampu dikembangkan hingga 20 % karena hingga saat ini pengembangan integrasi tersebut masih di bawah 10 %,” pungkas Ketut.
Galuh Ilmia Cahyaningtyas
Editor: Pandu Meilaka