Kamis, 25 April 2019

PTPN VII Aplikasikan PreciPalm Guna Optimalisasi Pemupukan Sawit

PTPN VII Aplikasikan PreciPalm Guna Optimalisasi Pemupukan Sawit

Foto: Syafnijal Datuk Sinaro
Muhammad Hanugroho dan Arif Satria (kiri-kanan), PreciPalm penerapan teknologi e-farming untuk memperbaiki kultur dan kinerja perusahaan

Lampung (AGRINA–ONLINE.COM) - Guna mengoptimalkan pemupukan kelapa sawit, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Pupuk Kaltim dalam aplikasi sistem PreciPalm. Yakni, sebuah sistem digital untuk menganalisis data yang ditangkap dari citra satelit ke tanaman sawit untuk menghasilkan rekomendasi pemupukan lanjutan.
 
Peluncuran sistem PreciPalm sekaligus peresmian uji lapang (demplot) terhadap 87 ha tanaman sawit di Afdeling II berlangsung di Unit Usaha Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Senin (22/4/19). Hadir dalam acara tersebut Rektor IPB, Arif Satria yang juga Komisaris Utama PTPN III Holding, Direktur Utama Pupuk Kaltim Bakir Pasaman, Direktur Pemasaran PTPN III Holding I Kadek Kerthaleksana, Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho, dan pejabat lainnya.
 
Teknologi e-farming
 
M. Hanugroho, Dirut PTPN VII menyatakan proyek PreciPalm merupakan penerapan teknologi e-farming untuk memperbaiki kultur dan kinerja perusahaan. “Sekitar setahun lalu saya dikasih tahu Pak Satria (Rektor IPB) bahwa ada seminar teknologi pemantauan tanaman kelapa sawit berbasis satelit kerja sama IPB dan Pupuk Kaltim. Saya hadir dan langsung saya tangkap. Dan, alhamdulillah hari ini kita launching di sini,” kata pria yang akrab disapa Oho itu.
 
Arif Satria mengapresiasi pihak PTPN VII yang langsung merespons hasil penelitian dari IPB ini. Doktor muda yang mengaku hanya menjadi juru bicara para pakar di kampusnya itu mengatakan langsung mengutus beberapa profesor untuk mengeksekusi hasil penelitian. 
 
“Waktu itu saya merekomendasikan satu tim terdiri dari para pakar agronomi dan pakar industri 4.0 untuk menjalankan hasil riset ini. Sebab, ini adalah proyek yang akan menjadi pintu gerbang industri agro yang memanfaatkan teknologi tinggi. Di mana dengan citra satelit, kita bisa mendapatkan data teknis tanaman untuk mendapat perlakuan lanjutan,” kata dia.
 
Mengenai akurasi analisis data citra satelit, menurut Prof. Koedang Boro, tingkat presisi hasil penelitian PreciPalm yang sedang terus diperbaiki ini sudah di atas 90%. “Proyek penelitian PreciPalm ini kerjasama IPB dengan Pupuk Kaltim sejak 2017. Hasilnya sangat baik. Uji coba kami di Jawa Barat pada awal periode memang belum seakurat sekarang.
 
Itu terus kita analisis dan perbaiki, dan alhamdulillah sekarang sudah di atas 90%. Kami yakin di PTPN VII ini kita sukses,” pakar agronomi yang juga Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB menjelaskan.
 
Rekomendasi Pupuk
 
Sebelumnya, ungkap Koedang, PreciPalm menggunakan pemodelan matematis berbasis geostatis dengan akurasi tinggi. Pemodelan ini dapat mengukur status unsur hara makro N, P, K, dan Mg berdasarkan warna daun tanaman kelapa sawit yang tertangkap oleh citra satelit. Hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi dasar penentuan dosis rekomendasi pemupukan kelapa sawit yang lebih cepat.
 
Jadi, akan terlihat mana yang kandungan nutrisinya rendah sehingga harus dipupuk lebih. Sehingga, dalam satu lahan tidak dipupuk semua dalam dosis yang sama. Ini disesuaikan dengan variabilitas nutrisi. 
 
Keputusan pemupukan diambil dari data-data citra satelit sentinel sehingga bisa melakukan pengukuran secara online yang diupdate secara rutin setiap lima hari sekali. Kondisi suatu lahan di perkebunan sawit juga dengan mudah diketahui berdasarkan data tersebut.
 
PreciPalm sudah diujicobakan di Jambi, Kalimantan, Bogor, dan PTPN V. Sudah ada contoh 400 tanah dan daun untuk membangun pendugaan nutrisi. Dari segi akurasi permodelan, untuk kandungan nutrisi sudah mencapai 70% dan NPK 95% akurasinya. 
 
Syafnijal Datuk Sinaro (Lampung) 
 
Editor : Windi Listianingsih  
 
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain