Minggu, 7 April 2019

Memaksimalkan Efisiensi dengan Mekanisasi

Memaksimalkan Efisiensi dengan Mekanisasi

Foto: Istimewa
penggunaan mesin terbukti sangat efisien

Aplikasi mesin dalam budidaya tebu meningkatkan efisiensi dari segi biaya dan waktu.
 
Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dapat menjawab persoalan efisiensi di perkebunan tebu yang nantinya berujung pada penurunan biaya produksi. Bahkan, menurut pandangan Bambang Setiarso, konsultan dan kontraktor perkebunan tebu yang tengah menggarap PTPN II Sumatera Utara, tanpa mekanisasi prospek bisnis tebu tidak akan lama lagi selesai karena biaya produksi yang tinggi.
 
Efek positif mekanisasi paling tidak dibuktikan Pabrik Gula Bungamayang (PG Buma) milik PT Perkebunan Nusantara 7 yang terletak di Lampung Utara, Provinsi Lampung. Hampir semua pekerjaan di kebun sudah dibantu mesin, mulai dari pengolahan lahan, perawatan tanaman seperti pemupukan, pengendalian gulma, dan pengairan, hingga ke proses panen.
 
Menurut Bambang Sutejo, Kasubag Tanaman Semusim PT Perkebunan Nusantara 7, pemanfaatan mesin-mesin mekanisasi sangat meningkatkan efisiensi dari sisi waktu pengerjaan dan biaya. Apalagi luasan lahan yang ditanami tebu di PG Buma mencapai lebih dari 8.000 hektar (ha). “Akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat besar dan banyak jika semua pekerjaan tersebut dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia,” tuturnya saat disambangi AGRINA di kantor direksi PTPN 7 Bandarlampung, Maret lalu.
 
Sekadar contoh, Bambang menyebut pekerjaan pemupukan. Kalau dilakukan secara manual dengan tenaga manusia akan memerlukan 7-10 orang/ha atau 70–100 orang/10 ha. Ongkosnya, mengacu Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung 2019 sebesar Rp2,445 juta, yaitu Rp100 ribu/hari/orang. Jadi, biaya pemupukan secara manual untuk 10 ha adalah Rp7 juta - Rp10 juta.
 
Sementara jika pemupukan dilakukan dengan traktor dan alat penebar pupuk dapat menghasilkan prestasi 10 ha/hari. Biayanya rata-rata Rp400 ribu/ha atau Rp4 juta/hari. Jadi, selisih Rp3 juta atau 42% lebih rendah.
 
Dari contoh tersebut, ungkapnya, penggunaan mesin terbukti sangat efisien. Selain itu, beberapa pekerjaan akan sangat menyulitkan jika dilakukan dengan tenaga manusia, seperti membajak, menggaru dan membuat kair, serta kultivasi karena memerlukan kedalaman olah di atas 30 cm.
 
Menggantikan Orang
 
Lebih jauh Bambang memaparkan, seluruh kegiatan pengolahan lahan dalam budidaya tanaman tebu di PG Buma dilakukan secara mekanis menggunakan unit traktor berkapasitas 90-300 Horse Power (HP). Traktor ini ditambah implemen tertentu sesuai kegiatan yang dilakukan.
 
“Pekerjaan-pekerjaan pengolahan lahan seperti  membajak yang bertujuan untuk membongkar dan membalik lapisan tanah dilakukan menggunakan traktor 120-150 HP dengan implemen disc plough 32,” ujar Bambang yang saat wawancara didampingi Staf Humas Andi Firmansyah dan Marhaedy Effendy.
 
Sementara pekerjaan garu untuk meremahkan tanah hasil bajakan dilakukan menggunakan unit traktor 120 -150 HP atau 300 HP dengan implemen plough harrow 36” atau disc harrow 28”. Selanjutnya pekerjaan membuat kairan/lubang tanam menggunakan traktor 90 – 120 HP dengan implemen furrower. “Sementara untuk pekerjaan tanam saat ini masih dilakukan secara manual,” terang Bambang. 
 
Demikian pula pemeliharaan tanaman, baik pada tanaman baru maupun ratoon (keprasan) sebagian besar dilakukan dengan memanfaatkan mesin. Pemupukan menggunakan traktor 90 HP dengan implemen fertilizer applicator. Pengendalian gulma secara kimia atau aplikasi herbisida juga menggunakan traktor dengan kapasitas yang sama, tetapi implemennya boom sprayer.
 
Pemeliharaan lanjutan berupa penggemburan atau kultivasi digunakan traktor 90-120 HP dengan implemen berbeda, yakni disc cultivator atau terra tyne. Khusus pekerjaan kepras tunggul pada tanaman ratoon digunakan implemen stubble shaver. 
 
Tidak semua pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan mesin. “Pemeliharaan yang masih dilakukan secara manual, yakni berupa pengendalian hama, weeding (pencabutan) gulma merambat, dan aplikasi herbisida post emergence,” urai Bambang.
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 298 yang terbit April 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain