Foto: Istimewa
Kementan telah banyak melakukan upaya peningkatan mutu genetik Sapi Bali
Gianyar (AGRINA-ONLINE.COM). Salah satu sapi asli Indonesia yang harus tetap dilestarikan dan dipertahankan keasliannya adalah Sapi Bali. Hal itu disampaikan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita saat menghadiri dalam Lomba Ternak Sapi Bali dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Gianyar ke-248 di Lapangan Astina Gianyar, Minggu (28/4).
Ketut melanjutkan, penetapan rumpun dan pelepasan rumpun dan galur merupakan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2011 Tentang Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) dan Perbibitan Ternak dalam upaya melindungi rumpun atau galur ternak asli atau lokal yang mempunyai nilai strategis yaitu memiliki nilai ekonomis, sosial dan kemanfaatan.
"Untuk mewujudukan itu, maka diperlukan rencana aksi yang dapat dimulai dari (i) penerapan prinsip-prinsip pembibitan sapi potong; (ii) membentuk kelompok pembibit sapi potong menurut rumpun dengan produk bibit sapi potong secara berkelanjutan; dan (iii) penyediaan bibit sapi potong secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak pembibit. Artinya bibit sapi bali yang dihasilkan harus mempunyai nilai lebih untuk diperjual belikan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketut berharap agar dukungan APBD tersedia demi keberlanjutan upaya peningkatan upaya penyelamatan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) khususnya sapi Bali. "Kegiatan lomba, kontes dan pameran ternak harus terus didorong baik di tingkat kabupaten/provinsi dan nasional," tambahnya.
Kementerian Pertanian sendiri menurut Ketut telah banyak melakukan upaya peningkatan mutu genetik Sapi Bali melalui BBIB Singosari dan BPTU HPT Sapi Bali Denpasar. BBIB Singosari telah menyediakan pejantan unggul Sapi Bali sebanyak 43 ekor dan telah menghasilkan semen beku dengan stok saat ini sebanyak 359.855 dosis.
Semen beku ini telah di sebarkan ke Propinsi Bali dan wilayah lain di seluruh Indonesia, antara lain Sumatera, Papua, Kalimantan, NTT, Sulawesi, dan Maluku. Sejak 2010 hingga sekarang produksi semen Sapi Bali mencapai 2.252.228 dosis. BBIB Singosari juga telah menghasilkan crossing banteng - Sapi Bali untuk upaya pemurnian Sapi Bali, hal ini masih berjalan dan terus dikaji, serta dibandingakan hasil turunannya.
Ketut berpesan untuk wilayah yang belum ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit untuk berkoordinasi dengan Balai Penelitian Teknologi Pertanian dan Perguruan Tinggi setempat dalam rangka penyusunan proposal penetapan wilayah sumber bibit, serta berkoordinasi dengan Balai Penelitian Veteriner terkait status penyakit di wilayahnya. Adapun wilayah sumber bibit yang telah ditetapkan harus tetap mempertahankan statusnya sebagai wilayah sumber bibit dan dapat memproduksi bibit ternak secara berkelanjutan.
"Saya merasa optimis bahwa kegiatan ini dapat menjadikan stimulasi peternak untuk membudidayakan serta mempertahankan sapi milik Indonesia khususnya sapi Bali tanpa mengabaikan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Semoga kegiatan ini akan membangkitkan semangat dan sekaligus kepedulian kita untuk mencintai SDG Hewan Indonesia" tambahnya.
Galuh Ilmia Cahyaningtyas
Editor : Pandu Meilaka