Foto: Istimewa
Magot digunakan untuk efisiensi pakan
Depok (AGRINA-ONLINE.COM). Indonesia memiliki setidaknya 4768 spesies ikan tawar dan laut, namun yang diperdagangkan tidak lebih dari 50 spesies. Ini adalah tugas bersama untuk mengembangkan menjadi komoditas andalan bangsa Indonsia dan jadi sumber pendapatan, sumber ekonomi serta dijadikan inovasi baru. Harus mulai dengan komitmen dan siap untuk melaksanakan.
"Target saya, akan ada 100 spesies baru di tahun 2019 yang dapat kita kembangkan dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH),” tegas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam Peresmian Laboratorium Uji BRBIH dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) (8/3).
Berdasarkan laporan Global Innovation Index tahun 2017, peringkat Inovasi negara Indonesia di dunia berada pada urutan ke 88 dari 128 negara. Untuk Asia Tenggara, peringkat inovasi Indonesia pun masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Kolaborasi riset antara berbagai sektor di dalam membangun inovasi teknologi penting adanya. Namun hal ini masih belum terbiasa dilakukan sehingga hasil riset masih terkesan sepenggal-sepenggal dan belum begitu menggiurkan bagi kalangan industri untuk mengembangkannya,” papar Sjarief.
Semangat kolaborasi riset, disampaikan Sjarief, harus dilakukan diantara instansi, agar jalinan kerja sama semakin terbentuk dalam penyempurnaan hasil-hasil riset. Dengan melakukan kalaborasi riset, dapat menghasilkan inovasi yang tepat guna. Menyatukan inovasi yang telah dihasilkan dari beberapa bidang keilmuan menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual lebih yang siap hilirisasi, sebagai solusi dalam menghadapi adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan riset dan mempercepat teraplikasinya hasil riset kepada pengguna.
Dalam rangka mewujudkan kolaborasi riset, BRSDM melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan berbagai instansi, yakni:
1. Pusat Riset Perikanan dengan PT. Biomagg Sinergi Internasional, untuk pengembangan hasil riset pakan ikan alternative dari magot dan turunannya
2. Balai Riset Budidaya Ikan Hias dengan Politeknik Negeri Semarang, untuk pengembangan hasil riset Smart Aquaculture: smart barcoding tanaman hias air
3. Pusat Riset Perikanan dengan Badan Pengelola Waduk Cirata, untuk pemanfaatan hasil riset dengan aplikasi Smart KJA (keramba jaring apung)
"Saya ingin mendorong riset yang dilakukan agar lebih inovatif dan dibutuhkan oleh pengguna. Dengan demikian hasil riset dapat dimanfaatkan dikalangan pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dan masyarakat serta kalangan industri untuk meningkatkan produktivitas yang berdaya saing," tegas Sjarief.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BRSDM turut menyampaikan bahwa tidak cukup hanyak secara konseptual untuk mengembangkan budidaya ikan hias, tapi bagaimana praktik di lapangan, karena itu BRBIH melekati dirinya dengan segala fasilitas terbaik.
Kepala BRSDM pun meresmikan Laboratorium Uji Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH). Pasalnya, pengembangan riset tidak hanya sebatas peningkatan sumber daya manusianya saja, tetapi dibutuhkan penyediaan sarana dan prasarana riset seperti penyediaan laboratorium. Peresmian Laboratorium Uji Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) hari ini sebagai bukti bentuk dukungan dalam mengembangkan riset ikan hias agar menghasilkan inovasi-inovasi untuk membangun industri ikan hias yang berdaya saing.
"Dengan penguatan sarana riset seperti laboratorium, diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat dan kemajuan IPTEK dalam bidang ikan hias, diantaranya yakni memberikan kemajuan dalam bidang penelitian, keberadaan laboratorium mendukung para peneliti untuk berkarya menghasilkan inovasi, paten dalam bidang ikan hias dan menghasilkan publikasi yang beriputasi sehingga ikan hias Indonesia menjadi dikenal secara luas," jelasnya.
Selain itu, penguatan sarana riset laboratorium juga diharap mampu memberikan manfaat bagi kemajuan pendidikan. Terlebih saat ini laboratorium di BRBIH telah menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa dari perguruan tinggi, politeknik, dan siswa sekolah menengah dari berbagai wilayah Indonesia untuk mendalami ilmu pengetahuan dalam bidang ikan hias.
Penguatan sarana riset laboratorium pun turut memberikan manfaat bagi pelaku ikan hias dalam mengembangkan budidaya ikan hias. Di mana laboratorium BRBIH juga menjadi rujukan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dibidang ikan hias baik dari instansi pemerintah maupun swasta.
Sebelumnya, BRBIH telah memiliki 5 Laboratorium untuk mendukung pelaksaan fungsi penelitian dan memberikan pelayanan publik, yakni:
1. Laboratorium Genetik, berfungsi mendukung penelitian genetik
2. Laboratorium Nutrisi, berfungsi mendukung penelitian pakan ikan hias
3. Laboratorium Kualitas Air, mendukung penelitian lingkungan budidaya ikan hias
4. Laboratorium Pakan Alami, mendukung penelitian pakan alami
5. Laboratorium Biologi, mendukung penelitian reproduksi ikan hias
Bebarapa hasil riset yang telah dihasilkan oleh peneliti BRBIH dan telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh pengguna yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, antara lain hasil penelitian pakan ikan alaternatif dari magot, tanaman hias air dan smart keramba jaring apung (KJA).
Kepala Pusat Perikanan Waluyo Sejati Abutohir menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mengajukan pengusulan akreditasi laboratorium bersertifikasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) 17 025 tahun 2017. “Kami berharap proses ini bisa selesai ditahun 2019 ini, sehingga laboratorium ikan hias bisa memberikan jaminan mutu dan pelayanan yang prima kepada pengguna,” terangnya.
"Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita bersama-sama mendorong untuk mengaplikasikan teknologi-teknologi inovasi yang sudah dikembangkan BRSDM. Dan saya mengajak kita semua mari kita meningkatkan nilai manfaat dari keberadaan fasilitas laboratorium yang telah dibangun ini untuk kerja sama riset, kemajuan pendidikan maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang ikan hias," tutup Sjarief.
Hadir dalam acara Peresmian Laboratorium Uji BRBIH dan penandatanganan PKS, Sekretaris BRSDM Maman Hermawan; Kepala Pusat Riset Perikanan; Kepala Pusat Riset Kelautan; Kepala Pusat Pendidikan KP; Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP; Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Depok, Kab. Bogor dan Kota Bogor; Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata, PT Pembangkit Jawa Bali; Direktur PT Biomagg Sinergi Internasional; Direktur Politeknik Negeri Semarang; serta Pejabat eselon III dan IV lingkup BRSDM.
Narasumber:
1. Sjarief Widjaja, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
2. Waluyo Sejati Abutohir, Kepala Pusat Perikanan
3. Idil Ardi, Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias
Galuh Ilmia Cahyaningtyas
Editor: Windi Listianingsih