Jumat, 7 Juni 2019

Resep Jitu Meningkatkan Produksi Susu

Resep Jitu Meningkatkan Produksi Susu

Foto: Selo Sumarsono
Sapi jersey di farm Greenfields ini termasuk sapi yang lebih tahan kondisi panas

Agar produktivitas beranjak, atasi heat stress dan optimalkan jarak kelahiran (calving interval) sapi perah.
 
Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Sementara itu, kebanyakan sapi perah yang berada di Tanah Air berjenis Friesian Holstein (FH).
 
Sapi jenis ini tidak tahan terhadap panas (non heat tolerant). Namun demikian, bukan berarti sapi holstein tak bisa dibudidayakan di dalam negeri.
 
CEO Dairy Pro Indonesia, Deddy F. Kurniawan mengemukakan, heat stress (stres panas) memicu terjadinya asidosis (asam lambung naik) yang mengakibatkan turunnya performa reproduksi.
 
“Heat stress bisa membunuh embrio, sel sperma, dan menghambat produksi sel telur. Sapi harus diadaptasikan dengan lingkungannya,” ungkap Deddy kepada AGRINA baru-baru ini.
 
 
Heat Stress Teratasi, Produktivitas Tinggi
 
Peternak sapi perah sukses asal Kota Batu, Malang, itu menerangkan, heat stress dapat diatasi melalui modifikasi kandang dengan penambahan penyemprot air bertekanan (water sprinkler). Kemudian, mengatur kecepatan pembuangan panas tubuh sapi menggunakan kipas angin selama 24 jam.
 
Selanjutnya, mencegah udara panas dari luar masuk ke dalam area kandang dan memodifikasi nutrisi. Terakhir, bila memungkinkan, gunakan sapi hasil persilangan seperti persilangan sapi FH dengan Jersey. “Yang terpenting perawatannya secara free stall. Sapi lebih nyaman dan mendeteksi berahi lebih mudah,” terang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB ini.
 
Aplikasinya dengan teknologi tunnel ventilation system. Prinsipnya, aliran udara dibuat satu arah. Kandang berbentuk lorong, sisi kiri dan kanan tertutup agar udara panas dari luar tidak masuk.
 
Berdasarkan pengalaman Deddy, sapi yang biasanya diikat, dengan tingkat kebuntingan 0% dan produktivitasnya 2-3 liter/hari/ekor, produktivitasnya naik. Setelah 6 bulan, produktivitasnya meningkat menjadi 10 liter/hari/ekor dengan tingkat kebuntingan 60%.
 
“Kandang dimodifikasi. Budidaya secara free stall ala peternak rakyat, luasnya dua kali ukuran sapi, ditambahkan ventilasi, pakan konsentrat tetap tapi hijauan ditambah,” beber dia.
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 300 yang terbit Juni 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain